Kota di Indonesia yang Paling Rawan Banjir, Hindari Tinggal di Sini!

Ilustrasi banjir
Sumber :
  • Pixabay

LifestyleBanjir merupakan bencana alam yang kerap melanda berbagai wilayah di Indonesia, terutama saat musim hujan tiba. Belakangan ini, dengan curah hujan yang cukup tinggi beberapa wilayah di Indonesia terendam banjir hingga membuat banyak warga kesulitan. Kondisi geografis, curah hujan tinggi, dan faktor manusia seperti buruknya sistem drainase atau pengelolaan sampah membuat beberapa kota menjadi langganan banjir setiap tahun. 

Teori Konspirasi Benua Antartika, Benarkah Ada Pangkalan Rahasia UFO?

Bagi wisatawan, mengetahui kota-kota yang rawan banjir sangat penting untuk merencanakan perjalanan yang aman dan nyaman. Berikut ini adalah kota-kota di Indonesia yang paling sering dilanda banjir, berdasarkan data resmi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta faktor penyebabnya, untuk memberikan informasi yang akurat dan bermanfaat bagi Anda yang sedang merencanakan wisata atau tinggal sementara di suatu wilayah.

Jakarta: Ibu Kota dengan Risiko Banjir Tinggi

DKI Jakarta dikenal sebagai salah satu kota yang paling rawan banjir. Menurut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jakarta memiliki setidaknya 78 titik rawan banjir, terutama di daerah padat penduduk seperti Penjaringan, Pluit, Kelapa Gading, dan Jatinegara. Kota ini dikelilingi oleh 13 sungai besar, termasuk Ciliwung, Angke, dan Pesanggrahan, yang sering meluap akibat curah hujan tinggi dan tersumbatnya aliran sungai oleh sampah. 

Selain Puncak dan Lembang, Ini Destinasi Wisata 'Adem' di Jawa Barat

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat bahwa 17 kecamatan, 25 kelurahan, dan 86 RW di Jakarta rentan banjir saat hujan deras. Selain itu, posisi Jakarta yang berada di dataran rendah dan dekat dengan laut meningkatkan risiko banjir rob (banjir pesisir) akibat pasang air laut. 

Faktor seperti buruknya sistem drainase dan berkurangnya ruang terbuka hijau juga memperparah situasi. Bagi wisatawan, banjir dapat mengganggu akses ke destinasi populer seperti Monas atau Kota Tua, terutama pada musim hujan antara Desember hingga Februari. Maka dari itu, disarankan untuk datang berlibur ke Jakarta di luar musim hujan.

Bogor: Kota Hujan yang Rentan Banjir

5 Kota Paling Romantis di Indonesia, Cocok Buat Bulan Madu

Bogor memiliki julukan “Kota Hujan” karena curah hujannya yang tinggi dan termasuk dalam daftar kota rawan banjir. Data dari BPBD Kota Bogor mencatat 25 kejadian banjir pada tahun 2022, dengan salah satu indikator utama adalah status siaga satu di Bendung Katulampa, yang menandakan potensi banjir di daerah aliran Sungai Ciliwung. 

Pada November 2023, Kelurahan Tanah Baru di Bogor Utara mengalami banjir dengan ketinggian air hingga 1,5 meter akibat luapan Sungai Ciluar. Faktor seperti intensitas hujan tinggi, drainase yang tertutup beton, dan perubahan ekosistem membuat Bogor rentan terhadap banjir. Wisatawan yang berkunjung ke destinasi seperti Kebun Raya Bogor atau Puncak disarankan untuk memantau prakiraan cuaca dan menghindari perjalanan saat hujan deras, terutama di daerah dekat sungai.

Bandung: Kota Kembang dengan Titik Rawan Genangan

Kota wisata populer di Jawa Barat ini juga tidak luput dari ancaman banjir. Menurut Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, terdapat 12 titik rawan genangan, dengan lima di antaranya berpotensi banjir hingga ketinggian lebih dari 60 cm, seperti di Cibaduyut, Leuwipanjang, dan Pasirkoja. 

Pada Oktober 2022, 13 kecamatan di Bandung, termasuk Andir, Astanaanyar, dan Kiaracondong, dilaporkan terkena banjir akibat jebolnya benteng sungai dan penyempitan aliran air. Data BNPB tahun 2024 menunjukkan Bandung sebagai salah satu kota dengan delapan kejadian banjir, menjadikannya salah satu wilayah rawan di Jawa Barat. 

Wisatawan yang ingin menikmati pesona Lembang atau Dago perlu waspada, terutama saat musim hujan, karena banjir dapat mengganggu akses jalan dan aktivitas wisata.

Solo: Ancaman Luapan Sungai Bengawan Solo

Kota Solo di Jawa Tengah juga termasuk dalam daftar kota rawan banjir. BPBD Kota Solo mencatat 30 titik rawan banjir yang tersebar di lima kecamatan, dengan mayoritas berada di dekat aliran Sungai Bengawan Solo. Pada Februari 2023, banjir dengan ketinggian hingga 1,5 meter melanda beberapa wilayah, memengaruhi lebih dari 10.000 jiwa. 

Penyebab utama adalah luapan sungai akibat hujan deras dan buruknya sistem drainase di daerah perkotaan. Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Keraton Surakarta atau Pasar Gede, penting untuk memeriksa kondisi cuaca, terutama pada puncak musim hujan di Januari dan Februari, untuk menghindari gangguan perjalanan.

Pandeglang: Banjir di Wilayah Banten

Pandeglang juga dikenal sebagai daerah rawan banjir. Kawasan seperti Kecamatan Labuan, Desa Citeureup di Kecamatan Panimbang, dan Desa Margagiri di Kecamatan Pagelaran sering tergenang saat musim hujan. Banjir di Pandeglang tidak hanya menggenangi permukiman, tetapi juga menutup akses jalan, yang dapat mengganggu perjalanan menuju destinasi wisata seperti Pantai Carita atau Taman Nasional Ujung Kulon. 

Penyebab utama banjir di wilayah ini adalah curah hujan tinggi dan buruknya pengelolaan daerah aliran sungai. Wisatawan disarankan untuk merencanakan kunjungan di luar musim hujan untuk menghindari risiko banjir.

Faktor Penyebab Banjir di Kota-Kota Indonesia

Menurut analisis Aqueduct Global Flood Analyzer, Indonesia menempati peringkat keenam dunia untuk jumlah populasi yang terdampak banjir, dengan sekitar 640.000 orang setiap tahunnya. Faktor utama penyebab banjir meliputi curah hujan ekstrem, berkurangnya tutupan pohon di daerah aliran sungai (DAS), dan kondisi topografis seperti dataran rendah atau lereng curam. 

Fenomena atmosfer seperti La Niña, yang diprediksi BMKG berlangsung hingga April 2025, serta Madden-Julian Oscillation (MJO) juga meningkatkan risiko banjir. Selain itu, faktor manusia seperti penyumbatan drainase oleh sampah, alih fungsi lahan hijau, dan buruknya tata kota turut memperburuk situasi. Bagi wisatawan, memahami faktor-faktor ini dapat membantu dalam memilih waktu dan destinasi yang lebih aman.