Ukiran Misterius dan Tersembunyi di Stasiun Jakarta Kota, Mirip Simbol Masonik

Stasiun Jakarta Kota
Sumber :
  • Instagram/siemenstjhang

Ghijsels, yang juga merancang bangunan ikonik seperti Gedung AIA (kini Cut Meutia), dikenal karena kemampuannya menyisipkan elemen simbolis dalam desainnya. Ini memunculkan spekulasi bahwa ornamen di Stasiun Jakarta Kota mungkin lebih dari sekadar dekorasi, melainkan cerminan nilai budaya atau spiritual tertentu.

Ornamen Misterius: Simbol Masonik atau Hiasan Estetis?

Kondisi Terkini Stasiun Manggarai yang Terkenal Angker

Salah satu daya tarik utama Stasiun Jakarta Kota adalah ornamen-ornamen yang menghiasi interior dan eksteriornya. Dinding keramik di lobi utama dan langit-langit ruang tunggu dipenuhi pola geometris—lingkaran, segitiga, dan garis simetris—yang tidak biasa untuk bangunan stasiun kereta pada umumnya. Beberapa peneliti, seperti Dr. Haryo Winarso dari Universitas Indonesia, mencatat bahwa beberapa ukiran menyerupai simbol-simbol yang diasosiasikan dengan Freemasonry, perkumpulan rahasia yang populer di kalangan elit Eropa dan kolonial pada abad ke-18 hingga ke-19. Simbol seperti jangka dan penggaris atau “mata dalam segitiga” sering muncul dalam arsitektur masonik, memicu teori bahwa Ghijsels, yang aktif di lingkungan kolonial, mungkin menyisipkan elemen ini secara sengaja.

Namun, tidak ada dokumentasi resmi yang mengkonfirmasi kaitan ini. PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyatakan bahwa ornamen-ornamen tersebut kemungkinan besar bersifat dekoratif, mengikuti tren Art Deco yang sedang booming pasca-Perang Dunia I. Gaya Art Deco memang dikenal dengan pola geometrisnya yang rumit, seperti yang terlihat di gedung-gedung ikonik seperti Chrysler Building di New York. Meski begitu, ketiadaan penjelasan resmi membuat simbol-simbol ini tetap menjadi teka-teki yang mengundang spekulasi.

Lingkaran Bintang: Makna Astrologis atau Kosmologis?

Biaya Liburan ke Selandia Baru Selama Seminggu: Panduan Lengkap untuk Wisatawan

Di ruang tunggu utama, ornamen berbentuk lingkaran dengan pola bintang menjadi sorotan khusus. Beberapa sejarawan, seperti Dr. Agus Aris dari Lembaga Penelitian Sejarah Jakarta, berhipotesis bahwa pola ini memiliki makna astrologis, mungkin terkait dengan orientasi bangunan terhadap mata angin atau konstelasi bintang. Dalam tradisi arsitektur kuno, pola bintang sering digunakan untuk menyimbolkan hubungan antara bangunan dan alam semesta, seperti yang terlihat pada kuil-kuil Mesir atau observatorium kuno.

Letak Stasiun Jakarta Kota yang strategis di Kota Tua, dekat pelabuhan Sunda Kelapa dan jalur perdagangan kolonial, mendukung spekulasi bahwa ornamen ini dirancang untuk menyelaraskan bangunan dengan arah geografis atau nilai spiritual. Beberapa pengunjung bahkan melaporkan di X bahwa pola bintang ini tampak “bercahaya” di bawah pencahayaan tertentu, menambah aura misterius. Namun, tanpa catatan desain asli dari Ghijsels, makna sebenarnya tetap menjadi misteri yang memikat.

Halaman Selanjutnya
img_title
Rekomendasi Wisata Halal Selandia Baru, dari Kuliner hingga Memacu Adrenalin