Pemasaran Makanan Tidak Sehat Berdampak Serius Pada Masalah Kesehatan Anak di Indonesia

Ilustrasi obesitas pada anak dan remaja
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Masalah obesitas di kalangan anak-anak di Indonesia menjadi perhatian serius. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 19,7 persen anak-anak usia 5 hingga 12 tahun mengalami obesitas. Salah satu penyebab angka obesitas yang cukup tinggi di kalangan anak-anak di Indonesia adalah konsusmi makanan dan minuman yang tidak sehat.

“19,7 persen anak usia 5-12 tahun, 14,3 persen anak usia 13-18 tahun mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Lebih dari separuh anak-anak usia 5-19 tahun mengonsumsi setidaknya satu minuman berpemanis setiap hari,” kata Direktur Penyakit Tidak Menulaar Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi dalam acara virtual meeting Diseminasi Hasil Studi ‘Pemasaran Makanan yang Tidak Sehat’  Kamis 10 Juli 2025.

Konsumsi makanan dan minuman tidak sehat di kalangan anak-anak dan remaja di Indonesia sendiri tidak lepas dari pengaruh media sosial. Pemasaran melalui platform media sosial yang menarik visual mata membuat mereka tergoda untuk mengonsumsi makanan tidak sehat.

“Penampilan, aroma dan penyajian makanan sangat memengaruhi pilihan mereka. Padahal makanan ini jelas bisa dibilang rendah gizinya, tinggi gula, garam dan lemak,” kata Core Research Fix My Food, Syafa Syahrini.

Seperti diketahui pengguna media sosial di tanah air mencapai 167 juta pengguna yang mana remaja tercatat sebagai kelompok pengguna internet paling aktif, dengan tingkat penetrasi internet mencapai 99,1% untuk usia 13–18 tahun. Akses internet di kalangan anak-anak dan remaja, kondisi ini menjadikan anak-anak dan remaja sangat rentan terhadap pengaruh promosi digital yang tidak sehat.

Di sisi lain dalam Studi Terbaru UNICEF bertajuk ‘Penggunaan Media Sosial untuk Mempromosikan Konsumsi Makanan dan Minuman yang Tidak Sehat di Kalangan Anak-anak di Indonesia' menganalisis 295 iklan di tiga platform media sosial Instagram, Facebook dan X. Dari 295 iklan yang dianalisis mayoritas produk makanan yang dipromosikan adalah makanan ringan, makanan olahan dan makanan cepat saji yang mana rendah gizi.

“Mayoritas dari produk tersebut melebihi ambang batas WHO. Gula total 96 persen, lemak jenuh 100 persen lemak total 77 persen, natrium 77 persen dan energi 100 persen,” kata Nutrition Specialist UNICEF Indonesia, David Coloma.