Mau Resign Tapi Gagal Terus? Mungkin Ini 5 Alasan Kamu Belum Benar-Benar Siap
- Freepik
Dalam psikologi perilaku, manusia lebih mudah berubah saat rasa sakit melebihi rasa nyaman. Menurut motivator dan pakar perilaku dari AS, Tony Robbins orang berubah bukan karena mereka mau, tapi karena mereka harus. Jika rasa sakitnya belum dianggap cukup besar oleh otak, maka otak akan terus mencari alasan untuk bertahan. Artinya, meski kamu merasa tidak bahagia di pekerjaanmu sekarang, rasa takutmu terhadap ketidakpastian di luar sana lebih besar daripada rasa sakit yang kamu alami. Jadi kamu terus menunda. Refleksinya: Apakah kamu benar-benar tidak tahan, atau kamu masih diam-diam berharap situasi membaik dengan sendirinya?
2. Kamu Terjebak dalam “False Hope Syndrome”
False Hope Syndrome adalah istilah dalam psikologi yang menggambarkan kecenderungan seseorang untuk menetapkan target yang tidak realistis, lalu kecewa, namun tetap mengulang pola yang sama. Setiap awal bulan kamu berjanji akan mulai cari kerja, perbaiki CV, atau bangun jaringan. Tapi akhirnya kamu kembali tenggelam dalam siklus pekerjaan yang menyita tenaga dan waktu.
Psikolog klinis dari University of Toronto, Dr. Janet Polivy menjelaskan bahwa ketika harapan tidak realistis, kita justru menciptakan lingkaran kegagalan yang memperkuat rasa tidak mampu. Jadi bukan hanya soal malas, tapi karena targetmu sendiri terlalu berat tanpa rencana yang konkret. Solusinya? Mulai dari langkah kecil yang konsisten.