Serasa di Eropa! Ini 5 Kota di Indonesia yang Arsitekturnya Masih Kental Nuansa Belanda
- Dinas Kebudayaan Yogyakarta
Arsitekturnya yang elegan, dengan jendela besar dan interior klasik, mencerminkan kemegahan era kolonial. Wisatawan dapat mengikuti jadwal acara budaya untuk pengalaman yang lebih kaya atau sekadar berfoto di eksterior gedung yang Instagramable, menjadikannya destinasi travel waktu yang sempurna.
3. Benteng Vredeburg, Yogyakarta
Di Yogyakarta, Benteng Vredeburg adalah saksi bisu sejarah kolonial Belanda. Dibangun pada 1760, benteng ini mengusung gaya Indische Empire dengan dinding tebal, jendela besar, dan pilar Doris yang kokoh.
Arsitekturnya memadukan elemen Jawa dengan gaya Yunani-Romawi, mencerminkan generasi pertama arsitektur Indische di Yogyakarta. Kini, benteng ini menjadi museum yang menampilkan diorama sejarah kolonial dan perjuangan kemerdekaan. Pengunjung dapat menikmati suasana nostalgia dengan mengunjungi Pekan Vredeburg, acara budaya tahunan, atau menjelajahi Jalan Malioboro yang berdekatan untuk pengalaman wisata jaman dulu yang lengkap.
4. Gedung Sate, Bandung
Gedung Sate di Bandung adalah ikon arsitektur kolonial yang memukau, dibangun pada 1920 oleh arsitek Belanda J. Gerber. Gedung ini memadukan elemen Belanda dengan motif Jawa dan Islam, terutama pada menara tengah yang menyerupai tusuk sate—penamaan yang menjadi ciri khasnya.
Fasadnya menampilkan jendela besar dan warna putih khas Indische, dengan sentuhan modern dari era transisi kolonial (1890–1915). Sebagai kantor pemerintahan, Gedung Sate menawarkan tur berpemandu yang mengungkap sejarahnya. Taman di sekitarnya cocok untuk bersantai, menjadikannya destinasi travel waktu yang menggabungkan sejarah dan estetika.