Nama Rumah Kerucut Wae Rebo yang Jadi Sorotan Dunia, Begini Asal-Usulnya
- Indonesia Kaya
Filosofi dan Makna Budaya
Mbaru Niang bukan sekadar tempat tinggal, melainkan cerminan filosofi hidup suku Manggarai. Bentuk kerucutnya melambangkan perlindungan dan persatuan, sementara alas lingkarannya mencerminkan harmoni serta keadilan antarwarga.
Tujuh rumah Mbaru Niang di Wae Rebo disusun melingkar mengelilingi altar pusat bernama Compang, yang dianggap sebagai titik sakral untuk memuja Tuhan dan leluhur. Jumlah tujuh rumah ini bukan kebetulan, melainkan penghormatan terhadap tujuh puncak gunung di sekitar Wae Rebo, yang diyakini sebagai pelindung desa.
Setiap rumah memiliki nama, seperti Niang Gendang (penyimpanan gendang dan pusaka) dan enam Niang Gena (rumah tinggal klan), mencerminkan struktur sosial komunal masyarakat Manggarai.
Keunikan Arsitektur Mbaru Niang
Mbaru Niang memiliki desain arsitektur vernakuler yang unik, dibangun tanpa paku menggunakan kayu worok, bambu, dan tali rotan untuk mengikat konstruksi. Atapnya terbuat dari daun lontar dan ijuk, memberikan perlindungan dari hujan deras dan angin kencang di pegunungan.
Rumah ini terdiri dari lima tingkat, masing-masing dengan fungsi spesifik: Lutur (lantai pertama) untuk tempat tinggal dan berkumpul, Lobo (lantai kedua) untuk menyimpan bahan makanan, Lentar (lantai ketiga) untuk benih tanaman, Lempa Rae (lantai keempat) untuk cadangan makanan saat paceklik, dan Hekang Kode (lantai kelima) untuk sesajen leluhur.