Misteri Tanah Para Raja: 5 Fakta Tana Toraja yang Bikin Merinding Tapi Penasaran
- Wonderful Indonesia
Rambu Solo' bukanlah sekadar upacara pemakaman biasa; ini adalah festival akbar yang dirayakan untuk menghormati orang yang meninggal. Upacara ini bisa berlangsung selama beberapa hari bahkan berminggu-minggu, tergantung pada status sosial dan kekayaan keluarga. Inti dari Rambu Solo' adalah keyakinan bahwa roh orang yang meninggal tidak dapat pergi ke Puang Matua tanpa diiringi upacara yang layak.
Upacara ini melibatkan pemotongan kerbau dan babi dalam jumlah besar. Semakin tinggi derajat seseorang yang meninggal, semakin banyak kerbau yang disembelih—terkadang mencapai puluhan bahkan ratusan ekor. Kerbau dalam tradisi Toraja dianggap sebagai kendaraan roh menuju alam baka.
Pemandangan ritual penyembelihan yang masif, diiringi tarian adat, dan diakhiri dengan arak-arakan jenazah yang diusung beramai-ramai, menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi siapa pun yang menyaksikannya.
3. Kuburan Bayi di Pohon Tarra'
Satu lagi tradisi yang paling ekstrem dan membuat banyak orang bergidik adalah pemakaman bayi yang meninggal sebelum giginya tumbuh. Bayi-bayi ini tidak dikubur di dalam tanah, melainkan dimasukkan ke dalam lubang di pohon Tarra', sebuah pohon suci bagi masyarakat Toraja yang mengeluarkan getah putih seperti air susu ibu.
Pohon ini dianggap sebagai pengganti rahim ibu, yang akan menyerap kembali roh sang bayi ke alam semesta. Lubang di pohon ditutup dengan ijuk kelapa, dan seiring waktu, lubang tersebut akan menyatu dengan batang pohon, seolah-olah bayi tersebut kembali menjadi bagian dari alam.
Tradisi ini mencerminkan hubungan spiritual yang mendalam antara manusia dan alam, sekaligus menunjukkan pandangan mereka yang unik terhadap kematian anak.