Mengapa Susah Move On Setelah Liburan dari Jepang?
- Pixaby
Selain itu, estetika Jepang mulai dari arsitektur tradisional, taman zen yang menenangkan, hingga pemandangan alam yang memukau ternyata berkontribusi membentuk pengalaman liburan yang sangat memikat. Ahli psikologi lingkungan, Dr. Roger Ulrich menyebut konsep Healing Environment di mana lingkungan yang tertata dengan baik dan estetis dapat mempercepat pemulihan mental dan mengurangi stres.
Pengaruh Novelty dan Kontras dengan Kehidupan Sehari-hari
Liburan ke Jepang memberikan sensasi baru atau novelty bagi banyak orang. Otak kita cenderung mengaktifkan pusat reward ketika mengalami hal-hal baru yang menyenangkan. Sensasi ini memperkuat kenangan positif dan membuat kita ingin mengulang pengalaman tersebut.
Kontras antara tekanan hidup sehari-hari dengan ketenangan dan keindahan di Jepang memperkuat efek ini. Dalam psikologi, ada teori adaptasi hedonik yang menjelaskan bahwa manusia cepat menyesuaikan diri dengan kebahagiaan atau kesedihan sehingga kebahagiaan dari hal sehari-hari cenderung menurun seiring waktu.
Pakar kebahagiaan dari University of California, Dr. Sonja Lyubomirsky menyebutkan bahwa novelty bisa membantu mengatasi adaptasi hedonik. Karena liburan di Jepang sangat berbeda dengan rutinitas, kenangan indah itu cenderung lebih tahan lama.
Liburan sebagai Bentuk Pelarian Psikologis
Liburan sering kali menjadi pelarian dari tekanan pekerjaan, masalah pribadi, dan rutinitas yang membosankan. Saat di Jepang, banyak wisatawan merasakan kebebasan dan kedamaian yang langka mereka temui sehari-hari.