Kenapa Hidup Terasa Lebih Berat Setelah Usia 30? Menurut Psikologi

Ilustrasi sulitnya menjadi dewasa
Sumber :
  • Freepik

LifestyleBanyak orang merasa hidup semakin berat setelah memasuki usia 30. Tuntutan pekerjaan, keluarga, dan ekspektasi sosial sering kali membuat kita merasa tertekan. Namun, menurut psikolog Annie Wright, LMFT, perasaan ini mungkin lebih kompleks dari sekadar stres biasa.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi alasan psikologis di balik perasaan tersebut dan bagaimana cara menghadapinya. Pertama mari bahas apa yang berubah setelah seseorang berusia 30 tahun. 

1. Peningkatan Tanggung Jawab

Pada usia 30-an, banyak individu mulai merasakan peningkatan tanggung jawab, baik dalam karier, keluarga, maupun keuangan. Peran sebagai pemimpin, pasangan, atau orang tua sering kali membawa beban emosional yang signifikan.

2. Ekspektasi Sosial yang Meningkat

Masyarakat sering kali memiliki ekspektasi tinggi terhadap individu yang memasuki usia 30-an, seperti menikah, memiliki anak, atau mencapai kesuksesan profesional. Tekanan ini dapat menambah stres dan perasaan tidak cukup.

3. Perubahan Fisik dan Energi

Seiring bertambahnya usia, tubuh mengalami perubahan, seperti penurunan energi dan stamina. Hal ini dapat mempengaruhi kesejahteraan fisik dan mental seseorang.

Annie Wright, LMFT, menjelaskan bahwa bagi mereka yang memiliki latar belakang trauma relasional, usia 30-an dan 40-an bisa terasa lebih menantang.

"Jika hidup adalah rumah kiasan yang dibangun di atas fondasi kiasan, mereka yang berasal dari latar belakang trauma relasional hampir selalu memiliki retakan di fondasi kiasan mereka yang tidak dimiliki oleh mereka yang berasal dari latar belakang non-trauma,” kata dia dikutip dari laman Psychology Today, Sabtu 13 September 2025.

Trauma relasional, seperti pengalaman masa kecil dengan pengasuh yang tidak konsisten atau hubungan yang tidak aman, dapat meninggalkan dampak psikologis yang mendalam. Meskipun pada masa muda kita mungkin tidak menyadari dampaknya, pada usia 30-an dan 40-an, tanggung jawab hidup yang meningkat dapat menguji fondasi psikologis tersebut.

Faktor-Faktor Pemicu Perasaan Berat Setelah 30

1. Tanggung Jawab Relasional yang Meningkat

Pada usia 30-an, individu sering kali menghadapi tanggung jawab relasional yang lebih besar, seperti membina hubungan yang lebih dalam, merawat anak, atau mendukung pasangan. Tanggung jawab ini dapat mengungkapkan "retakan" dalam fondasi psikologis seseorang.

2. Perubahan dalam Cara Menghadapi Stres

Strategi koping yang mungkin efektif di masa muda, seperti menghindari masalah atau menekan emosi, mungkin tidak lagi efektif pada usia 30-an. Hal ini dapat menyebabkan perasaan cemas, marah, atau bahkan depresi.

3. Perbandingan Sosial yang Meningkat

Media sosial dan lingkungan sekitar sering kali menampilkan gambaran hidup yang sempurna, yang dapat memicu perasaan tidak cukup atau gagal jika pencapaian pribadi tidak sesuai dengan standar tersebut.

Dampak Perasaan Berat Setelah 30

1. Kesehatan Mental yang Menurun

Perasaan cemas, stres, dan depresi dapat meningkat seiring dengan bertambahnya usia, terutama jika tidak ada dukungan atau strategi koping yang efektif.

2. Kesehatan Fisik yang Terganggu

Stres yang berkepanjangan dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, tidur, dan kesejahteraan fisik secara keseluruhan.

3. Hubungan Interpersonal yang Terganggu

Perasaan tidak cukup atau stres dapat mempengaruhi kualitas hubungan dengan pasangan, keluarga, dan teman-teman.

Cara Menghadapi Perasaan Berat Setelah 30

1. Mengenali dan Mengakui Perasaan

Langkah pertama adalah menyadari dan mengakui perasaan yang muncul. Mengabaikan atau menekan perasaan hanya akan memperburuk keadaan.

2. Mencari Dukungan Profesional

Terapi dengan profesional, seperti psikolog atau terapis, dapat membantu individu memahami dan mengatasi trauma masa lalu serta mengembangkan strategi koping yang sehat.

3. Mengembangkan Strategi Koping yang Sehat

Berlatih mindfulness, meditasi, atau teknik relaksasi lainnya dapat membantu mengelola stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.

4. Membangun Jaringan Dukungan Sosial

Berbicara dengan teman, keluarga, atau bergabung dengan kelompok dukungan dapat memberikan rasa memiliki dan mengurangi perasaan kesepian.