Liburan Bisa Turunkan Risiko Serangan Jantung? Ini Penjelasan Ahli Kardiologi

Ilustrasi jantung
Sumber :
  • Freepik

 

Studi ini menunjukkan bahwa liburan bukanlah kemewahan, melainkan kebutuhan untuk menjaga kesehatan jantung. Liburan memberi tubuh kesempatan untuk mengistirahatkan sistem saraf simpatis, bagian dari sistem saraf yang aktif saat kita stres. Saat stres menurun, denyut jantung melambat, tekanan darah menurun, dan produksi hormon stres seperti kortisol berkurang.

 

Tak hanya itu, sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association (JAMA) menunjukkan bahwa liburan teratur dapat menurunkan angka kematian akibat penyakit kardiovaskular sebesar 17 persen. Studi ini melibatkan lebih dari 1.500 pria usia menengah yang dipantau selama 40 tahun. Peneliti menemukan bahwa partisipan yang tetap mengambil liburan setiap tahun memiliki kondisi jantung yang lebih stabil, meski gaya hidup dan pola makan mereka tak jauh berbeda dari yang tidak liburan. Artinya, istirahat mental yang hanya bisa didapat melalui jeda seperti liburan mempunyai pengaruh besar terhadap kelangsungan hidup seseorang.

 

Sementara itu, professor di bidang psikologi dan psikiatri dari University of Pittsburgh, Dr. Karen Matthews menjelaskan bahwa istirahat mental berperan penting dalam menurunkan beban jantung.

 

“Ketika seseorang dalam kondisi tenang dan rileks, pembuluh darah lebih terbuka, sirkulasi darah menjadi lebih baik, dan risiko peradangan di dalam tubuh—penyebab utama penyakit jantung—berkurang secara signifikan,” jelasnya.