Dusun Bulak Pepe, Kampung di Jawa Timur Ini Mayoritas Tidak Dihuni Manusia
- Pixabay
Keunikan lain dari dusun ini adalah kedisiplinan kerbau. Setiap pagi dan sore, kerbau-kerbau ini digiring secara komunal ke sungai untuk berendam di tempat yang disebut “plegungan,” kemudian merumput di hutan jati atau lahan terbuka yang dikenal sebagai “mbaon.”
Menariknya, kerbau-kerbau ini hafal jalan menuju sungai dan kembali ke kandang masing-masing tanpa perlu diarahkan, menambah daya tarik bagi wisatawan yang menyaksikan prosesi ini. Kandang-kandang permanen yang menyerupai rumah kecil juga menjadi pemandangan khas, dengan beberapa keluarga memiliki hingga 35 ekor kerbau.
Daya Tarik Wisata Kampung Kerbau
Dusun Bulak Pepe menawarkan pengalaman wisata yang memadukan keindahan alam dan budaya lokal. Pemandangan kerbau yang berkeliaran di tengah hutan jati dan padang rumput menciptakan suasana mirip savana Afrika, terutama saat musim kemarau ketika lanskap terlihat lebih gersang.
Sungai kecil yang mengalir di dusun ini menjadi tempat favorit wisatawan untuk menyaksikan kerbau berendam setiap sore, sebuah ritual yang kerap menjadi tontonan menarik. Wisatawan juga dapat menikmati suasana pedesaan yang asri, dengan hamparan lahan pertanian yang ditanami jagung, kacang tanah, atau palawija.
Setiap tahun, dusun ini menggelar festival budaya Gumbrekan Mahesa pada bulan Oktober sebagai wujud syukur pasca panen. Acara ini diawali dengan arak-arakan kerbau dan pembagian seribu tumpeng, menarik ribuan pengunjung yang ingin merasakan atmosfer budaya Jawa yang kental.
Festival ini tidak hanya mengangkat nilai budaya, tetapi juga meningkatkan nilai ekonomi kerbau melalui penjualan produk turunannya. Wisatawan dapat berpartisipasi dalam kegiatan ini, belajar tentang tradisi lokal, atau mengabadikan momen untuk fotografi.