Dikenal Sebagai Kota Santri, Kediri Ternyata Punya Wisata Religi Katolik Terkenal

Gua Maria Lourdes Puhsarang
Sumber :
  • Wonderful Indonesia

LifestyleKediri dikenal dengan julukan Kota Santri karena ada banyak pesantren dan kental dengan tradisi keislamannya. Kediri tak jarang menjadi destinasi wisata religi mengingat banyaknya orang bersilaturahmi kepada pemilik pesantren-pesantren ternama. Namun ternyata, di balik tradisi keislaman yang sangat kental, Kediri juga punya wisata religi umat Katolik yang cukup terkenal yaitu Gua Maria Lourdes Puhsarang

Kisah Cinta Tragis dan Hantu Janda di Air Terjun Coban Rondo

Terletak di kompleks Gereja Puhsarang, Desa Puhsarang, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, tempat ini menjadi magnet bagi umat Katolik yang berziarah sekaligus wisatawan yang mencari ketenangan dan keindahan arsitektur. Berlokasi di lereng Gunung Wilis pada ketinggian 400 meter di atas permukaan laut, Gua Maria Lourdes Puhsarang menawarkan suasana sejuk dengan suhu rata-rata 21–25 derajat Celsius, menjadikannya destinasi ideal untuk refleksi spiritual dan wisata alam. 

Tentang Gua Maria Lourdes Puhsarang

Gua Maria Lourdes Puhsarang

Photo :
  • Wonderful Indonesia
Deretan Air Terjun Angker di Tuban, Terungkap Hal Mistis Ini!

Gua Maria Lourdes Puhsarang, sering disebut Gua Maria Puhsarang, adalah replika dari Sanctuary of Our Lady of Lourdes di Prancis. Pembangunannya dimulai pada 11 Oktober 1998, sebagai pengganti miniatur gua yang lebih kecil di kompleks Gereja Puhsarang yang didirikan pada 1936. 

Inisiatif pembangunan berasal dari Romo Jan Wolters CM, seorang misionaris Belanda yang dikenal sebagai "rasul Jawa" karena kecintaannya pada budaya Jawa. Bersama arsitek terkenal Henricus Maclaine Pont, Romo Wolters merancang kompleks gereja yang memadukan unsur arsitektur Majapahit dengan nilai-nilai Katolik, menciptakan karya monumental yang kini menjadi cagar budaya. 

5 Air Terjun Paling Angker di Indonesia, Konon Ada yang Dijaga Harimau Putih

Gua ini diresmikan pada 26 Desember 1999 oleh Bupati Kediri saat itu, Suparyadi, dan diberkati oleh Mgr. Johanes Hadiwikarta untuk memperingati Yubileum tahun 2000.

Halaman Selanjutnya
img_title