Dari Jigong ke Diabetes? Begini Hubungan Gigi dan Gula Darah
- Freepik
Gula darah yang tinggi membuat daya tahan tubuh terhadap infeksi menurun. Akibatnya, penderita diabetes lebih mudah mengalami peradangan di gusi dan lebih sulit sembuh jika terjadi luka. Dr. Cefalu menjelaskan bahwa aliran darah ke jaringan gusi bisa terganggu akibat komplikasi diabetes, sehingga area mulut jadi lebih rentan terhadap bakteri.
2. Penyakit Gusi Bisa Memperburuk Diabetes
Ketika gusi mengalami peradangan, tubuh akan memproduksi sitokin, yaitu protein yang menandakan terjadinya infeksi atau inflamasi. Masalahnya, sitokin ini bisa mengganggu kerja insulin, hormon yang bertugas menurunkan kadar gula darah. Hasilnya, gula darah jadi sulit dikontrol, meskipun penderita sudah menjalani pengobatan rutin.
“Peradangan di mulut bersifat sistemik. Jadi bukan hanya lokal di gusi, tapi bisa berimbas ke seluruh tubuh—termasuk ke proses metabolisme glukosa,” jelas Dr. Cefalu.
Sejumlah penelitian memperkuat hubungan antara penyakit gusi dan diabetes. Misalnya studi dari Journal of Dental Research menemukan bahwa penderita periodontitis memiliki risiko 2–3 kali lipat lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes tipe 2.
Selain itu, penelitian di Jepang menunjukkan bahwa pasien diabetes yang mendapatkan perawatan gusi rutin mengalami penurunan kadar HbA1c (penanda rata-rata gula darah) sebesar 0,4%–0,6%. Ini setara dengan efek dari beberapa obat diabetes ringan.
Sebuah review dalam Journal of Clinical Periodontology juga mengungkap bahwa inflamasi akibat periodontitis bisa menjadi pemicu inflamasi sistemik yang memperburuk resistensi insulin.