AI Bisa Bawa Kamu Liburan ke Tempat yang Gak Ada di Dunia

Ilustrasi AI
Sumber :
  • Freepik

Data survei tahun 2024 semakin memperkuat kekhawatiran ini, di mana 37% responden yang menggunakan AI untuk merencanakan perjalanan melaporkan AI gagal memberikan informasi yang memadai, sementara 33% lainnya mengatakan rekomendasi AI mengandung informasi palsu.

Akar Masalah: Bagaimana AI "Berpikir"

UNESCO Tetapkan Raja Ampat sebagai Cagar Biosfer Dunia

Lantas, mengapa alat yang begitu canggih bisa menciptakan fantasi dan informasi palsu? Menurut Rayid Ghani, seorang profesor terkemuka dalam pembelajaran mesin di Carnegie Melon University, masalah ini berakar pada cara model bahasa besar (LLM) seperti ChatGPT menghasilkan respons. AI tidak benar-benar "mengerti" perbedaan antara saran perjalanan, petunjuk arah, atau resep. 

"Ia hanya tahu kata-kata," kata Ghani. 

Pekerjaan Terancam AI? 4 Skill Transversal yang Membuat Karier Abadi

AI bekerja dengan menganalisis kumpulan teks yang sangat besar dan secara statistik menyusun kata dan frasa yang membuatnya terdengar seperti respons yang tepat dan realistis.

Inilah yang melahirkan halusinasi. Saat model ini gagal menemukan data faktual yang koheren, ia akan mengarang sesuatu—merangkai kata-kata yang terdengar masuk akal berdasarkan pola linguistik yang dipelajari. Dalam kasus "Ngarai Suci Humantay", AI mungkin hanya merangkai kata-kata yang sering muncul dalam konteks wilayah tersebut. Lebih lanjut, AI bisa saja salah menginterpretasikan data; misalnya, mengira jalan santai 4.000 meter di kota sebagai pendakian 4.000 meter di lereng gunung.

Batas Realitas yang Kian Kabur

Halaman Selanjutnya
img_title
5 Negara Ramah Muslim untuk Wisata Halal 2025: Kenyamanan dan Pengalaman Spiritual yang Mendalam