Baru Sampai Kantor, Sudah Mikirin Makan Siang? Bisa Jadi Otakmu…..

Ilustrasi pegawai kantor cari rekomendasi makan siang
Sumber :
  • iStock

Lifestyle –Pernah merasa seperti ini baru saja duduk di meja kantor, kopi masih hangat, laptop baru dinyalakan tapi pikiran sudah mengembara ke menu makan siang? Tenang, kamu tidak sendirian. Fenomena ini ternyata cukup umum terjadi, terutama di kalangan pekerja kantoran. Tapi, apakah ini murni karena lapar atau ada alasan psikologis di baliknya?

Menurut psikolog klinis dari Cleveland Clinic yang telah menulis banyak buku tentang mindful eating, Dr. Susan Albers, keinginan untuk makan bukan selalu didorong oleh kebutuhan fisik, tapi sering kali berasal dari kebutuhan emosional, stres, atau bahkan kebosanan.

Artikel ini akan mengupas tuntas kenapa banyak dari kita sudah memikirkan makan siang sejak pagi hari, berdasarkan penjelasan valid dari Dr. Albers, lengkap dengan solusi praktisnya.

Lapar atau Sekadar Emosional?

Dr. Susan Albers menjelaskan bahwa salah satu kesalahan terbesar dalam memahami rasa lapar adalah menganggap semua rasa ingin makan berasal dari perut yang kosong. Dalam kenyataannya, ada dua jenis rasa lapar:

  • Lapar fisik, yang datang perlahan, disertai rasa kosong di perut, dan bisa ditunda.
  • Lapar emosional, yang muncul tiba-tiba, didorong oleh perasaan seperti bosan, stres, atau cemas.

Banyak pekerja kantoran yang terjebak dalam pola makan emosional, terutama di pagi hari saat pekerjaan menumpuk dan mood belum stabil. Dalam kondisi seperti itu, otak akan mencari cara cepat untuk merasa nyaman dan makanan adalah salah satu pelarian favorit.

Kebiasaan yang Terbentuk Sejak Lama

Menurut Albers, banyak orang tanpa sadar telah membentuk rutinitas psikologis yakni pagi kerja adalah mikirin makanan. Ini bisa jadi karena:

  • Kebiasaan reward pagi ("Kalau udah kerja sejam, boleh deh pesan nasi padang.")
  • Jam tubuh yang terbiasa ngemil sejak pagi
  • Lingkungan kerja yang penuh godaan, seperti aroma makanan rekan kerja atau iklan makanan di ponsel

Albers menyebutnya sebagai eating cue atau pemicu makan. Begitu otak mengenali pola lingkungan tertentu, ia secara otomatis mengaitkannya dengan makan, meskipun tubuh tidak benar-benar lapar.

Efek Biologis dari Makan Cepat Pagi Hari

Menariknya, menurut Cleveland Clinic, sarapan dengan kandungan gula tinggi seperti roti manis, donat, atau kopi susu bisa menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat dan kemudian jatuh drastis dalam 1–2 jam. Akibatnya, tubuh akan merasa lemas, otak kabur, dan sinyal lapar akan kembali muncul meskipun baru saja makan.

Ini disebut sebagai sugar crash, dan Albers menjelaskan bahwa banyak orang tidak menyadari bahwa jenis makanan sarapan yang mereka konsumsi justru membuat mereka merasa lapar lagi dalam waktu singkat.

Kaitan Antara Stres dan Makan Berlebihan

Pagi hari di kantor sering kali penuh tekanan seperti e-mail menumpuk, rapat mendadak, atau suasana hati atasan yang sulit ditebak. Albers menekankan bahwa stres meningkatkan hormon kortisol, yang mendorong keinginan untuk makan makanan tinggi lemak dan gula.

Ini bukan soal kurang disiplin, tapi mekanisme bertahan hidup yang dipicu oleh tubuh sendiri. Tubuh kita menganggap stres sebagai ancaman, dan makanan tinggi energi adalah cara cepat untuk menenangkan sistem saraf.

Strategi Mengatasi “Lapar Palsu” Menurut Dr. Albers

Untungnya, ada banyak cara yang direkomendasikan oleh Dr. Susan Albers untuk mengelola keinginan makan impulsif di pagi hari:

1. Praktik Mindful Eating

Sebelum memutuskan makan, tanyakan pada diri sendiri: “Apakah saya benar-benar lapar, atau hanya bosan atau stres?” Mindful eating adalah tentang menghubungkan kembali antara tubuh dan pikiran.

2. Ganti Camilan Tinggi Gula dengan Protein dan Serat

Contohnya: telur rebus, Greek yogurt tanpa gula, kacang almond, atau potongan apel. Makanan ini membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil dan membuat kenyang lebih lama.

3. Atur Sarapan Lebih Seimbang

Makanan dengan kombinasi protein, serat, dan sedikit lemak sehat akan memberikan energi yang bertahan lama tanpa menyebabkan sugar crash.

4. Jadwalkan Waktu Camilan dengan Sadar

Jika kamu memang butuh camilan sebelum makan siang, tentukan waktunya dan siapkan makanan sehat. Ini lebih baik dibanding ngemil impulsif karena tergoda iklan makanan.

5. Alihkan Perhatian Secara Aktif

Ketika muncul keinginan kuat untuk makan padahal belum waktunya, coba alihkan fokus dengan aktivitas singkat seperti jalan ke luar ruangan, merapikan meja, atau mendengarkan musik santai.

Kapan Perlu Konsultasi ke Profesional?

Jika keinginan makan di luar jam normal terjadi setiap hari dan sulit dikendalikan, Dr. Albers menyarankan untuk berbicara dengan psikolog atau ahli gizi. Bisa jadi ada kondisi yang mendasari, seperti gangguan makan emosional atau stres kronis yang belum ditangani.

Mikiran soal makan siang sejak pagi sebenarnya adalah gejala umum dari ketidakseimbangan antara kebutuhan fisik dan emosional. Dengan mengenali sinyal tubuh secara jujur dan menerapkan strategi dari Dr. Susan Albers, kita bisa belajar makan lebih sadar, sehat, dan tidak impulsive meskipun godaan nasi padang atau ayam geprek terus menggoda di pikiran.

Jadi, lain kali saat baru sampai kantor dan langsung ingin pesan makanan, tarik napas dalam-dalam dan tanyakan ke diri sendiri “Apa saya benar-benar lapar?” Jawaban jujurnya bisa mengubah cara kamu memandang makanan dan dirimu sendiri.