5 Tempat Wisata Gratis di Denpasar, Liburan Hemat Budget!

Ilustrasi pantai
Sumber :
  • Pexels

Lifestyle – Siapa bilang menikmati pesona ibu kota Pulau Dewata, Denpasar, harus selalu mengeluarkan biaya besar? Denpasar, sebagai pusat pemerintahan dan denyut nadi kebudayaan Bali, menawarkan berbagai permata wisata yang tidak hanya kaya akan nilai sejarah dan estetika, tetapi juga ramah di kantong—bahkan beberapa di antaranya gratis sepenuhnya! 

Mitos dan Fakta Tradisi Ngaben di Bali, Turis Diperbolehkan Ikutan?

Di tengah gemerlap Bali yang sering diidentikkan dengan resort mewah dan objek wisata berbayar, destinasi bebas biaya ini hadir sebagai solusi cerdas bagi para pelancong yang ingin memaksimalkan pengalaman liburan tanpa harus mengorbankan kualitas atau keindahan.

Mengunjungi Denpasar berarti menyelami perpaduan harmonis antara tradisi Bali yang kental dengan sentuhan modernitas. Destinasi gratis ini memungkinkan wisatawan dari berbagai kalangan untuk merasakan atmosfer kota yang unik, berinteraksi langsung dengan kehidupan lokal, hingga mengagumi warisan budaya yang terpelihara apik. 

5 Tempat Healing Paling Menenangkan di Jawa Barat, Stres Dijamin Hilang!

Persiapkan diri Anda untuk menjelajahi keindahan, sejarah, dan ketenangan yang ditawarkan oleh lima tempat wisata bebas tiket masuk terbaik di Denpasar ini.

1. Pantai Sanur: Sambutan Matahari Terbit yang Legendaris

Pantai Sanur adalah ikon Denpasar yang pamornya sudah mendunia, dan yang terpenting, ia menyambut setiap pengunjungnya tanpa biaya masuk. Terletak di sisi timur kota, pantai ini terkenal sebagai lokasi terbaik untuk menyaksikan fenomena matahari terbit (sunrise) yang menakjubkan di Bali. Pagi hari di Sanur menyajikan pemandangan siluet perahu-perahu tradisional jukung yang berjejer rapi di tepian, dengan latar belakang langit yang berpendar keemasan—sebuah spot foto yang sangat Instagramable.

Promo Tiket Kereta Api Rp 80.000 Hari Ini, Perhatikan Caranya Biar Menang War!

Pantai Sanur memiliki ombak yang cenderung tenang, menjadikannya ideal untuk berbagai aktivitas santai, mulai dari berjalan kaki, bersepeda di jalur pejalan kaki yang panjang di sepanjang garis pantai, hingga sekadar duduk menikmati semilir angin laut. Keunikan lain dari Sanur adalah suasana yang lebih tenang dan kental akan nuansa nostalgia dibandingkan pantai-pantai lain di Bali Selatan, menjadikannya pilihan sempurna untuk relaksasi yang total tanpa harus mengeluarkan biaya.

2. Lapangan Niti Mandala Renon dan Monumen Bajra Sandhi: Napak Tilas Sejarah dan Ruang Terbuka Hijau

Di jantung Denpasar, tepatnya di kawasan Renon, terdapat Lapangan Niti Mandala Renon. Tempat ini merupakan pusat kegiatan masyarakat Denpasar sekaligus kawasan bersejarah. Lapangan yang luas dan rindang ini menjadi favorit warga untuk berolahraga, piknik ringan, atau sekadar bersantai di sore hari.

Di tengah lapangan ini berdiri megah Monumen Perjuangan Rakyat Bali atau yang lebih dikenal sebagai Monumen Bajra Sandhi. Meskipun terdapat biaya masuk jika Anda ingin naik ke puncak monumen, mengagumi keindahan arsitektur megah monumen dari luar dan menikmati suasana di area lapangan hijau sekitarnya gratis. Monumen ini merupakan simbol perjuangan rakyat Bali melawan penjajah, dengan desain yang kaya makna filosofi Hindu-Bali. Kehadiran ruang terbuka hijau yang tertata apik di sekitarnya memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk berinteraksi dengan kehidupan sosial masyarakat lokal sambil menyerap nilai-nilai sejarah dan budaya.

3. Taman Kota Lumintang: Oasis Modern di Tengah Hiruk Pikuk Kota

Sebagai ibu kota provinsi, Denpasar berupaya menyediakan ruang terbuka hijau bagi warganya, dan Taman Kota Lumintang adalah salah satu yang paling populer. Taman ini menawarkan fasilitas publik gratis yang lengkap dan modern. Dari trek lari (jogging track) yang nyaman, area bermain anak yang aman, hingga fasilitas kebugaran luar ruangan, taman ini adalah destinasi yang ideal untuk kegiatan rekreasi keluarga.

Daya tarik utama Lumintang adalah pertunjukan air mancur menari yang biasanya diadakan pada malam hari di akhir pekan. Pemandangan air mancur yang dihiasi lampu warna-warni mengikuti irama musik menjadi tontonan gratis yang memukau dan selalu dinantikan oleh masyarakat. Suasana yang asri dan bersih menjadikan Taman Lumintang tempat pelarian yang menyenangkan dari kebisingan kota.

4. Pura Agung Jagatnatha: Keagungan Spiritual di Pusat Kota

Terletak berdekatan dengan Monumen Bajra Sandhi dan Museum Bali (yang berbayar), Pura Agung Jagatnatha adalah pura terbesar di Denpasar dan menjadi pura penting bagi umat Hindu di Bali. Pura ini didedikasikan untuk Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa dalam kepercayaan Hindu Bali.

Wisatawan diizinkan untuk mengunjungi kawasan pura ini tanpa dipungut biaya masuk, meskipun pengunjung diharapkan untuk menjaga sopan santun dan mengenakan pakaian adat (kain dan selendang) sebagai bentuk penghormatan. Pemandangan arsitektur pura yang megah dengan padmasana tinggi, dihiasi ukiran khas Bali, memberikan pengalaman kultural yang mendalam. Kunjungan ke sini dapat menjadi momen untuk mengamati langsung aktivitas keagamaan, serta mengagumi seni ukir dan pahat Bali yang luar biasa.

5. Tukad Badung/Taman Kumbasari: Replika Sungai Cheonggyecheon Denpasar

Dalam beberapa tahun terakhir, kawasan sungai yang membelah area pasar tradisional utama Denpasar, yaitu Pasar Badung dan Pasar Seni Kumbasari, telah direvitalisasi menjadi ruang publik yang menarik. Area ini, yang dikenal sebagai Tukad Badung atau sering juga disebut Taman Kumbasari, kini menawarkan pemandangan sungai yang bersih, dengan jembatan artistik dan trotoar yang nyaman untuk berjalan kaki.

Banyak yang menyebut kawasan ini "Cheonggyecheon-nya Bali" karena nuansanya yang mirip dengan sungai di Seoul. Anda dapat menikmati suasana sore yang santai, berburu kuliner murah di sekitar pasar, atau sekadar berfoto dengan latar belakang mural dan instalasi seni di sepanjang sungai secara gratis. Keberhasilan revitalisasi ini menjadikan Tukad Badung sebagai bukti bahwa Denpasar berhasil memadukan fungsi ekonomi (pasar) dengan keindahan ruang publik yang terbuka.