Gedebak-Gedebuk Saat Mandi, Emang Cowok Harus Seheboh Itu Sama Air?
- Pixaby
Lifestyle –Pintu kamar mandi tertutup, tapi dari dalam terdengar suara gayung dibanting, air menyiram lantai, dan kadang ember jatuh tanpa sebab. Kalau kamu tinggal serumah dengan laki-laki, besar kemungkinan kamu pernah mendengar 'konser air' ini.
Beberapa orang menyebutnya mandi, tapi kalau dilihat dari efek suaranya, lebih cocok disebut gladiator show versi kamar mandi. Saking seringnya, hal ini bahkan sudah jadi meme tersendiri 'Kalau cowok mandi itu bukan bersih-bersih, tapi kayak lagi perang'. Lucu, iya. Aneh? Mungkin. Tapi, kenapa sih cowok mandi bisa seheboh itu?
Mari kita kulik dengan cara ringan, fun, tapi juga didukung penjelasan ilmiah dari pakar psikologi dan studi sosial. Karena ternyata, suara gedebak-gedebuk itu bukan cuma karena mereka ceroboh. Bisa jadi, itu cara mereka mengatur stres!
Secara kasat mata, mandi versi cowok biasanya sangat sederhana. Cukup sabun 3-in-1 (bisa untuk rambut, badan, dan kadang cuci muka), gayung, dan kadang tanpa handuk. Tapi anehnya, durasi mandinya bisa lebih lama dari cewek yang pakai lima produk skincare.
Paling bikin heran tentu saja suaranya 'byur, gedebuk, srot-srot', ditutup dengan suara besar seperti mau muntah atau mau buang reak. Bahkan, suara-suara itu bisa jadi indikator siapa yang sedang mandi. Nggak heran kalau banyak ibu, istri, atau teman kos yang langsung bisa menebak, 'Itu pasti si bapak atau Andi yang lagi mandi'.
Mari kita bahas dari sisi psikologis terkait dengan fenomena tersebut. Secara psikologis, mandi sendiri merupakan ritual sensorik dan tempat bebas ekspresi baik pria maupun wanita. Menurut psikolog dari University College London, Dr. John Barr yang meneliti perbedaan gaya coping pria dan wanita, laki-laki cenderung meluapkan emosi melalui aktivitas fisik. Saat stres, mereka lebih suka olahraga, kerja fisik, atau aktivitas sensorik lainnya.
Nah, mandi, dengan guyuran air dingin, gerakan cepat, dan suara keras, secara tak sadar jadi bentuk pelampiasan. Air yang disiram dengan keras memberi efek sensorik yang kuat. Itu sebabnya banyak pria merasa lebih segar dan 'lega' setelah mandi.
Hal ini diperkuat dengan penelitian dalam Journal of Sensory Studies, yang menyebutkan bahwa aktivitas sensorik seperti menyiram air atau membuat gerakan fisik yang intens bisa membantu mengurangi ketegangan saraf. Jadi, ketika cowok menyiram air sambil berteriak atau menepuk-nepuk tubuh, itu semacam terapi stres alami.
Sementara itu, sosiolog yang juga pakar maskulinitas, Dr. Michael Kimmel, menjelaskan bahwa pria sering kekurangan ruang aman untuk mengekspresikan diri. Sejak kecil, banyak laki-laki diajarkan untuk 'tahan tangis', 'jangan lembek', atau 'jangan terlalu banyak bicara soal perasaan'.
Kamar mandi adalah satu dari sedikit ruang privat di mana mereka bisa bebas, entah itu melamun, bicara sendiri, atau bernyanyi dengan suara sumbang. Momen ini jadi semacam safe zone yang nggak bisa didapat di ruang sosial lain. Mungkin inilah kenapa suara dari dalam kamar mandi bisa terdengar seperti orang lagi konser atau adu kungfu. Karena itu satu-satunya tempat di mana mereka bisa ekspresif, tanpa harus menjaga citra.
