Pipis Terasa Panas atau Perih? Ini 6 Penyebabnya yang Perlu Diwaspadai
- Freepik
Lifestyle –Pernahkah kamu mengalami sensasi panas atau perih saat buang air kecil? Rasa tidak nyaman itu sering kali dianggap sepele, padahal bisa jadi sinyal adanya gangguan pada saluran kemih. Tak sedikit orang menunda memeriksakan diri karena mengira itu hanya masalah ringan.
Padahal, pipis yang terasa panas atau perih atau dalam dunia medis disebut disuria ini bisa menjadi gejala awal dari infeksi saluran kemih (ISK), iritasi karena bahan kimia, hingga efek samping obat-obatan tertentu. Untuk itu, penting memahami apa saja penyebabnya dan bagaimana penanganan yang tepat. Artikel ini akan membahas 6 penyebab umum disuria, lengkap dengan penjelasan dari pakar urologi.
Sebelum itu, mari kita bahas terkait apa yang terjadi pada tubuh saat pipis terasa perih. Buang air kecil adalah fungsi penting dalam tubuh untuk membuang limbah cair. Rasa perih atau terbakar saat buang air kecil biasanya menandakan adanya inflamasi, infeksi, atau iritasi pada uretra (saluran keluarnya urin), kandung kemih, atau organ di sekitarnya.
Menurut urolog dari Cleveland Clinic, Dr. Courtenay Moore nyeri saat buang air kecil bisa berasal dari infeksi bakteri, reaksi kimia terhadap produk perawatan tubuh, atau kondisi lain seperti batu ginjal. Oleh karena itu, diagnosis tepat sangat penting untuk menghindari komplikasi lebih lanjut. Berikut ini 6 penyebab umum mengapa sensasi rasa panas atau perih saat buang air kecil.
1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Penyebab paling umum dari pipis yang terasa panas atau perih adalah ISK. Infeksi ini bisa terjadi di ginjal, kandung kemih, uretra, atau ureter. ISK lebih sering menyerang wanita karena uretra wanita lebih pendek dibanding pria, sehingga bakteri lebih mudah mencapai kandung kemih.
Gejala ISK biasanya meliputi:
Rasa terbakar saat buang air kecil
Sering ingin pipis
Urin keruh atau berbau tajam
Terkadang disertai demam
Menurut profesor urologi di Saint John’s Cancer Institute, Dr. Jennifer Linehan wanita harus ekstra waspada karena bahkan kebersihan yang kurang sempurna bisa memicu ISK. Untuk penanganan umumnya menggunakan antibiotik yang diresepkan setelah pemeriksaan urin.
2. Iritasi Uretra Akibat Produk Kimia
Sabun dengan pewangi, pembersih kewanitaan, spermisida, dan pelumas intim bisa menyebabkan iritasi pada uretra atau vagina, terutama jika kulitmu sensitif. Urolog dari Lenox Hill Hospital New York, Dr. Elizabeth Kavaler menyatakan, iritasi kimiawi dapat meniru gejala ISK, tapi tanpa infeksi bakteri. Perbedaan utamanya adalah tidak ada demam atau nyeri pinggang, dan gejala akan mereda setelah penggunaan produk dihentikan. Solusi utamanya adalah menghindari produk dengan bahan keras dan beralih ke pembersih hipoalergenik.
3. Infeksi Menular Seksual (IMS)
Beberapa IMS seperti klamidia, gonore, atau herpes genital juga menyebabkan nyeri saat buang air kecil. IMS sering kali muncul tanpa gejala yang jelas di awal, tetapi jika dibiarkan dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang seperti infertilitas. Gejala yang menyertai bisa berupa:
Keputihan abnormal
Luka atau lepuhan di area genital
Nyeri saat berhubungan seksual
Menurut British Association of Urological Surgeons (BAUS), IMS harus diidentifikasi secepatnya melalui tes laboratorium dan diobati dengan antibiotik atau antivirus sesuai jenis infeksinya. Jangan ragu memeriksakan diri ke dokter jika kamu aktif secara seksual dan mengalami gejala disuria.
