Gubernur Koster Tolak Uang Rp100 Triliun dan Kasino di Bali, Apa Dampaknya Pada Pariwisata?
Bali bukan hanya tentang keindahan alam, tetapi juga tentang kekayaan tradisi, seni, dan nilai-nilai spiritual yang tertanam dalam kehidupan masyarakatnya. Dengan mempertahankan pariwisata budaya, Bali tetap menjadi destinasi yang tidak memiliki saingan di panggung global.
Risiko Jangka Panjang Pendirian Kasino
Ilustrasi kasino
- Pixabay
Koster menyoroti bahwa meskipun tawaran Rp100 triliun terdengar menggiurkan, dampak jangka panjang dari pendirian kasino jauh lebih merugikan. Ia memperingatkan bahwa mengizinkan kasino beroperasi di Bali berarti mengorbankan identitas budaya yang telah menjadi daya tarik utama pulau ini.
"Angkanya memang bagus Rp100 triliun, tapi sekali kita salah langkah menggerus budaya Bali, meninggalkan basis budaya kita untuk pariwisata, kita bisa kehilangan lebih dari Rp100 triliun dan akan mengancam masa depan Bali," ujar dia.
Menurut Koster, Bali tidak perlu bersaing dengan destinasi lain yang mengandalkan industri perjudian, seperti Las Vegas atau Macau. Bali memiliki keunikan sebagai destinasi pariwisata budaya yang tidak dapat ditiru.
Pendirian kasino justru akan menempatkan Bali dalam persaingan yang tidak relevan dengan identitasnya, sekaligus berpotensi merusak citra pulau ini sebagai destinasi wisata yang ramah keluarga dan berbasis budaya.