Hati-Hati Senang Makanan atau Minum dalam Keadaan Panas Bisa Sebabkan Kanker?

Ilustrasi teh panas
Ilustrasi teh panas
Sumber :
  • Pixaby

 

Setelah memahami definisi makanan atau minuman yang terlalu panas dalam konteks ini. Mari kita lanjutkan dengan pembahasan terkait penilaian WHO soal minuman panas yang mungkin menyebabkan kanker. Kembali ke tahun 2016, dimana saat itu IARC secara resmi mengklasifikasikan minuman yang dikonsumsi dalam suhu sangat panas sebagai 'kemungkinan karsinogenik bagi manusia' (kategori 2A).

 

Kategori ini menandakan bahwa ada cukup bukti dari studi pada hewan serta bukti terbatas dari studi manusia untuk menunjukkan bahwa konsumsi minuman sangat panas dapat meningkatkan risiko kanker, terutama kanker esofagus atau kanker kerongkongan. Menariknya, dalam pengumuman resminya, IARC menekankan bahwa bukan kandungan dari minuman seperti teh atau kopi yang menyebabkan kanker, melainkan suhu panasnya. Cedera akibat suhu tinggi yang terus-menerus mengenai jaringan kerongkongan diduga sebagai pemicu utama risiko kanker tersebut.

 

Sementara itu dalam penelitian terkait hubungan antara suhu makanan atau minuman dengan kanker bukanlah hal baru. Salah satu studi paling terkenal datang dari Provinsi Golestan di Iran, yang merupakan wilayah dengan prevalensi tinggi kanker esofagus. Dalam studi tersebut, lebih dari 50 ribu orang dewasa dipantau selama sekitar 10 tahun. Hasilnya cukup mengejutkan, mereka yang rutin mengonsumsi teh pada suhu 65°C atau lebih, terutama lebih dari 700 ml per hari, memiliki risiko kanker esofagus yang jauh lebih tinggi dibanding mereka yang meminumnya pada suhu lebih rendah.

Penelitian serupa juga dilakukan di Amerika Selatan, khususnya di negara seperti Argentina dan Uruguay, di mana konsumsi mate (teh herbal lokal yang disajikan sangat panas) menjadi kebiasaan sehari-hari. Hasilnya sejalan yakni risiko kanker esofagus meningkat signifikan pada mereka yang terbiasa minum mate panas.