Sering Lupa di Usia Muda? Mungkin Bukan Sekadar Lelah, Ini Penjelasan Medisnya!

Ilustrasi anak muda
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Banyak anak muda mengeluhkan sering lupa mulai dari lupa menaruh kunci, lupa janji, hingga lupa materi ujian padahal baru dibaca semalam. Padahal, stigma selama ini menyebut pelupa identik dengan orang tua.

Tapi faktanya, generasi muda juga kerap mengalami keluhan ini. Pertanyaannya apakah ini hal wajar atau tanda gangguan yang lebih serius? Menurut Dr. Gary Small, profesor psikiatri dan pakar neurologi dari UCLA yang juga menulis buku "The Memory Bible", keluhan lupa di usia muda bisa jadi tanda tubuh atau otak sedang berada dalam tekanan tertentu.

“Sering kali, gangguan memori jangka pendek di usia muda lebih dipicu oleh gaya hidup seperti stres, kurang tidur, atau multitasking ekstrem, bukan karena kerusakan otak permanen,” jelas Dr. Small.

Penyebab Umum Sering Lupa di Usia Muda

1. Kurang Tidur

Tidur adalah waktu tubuh merekam dan menyimpan memori. Saat tidur terganggu baik karena insomnia, begadang, atau kualitas tidur buruk—otak tidak sempat “memindahkan” ingatan jangka pendek ke memori jangka panjang.

“Kurang dari enam jam tidur berkualitas per malam selama beberapa hari berturut-turut akan langsung berdampak pada penurunan kemampuan mengingat dan konsentrasi,” Small menekankan.

2. Stres dan Kecemasan

Kondisi stres membuat otak fokus pada survival mode. Ketika seseorang panik atau tertekan, otak cenderung menyimpan informasi yang berkaitan dengan “bahaya” dan mengabaikan detail-detail sehari-hari yang justru penting.

3. Multitasking Berlebihan

Banyak generasi muda terbiasa bekerja sambil membuka media sosial, mendengarkan musik, bahkan membalas chat. Otak tidak dirancang untuk melakukan banyak hal dalam satu waktu. Akibatnya, informasi tidak diproses secara mendalam dan mudah terlupakan.

4. Kurang Nutrisi Otak

Kekurangan vitamin B12, omega-3, dan zat besi bisa menurunkan kemampuan kognitif. Begitu pula konsumsi makanan ultra-proses tinggi gula dan lemak trans yang bisa mempercepat peradangan otak.

5. Kebiasaan Merokok dan Alkohol

Zat-zat dalam rokok dan alkohol memengaruhi sirkulasi darah ke otak dan mempercepat penuaan sel saraf. Jika dilakukan sejak muda, efek pelupa bisa muncul lebih dini.

Ciri-Ciri Lupa yang Masih Wajar vs Tidak Wajar

Lupa yang masih wajar:

  • Lupa menaruh benda tapi bisa menemukannya kembali
  • Lupa nama orang tapi mengingat wajah
  • Lupa hal kecil saat sedang stres atau lelah

Lupa yang perlu waspada:

  • Lupa arah jalan pulang
  • Lupa fungsi benda sehari-hari (misalnya, tidak tahu cara memakai sendok)
  • Tidak bisa mengingat kejadian besar dalam hidup (seperti acara keluarga kemarin)
  • Disertai perubahan suasana hati atau kepribadian yang drastis

Small menambahkan, jika keluhan lupa terjadi terus-menerus dan disertai gejala lain seperti kesulitan bicara, emosi tidak stabil, atau disorientasi waktu/tempat, segera konsultasikan ke dokter. Bisa jadi itu bukan hal sepele.

Apakah Bisa Jadi Tanda Awal Demensia?

Demensia, termasuk Alzheimer, memang lebih banyak menyerang lansia. Namun, ada kasus yang disebut Young-Onset Dementia dimulai pada usia 30 hingga 60 tahun. Tapi menurut Small, ini sangat jarang.

“Lupa sesekali di usia 20–30-an tidak serta-merta berarti Alzheimer. Namun, jika ada riwayat keluarga dan gejala yang konsisten, penting untuk diperiksa lebih dini,” kata dia.

Cara Meningkatkan Daya Ingat Sejak Usia Muda

1. Tidur 7–9 Jam Setiap Malam

Tidur yang cukup memberi kesempatan otak untuk memperkuat koneksi saraf dan menyimpan memori baru.

2. Latih Otak Secara Aktif

Bermain teka-teki, belajar bahasa baru, membaca buku, atau sekadar menghafal lirik lagu bisa menjaga elastisitas otak.

3. Kurangi Distraksi

Hindari multitasking berlebihan. Fokus pada satu tugas membuat otak menyimpan informasi lebih baik.

4. Konsumsi Makanan Penunjang Otak

Perbanyak makanan tinggi antioksidan dan lemak sehat seperti alpukat, ikan berlemak, kacang-kacangan, dan sayuran hijau.

5. Aktif Bergerak

Olahraga teratur, minimal 30 menit per hari, meningkatkan aliran darah ke otak yang membantu fungsi kognitif.

6. Kelola Stres

Latihan pernapasan, meditasi, journaling, atau sekadar jalan kaki di alam bisa membantu menurunkan kadar kortisol yang merusak memori.

Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Jika sering lupa mulai mengganggu pekerjaan, hubungan sosial, atau membuat Anda frustrasi, konsultasi dengan ahli saraf atau psikiater adalah langkah bijak.

Small menyarankan pemeriksaan awal dengan tes neuropsikologi sederhana.

“Kadang hanya dengan mengubah kebiasaan tidur atau pola makan, gejala sudah membaik. Tapi deteksi dini sangat penting jika memang ada gangguan neurologis,” tegasnya.

Jika kamu merasa sering pelupa akhir-akhir ini, mungkin ini saatnya bukan hanya menyalahkan kelelahan, tapi mulai menjaga otak seperti kamu menjaga tubuhmu, dengan penuh perhatian.