Kenalkah dengan Mbok Rondo? Sosok Misterius Penunggu Jembatan Merah Surabaya

Jembatan Merah Surabaya
Sumber :
  • Kementerian Pariwisata

LifestyleJembatan Merah Surabaya, salah satu ikon bersejarah di Jawa Timur, tidak hanya dikenal sebagai saksi bisu perjuangan kemerdekaan Indonesia, tetapi juga menyimpan kisah mistis yang mengundang rasa penasaran. Di antara cerita-cerita yang beredar, sosok Mbok Rondo menjadi legenda yang paling sering dibicarakan. 

Menemukan Venice di Banjarmasin hingga Swiss di Papua

Konon, Mbok Rondo adalah arwah wanita misterius yang kerap muncul di sekitar jembatan ini, menarik perhatian wisatawan dan pecinta cerita horor. Artikel wisata ini akan mengupas tuntas asal-usul legenda Mbok Rondo, sejarah Jembatan Merah, serta daya tarik wisata yang membuat tempat ini begitu istimewa.

Sejarah Jembatan Merah Surabaya

Jembatan Merah, yang terletak di Kecamatan Pabean Cantian, Surabaya, merupakan salah satu peninggalan kolonial Belanda yang dibangun pada abad ke-18. Jembatan ini awalnya dikenal sebagai Middenweg Brug dan menjadi penghubung strategis antara wilayah Kalimas dan kawasan perdagangan di sekitar Pelabuhan Tanjung Perak. Pada masa penjajahan Belanda, Jembatan Merah menjadi saksi aktivitas perdagangan yang ramai, terutama karena letaknya yang dekat dengan pusat perdagangan rempah-rempah dan tekstil.

Jepang vs Korea Selatan, Mana Destinasi yang Paling Hemat Budget?

Namun, nama “Jembatan Merah” menjadi terkenal saat perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pada Oktober 1945, jembatan ini menjadi lokasi pertempuran sengit antara pejuang Indonesia dan pasukan Sekutu. Darah yang tumpah di jembatan ini selama pertempuran konon menjadi asal-usul nama “Jembatan Merah”. Selain nilai sejarahnya, jembatan ini juga menyimpan cerita-cerita mistis yang diwariskan secara turun-temurun, salah satunya adalah kisah Mbok Rondo.

Asal-Usul Legenda Mbok Rondo

Menurut cerita rakyat yang beredar di masyarakat Surabaya, Mbok Rondo adalah sosok arwah wanita tua yang kerap muncul di Jembatan Merah pada malam hari. Konon, ia adalah seorang pedagang yang hidup pada masa kolonial Belanda. 

Halaman Selanjutnya
img_title
Waktu Paling Sepi untuk Datang ke Jakarta Fair Kemayoran