Tapi kenapa mandi harus seheboh itu bagi pria? Ternyata, mandi 'heboh' itu kadang lebih dari sekadar bersih-bersih. Ada unsur permainan dan nostalgia di dalamnya. Ingat masa kecil saat kita main air, siram-siraman, atau mandi hujan? Laki-laki cenderung menyukai aktivitas fisik yang melibatkan elemen alam, termasuk air.
Dalam artikel dari Psychology Today, disebutkan bahwa pria lebih menyukai pengalaman langsung dan kinestetik. Jadi ketika mereka menyiram air dengan keras, atau sengaja membasahi lantai seisi kamar mandi, itu bisa jadi bentuk kesenangan pribadi.
Selain itu, kebiasaan heboh ini mungkin terbentuk dari tontonan masa kecil seperti film aksi, anime, atau game. Karakter jagoan selalu mandi dengan cepat dan berisik, kadang sambil mikir strategi. Nggak heran, banyak cowok yang subconsciously meniru gaya ini.
Multitasking Ala Laki-Laki di Kamar Mandi
Mungkin banyak yang nggak tahu, tapi cowok sering multitasking saat mandi. Ada yang sambil:
Dengerin playlist galau
Merancang rencana kerja
Menghafal presentasi
Berdialog imajiner: "Harusnya tadi gue jawab gitu ke bos..."
Itu sebabnya durasi mandi bisa panjang, meski alat mandi tetap minimalis. Otak mereka aktif bekerja, tapi tubuh tetap bergerak dan ini sangat membantu proses berpikir. Penelitian dari University of California menyebut bahwa aktivitas fisik ringan sambil berpikir bisa meningkatkan daya kreasi dan menyusun logika lebih baik.
Jadi kalau kamu dengar cowok mandi 30 menit tapi cuma pakai sabun satu jenis, jangan heran. Bisa jadi, dia sedang menyusun strategi hidup!
Sementara itu, menurut Dr. Scott Barry Kaufman, aktivitas repetitif dan ritmis (seperti menyiram air, mengetuk-ngetuk tubuh, atau menyeka lantai) bisa memberikan efek menenangkan seperti meditasi. Itu sebabnya cowok keluar dari kamar mandi dengan ekspresi puas meski lantai becek dan ember nyaris rusak.
Di satu sisi, ini bisa jadi tanda bahwa mereka butuh tempat aman untuk menyalurkan energi atau stres. Di sisi lain, kita juga perlu mengingatkan soal etika berbagi ruang dan air, apalagi kalau tinggal bersama orang lain.
Jadi, kalau kamu melihat hal tersebut terjadi pada ayah, suami atau saudara laki-lakimu maka kamu cukup memerhatikannya. Jika mandi heboh itu bagian dari coping mechanism dan tidak mengganggu orang lain, sah-sah saja. Tapi kalau sampai air meluber, suara mengganggu tetangga, atau kamar mandi jadi rusak, tentu perlu dikomunikasikan.
Alih-alih langsung marah, cobalah pahami bahwa bunyi-bunyi itu bisa jadi bahasa tubuh mereka untuk bilang, "Aku lagi butuh waktu sendiri." Bisa juga dijadikan bahan candaan ringan agar komunikasi rumah tangga jadi lebih hangat.
Mandi mungkin terdengar sepele. Tapi buat sebagian cowok, itu satu-satunya waktu di mana mereka bisa merasa bebas, ekspresif, dan jujur dengan diri sendiri—tanpa harus berpura-pura kuat di depan dunia. Jadi, lain kali kamu dengar suara gedebak-gedebuk dari kamar mandi, tahan dulu untuk ngomel. Siapa tahu, itu bukan ember yang jatuh. Tapi beban hidup yang sedang coba mereka lepas. Percayalah, setelah mandi heboh itu, biasanya mereka keluar dengan wajah lebih segar, siap menghadapi hidup yang nggak kalah berisik.
Tertarik dengan artikel lucu tapi ilmiah lainnya soal kebiasaan sehari-hari? Jangan lupa ikuti kami terus!