Perbedaan Demo di Korea Selatan vs Indonesia: Aparat Tertib, Demonstran Sambil Duduk
- TikTok/edward_halimm
"Kami barusan melihat demo di Korea, mereka sangat tertib. Kemudian polisi itu cuma mengamankan saja. Jadi polisi bukan merupakan alat dari kekuasaan yang ikut menekan atau pro terhadap pemerintah," jelas pria dalam video itu.
Demonstrasi di Korea Selatan sering kali mengadopsi elemen budaya pop, seperti penggunaan lightstick K-pop atau yel-yel yang terinspirasi dari lagu-lagu populer, seperti “Whiplash” dari aespa atau “Into the New World” dari Girls’ Generation, menciptakan suasana yang unik dan menarik. Aksi ini tidak hanya tertib, tetapi juga mencerminkan kreativitas generasi muda Korea dalam menyampaikan aspirasi politik mereka dengan cara yang damai dan terorganisir.
Perbandingan dengan Demonstrasi di Indonesia
demo 25 agustus ricuh di DPR
- istimewa
Sebaliknya, demonstrasi di Indonesia sering kali diwarnai dinamika yang berbeda. Meskipun banyak aksi berlangsung damai, seperti demonstrasi mahasiswa di Yogyakarta yang membersihkan sampah setelah aksi selesai, beberapa demonstrasi berakhir dengan kericuhan.
Contohnya, demonstrasi pada Agustus 2025 di Jakarta dan kota-kota lain memanas setelah seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, tewas akibat dilindas kendaraan taktis Brimob. Insiden ini memicu kemarahan publik dan memperluas gelombang protes, dengan aksi pembakaran dan pelemparan batu di beberapa daerah seperti Semarang dan Cirebon.
Perbedaan mendasar antara demonstrasi di Korea Selatan dan Indonesia terletak pada pendekatan budaya dan respons aparat. Di Indonesia, budaya “jam karet” atau fleksibilitas waktu dalam konteks sosial sering kali memengaruhi organisasi aksi, yang cenderung lebih spontan dan kurang terstruktur dibandingkan Korea Selatan.