Tradisi Pernikahan Arab Saudi, Tasya Farasya Gelar Pesta 7 Hari 7 Malam

Ilustrasi tradisi pernikahan
Sumber :
  • Pixabay

Lifestyle – Pernikahan selebgram dan beauty influencer kondang, Tasya Farasya, dengan sang suami, Ahmad Assegaf, pada 2018 silam masih menjadi perbincangan hangat hingga kini. Bukan hanya karena kemewahan dan detailnya yang memukau, tetapi juga karena durasi perayaannya yang fenomenal: tujuh hari tujuh malam. 

Tradisi Ciuman Massal di Bali, Apa Tujuannya?

Acara yang luar biasa ini tak hanya menjadi pesta pernikahan biasa, melainkan sebuah pertunjukan megah yang menyingkap kekayaan tradisi pernikahan adat Arab Saudi yang jarang terekspos.

Memahami Kemewahan Pernikahan Tasya Farasya

Pernikahan Tasya dan Ahmad mengusung tujuh tema berbeda yang merefleksikan perpaduan budaya Indonesia dan Timur Tengah, khususnya tradisi Hadrami yang berasal dari Hadramaut, Yaman, dan kini banyak dianut oleh masyarakat keturunan Arab di Indonesia. Setiap hari memiliki konsep unik, mulai dari pengajian, siraman, malam pacar, akad nikah, hingga resepsi yang terbagi dalam beberapa konsep berbeda.

10 Kebiasaan Orang Jakarta yang Bikin Turis Kaget, Harus Ekstra Persiapan

Pada malam pertama, digelar pengajian dan siraman. Acara ini merupakan tradisi yang umum dalam pernikahan Indonesia. Namun, nuansa Timur Tengah mulai terasa kental di malam berikutnya.

Malam Henna atau Malam Pacar menjadi salah satu sorotan utama. Dalam budaya Timur Tengah, malam pacar, atau Laylat al-Hinana, adalah momen penting di mana calon pengantin wanita berkumpul bersama keluarga dan teman-teman perempuannya untuk melukis tangan dan kaki mereka dengan Henna. 

Kebiasaan Orang Baduy Gak Pakai Sandal, Kenapa?

Tradisi ini melambangkan kegembiraan, keberuntungan, dan perlindungan dari hal-hal negatif. Henna juga sering dianggap sebagai simbol kecantikan dan kebahagiaan bagi calon pengantin.

Menguak Tradisi Pernikahan Arab Saudi

Pesta pernikahan tujuh hari tujuh malam yang dijalani Tasya Farasya sesungguhnya adalah refleksi dari tradisi pernikahan Hadrami yang memang dikenal berlangsung meriah dan panjang. Tradisi ini sering kali dimulai dengan serangkaian upacara pra-pernikahan yang bisa berlangsung berhari-hari. 

Berbeda dengan pernikahan di banyak negara lain yang umumnya hanya satu atau dua hari, pernikahan dalam budaya Hadrami diatur sedemikian rupa agar seluruh keluarga besar dan kerabat dapat ikut serta dalam setiap momen penting.

Salah satu acara krusial adalah Zeffah atau prosesi arak-arakan pengantin pria menuju tempat pernikahan. Tradisi ini diiringi musik, nyanyian, dan tarian tradisional. Zeffah tidak hanya sekadar arak-arakan, melainkan simbol peresmian sang pria sebagai kepala keluarga baru. 

Dalam pernikahan Tasya, meskipun tidak dilakukan persis seperti di Arab Saudi, ada elemen arak-arakan yang disesuaikan dengan budaya Indonesia, menunjukkan penghormatan terhadap akar budaya sang suami.

Aspek penting lainnya dalam pernikahan Hadrami adalah pakaian adat. Para mempelai dan keluarga sering kali mengenakan pakaian tradisional yang sangat mewah. Pakaian pengantin wanita, khususnya, sering kali dihiasi dengan perhiasan emas dan permata, melambangkan status dan kemakmuran keluarga. 

Dalam pernikahan Tasya Farasya, setiap tema memiliki gaun pengantin yang berbeda, dari gaun adat Minang hingga gaun modern yang dihiasi kristal Swarovski, menunjukkan perpaduan yang harmonis antara tradisi dan modernitas.

Makna di Balik Pesta Tujuh Hari Tujuh Malam

Durasi pernikahan yang panjang bukan hanya untuk memamerkan kemewahan, melainkan memiliki makna filosofis yang mendalam. Tujuh hari tujuh malam melambangkan awal kehidupan baru yang penuh berkah dan kesempurnaan. 

Dalam Islam, angka tujuh sering kali dianggap sebagai angka yang istimewa. Ada tujuh lapis langit, tujuh hari dalam seminggu, dan Tawaf (mengelilingi Ka'bah) dilakukan tujuh kali.

Pesta yang panjang juga memberikan kesempatan bagi kedua keluarga besar untuk saling mengenal dan menjalin silaturahmi. Ini adalah ajang bagi komunitas untuk merayakan kebahagiaan pasangan pengantin dan menunjukkan dukungan mereka. Pernikahan dalam budaya Hadrami tidak hanya menyatukan dua individu, tetapi juga menyatukan dua keluarga besar.

Pernikahan Tasya Farasya menjadi contoh bagaimana tradisi pernikahan Timur Tengah, khususnya Hadrami, dapat beradaptasi dan berpadu dengan budaya Indonesia. Ini adalah perpaduan yang indah antara kemegahan, tradisi, dan modernitas. 

Lebih dari sekadar pesta, ini adalah perayaan identitas, cinta, dan komitmen yang kuat, menjadi inspirasi bagi banyak orang yang bermimpi memiliki pernikahan yang tak terlupakan. Kemewahan dan detail yang disuguhkan Tasya Farasya dan keluarga menjadi bukti bahwa tradisi dapat dihidupkan kembali dengan sentuhan modern tanpa kehilangan makna dan nilai luhurnya.