Telur Bikin Bisul? Ini Mitos atau Fakta Ilmiah yang Harus Kamu Tahu!

Ilustrasi bisulan
Sumber :
  • iStock

Lifestyle –Pernah dilarang makan telur terlalu banyak karena takut bisulan? Atau sering dengar nasihat, “Lagi bisulan, jangan makan telur!”?

Anggapan ini sudah lama hidup di masyarakat kita, bahkan jadi semacam aturan tak tertulis sejak kecil. Tapi sebenarnya, apakah telur benar-benar bisa menyebabkan bisul? Atau ini hanya mitos yang terbentuk dari kebetulan semata?

 

Untuk menjawabnya, yuk kita kupas secara ilmiah tanpa bumbu horor, tapi tetap berdasarkan fakta. Penjelasan berikut akan dibantu oleh pendapat dermatolog bersertifikat dari Baylor College of Medicine, Dr. Rajani Katta, MD yang selama bertahun-tahun meneliti hubungan antara pola makan dan gangguan kulit.

 

Sebelum menyalahkan telur, kita harus paham dulu apa itu bisul.
Dalam dunia medis, bisul disebut furunkel, yaitu infeksi bakteri yang menyerang folikel rambut. Penyebab utamanya adalah bakteri Staphylococcus aureus, yang masuk melalui pori-pori kulit yang tersumbat, luka kecil, atau iritasi akibat gesekan.

 

Bisul biasanya muncul sebagai benjolan merah, nyeri, dan berisi nanah, sering muncul di area lembap seperti ketiak, bokong, atau leher belakang.
Faktor pemicunya antara lain kurangnya kebersihan kulit, luka kecil yang tidak disadari, gesekan pakaian hingga daya tahan tubuh yang lemah.

 

Nah, dari penjelasan ini, sebenarnya tidak ada hubungannya langsung dengan telur. Tapi kenapa masih banyak yang percaya?

Padahal secara medis, tidak ada bukti langsung bahwa telur menyebabkan bisul. Namun, pada sebagian orang, telur memang bisa memicu reaksi imun ringan atau peradangan, terutama jika memiliki alergi telur (meskipun ringan), mengalami intoleransi telur dan konsumsi telur sangat berlebihan

"Alergi ringan atau sensitivitas terhadap makanan seperti telur dapat memicu inflamasi sistemik yang memengaruhi kulit, meskipun bukan penyebab langsung bisul," kata Dr. Rajani Katta menjelaskan.

 

Jadi, pada kasus tertentu, konsumsi telur bisa memperburuk kondisi peradangan, termasuk peradangan di kulit. Tapi ini bukan penyebab utama, melainkan pemicu sekunder.

 

Alergi dan Intoleransi Telur: Apa Bedanya?

Alergi telur biasanya terjadi pada anak-anak dan bisa hilang seiring usia. Gejalanya bisa berupa gatal-gatal, ruam kulit, perut kembung, hingga kulit kemerahan. Pada penderita alergi, sistem imun bereaksi berlebihan terhadap protein dalam telur, terutama albumin di bagian putihnya.

Sementara itu, intoleransi telur tidak seperti alergi yang langsung terlihat, intoleransi lebih halus, misalnya merasa lelah atau panas setelah makan telur, timbul jerawat atau bintik merah dalam 24–48 jam, hingga pencernaan terganggu ringan.

 

Kondisi ini bisa membuat tubuh mengalami peradangan ringan terus-menerus, termasuk di kulit, sehingga luka kecil lebih mudah berkembang menjadi bisul.

 

Telur dan Peradangan dalam Tubuh: Apa Kaitannya?

 

Telur, terutama kuningnya, mengandung asam arakidonat, sejenis lemak omega-6 yang dalam kadar besar bisa memicu proses inflamasi. Bagi kebanyakan orang, ini tidak jadi masalah. Tapi bagi mereka yang punya kulit sensitif, sedang mengalami jerawat atau luka dan daya tahan tubuh sedang rendah, maka konsumsi telur secara berlebihan bisa memperburuk reaksi radang, termasuk memperbesar risiko munculnya bisul.

 

Telur juga sering dikonsumsi dalam bentuk digoreng atau dikombinasikan dengan makanan tinggi minyak, santan, atau karbohidrat olahan, semuanya bisa memperparah reaksi peradangan di tubuh.

 

 

Kapan Telur Sebaiknya Dihindari?

 

Dr. Rajani Katta menyarankan untuk membatasi konsumsi telur jika kamu mengalami kondisi berikut:

 

  • Sedang bisulan berulang

  • Mengalami jerawat meradang yang tidak kunjung sembuh

  • Merasa tubuh “tidak enak” setiap kali makan telur (merasa panas, lelah, kulit makin bermasalah)

  • Sudah pernah terdiagnosis alergi atau intoleransi telur

 

Jika kamu termasuk yang merasa kulit sering kambuh setelah makan telur, cobalah hentikan sementara selama 7–14 hari, lalu perhatikan perubahan kulitmu.

 

 

Tips Aman Makan Telur Agar Nggak Picu Masalah Kulit

 

1. Batasi jumlahnya:

 

1–2 butir sehari umumnya aman untuk orang sehat

 

2. Hindari telur yang digoreng dengan minyak bekas atau margarin

 

3. Masak telur dengan cara:

 

  • Direbus

  • Orak-arik tanpa minyak

  • Kukus dengan sayuran (omelet kukus)

 

4. Perhatikan makanan pendampingnya:

 

  • Jangan gabungkan dengan nasi uduk, gorengan, atau makanan tinggi lemak jenuh

  • Padukan dengan sayuran segar dan karbohidrat kompleks

 

5. Gunakan “food diary”:

 

Catat reaksi kulit setelah makan telur, untuk tahu apakah kamu termasuk yang sensitif atau tidak