4. Batu Saluran Kemih atau Kandung Kemih
Batu ginjal atau batu kandung kemih terbentuk dari endapan mineral yang mengeras di dalam saluran kemih. Saat batu tersebut bergerak, bisa menyebabkan iritasi dan nyeri saat buang air kecil. Tanda-tandanya meliputi:
Nyeri tajam di pinggang atau perut bawah
Urin berdarah atau keruh
Sering merasa ingin pipis meskipun sedikit
Dr. Brian Matlaga dari Johns Hopkins Medicine menjelaskan bahwa batu yang kecil bisa keluar dengan sendirinya melalui urin, tetapi batu yang besar mungkin butuh penanganan medis seperti ESWL (gelombang kejut) atau pembedahan kecil.
5. Efek Samping Obat Tertentu
Beberapa obat dan suplemen dapat menyebabkan iritasi kandung kemih atau uretra. Contohnya:
Obat kemoterapi (seperti cyclophosphamide)
Suplemen vitamin C dosis tinggi
Beberapa antibiotik tertentu
Menurut panduan dari Mayo Clinic, efek samping ini biasanya ditandai dengan sensasi terbakar tanpa adanya infeksi. Bila kamu curiga obat menjadi penyebab, konsultasikan dengan dokter untuk mengganti atau menyesuaikan dosis.
6. Kondisi Medis Lain seperti Sistitis Interstisial atau Prostatitis
Disuria juga bisa menjadi gejala dari kondisi kronis yang tidak terkait dengan infeksi, seperti:
Sistitis Interstisial (Bladder Pain Syndrome)
Kondisi ini menyebabkan nyeri kandung kemih kronis, terutama pada wanita, dan sering kali memburuk saat kandung kemih penuh.
Prostatitis
Peradangan pada prostat, umum terjadi pada pria muda hingga paruh baya. Gejalanya bisa berupa:
Nyeri panggul
Sakit saat ejakulasi
Sering buang air kecil terutama malam hari
Menurut profesor urologi di Sheffield Teaching Hospitals, UK, Dr. Christopher Chapple kondisi ini sering memerlukan pengelolaan jangka panjang, termasuk perubahan gaya hidup, terapi fisik, dan kadang obat anti-inflamasi.
Kapan Harus ke Dokter?
Jangan menunggu terlalu lama untuk mencari pertolongan medis, terutama jika kamu mengalami gejala seperti:
Urin berdarah
Demam dan menggigil
Mual atau muntah
Nyeri punggung bawah hebat
Disuria berulang dalam waktu singkat
Pemeriksaan awal biasanya meliputi urinalisis, kultur urin, dan kadang pemeriksaan pencitraan seperti USG.
Cara Mengatasi dan Mencegah Disuria
Beberapa langkah sederhana bisa membantu mengatasi dan mencegah disuria:
1. Perbanyak Minum Air
Air membantu membilas bakteri dari saluran kemih.
2. Hindari Produk Berpewangi
Ganti sabun atau cairan pembersih dengan yang bebas parfum.
3. Jaga Kebersihan Area Genital
Bersihkan dari depan ke belakang (bagi wanita) dan gunakan pakaian dalam berbahan katun.
4. Buang Air Kecil Setelah Berhubungan
Ini membantu mengeluarkan bakteri yang mungkin masuk ke uretra.
5. Diskusikan Obat dengan Dokter
Jika disuria muncul setelah mengonsumsi obat, segera konsultasikan.
Sensasi perih atau panas saat pipis bukanlah hal yang bisa diabaikan dari infeksi hingga efek obat, disuria memiliki banyak penyebab yang perlu dikenali dan ditangani dengan tepat. Dengan memahami gejala dan penyebabnya, kamu bisa lebih waspada dan cepat mencari solusi sebelum kondisi makin parah. Jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter jika gejala tak kunjung membaik. Ingat, kesehatan saluran kemih adalah bagian penting dari kualitas hidupmu.