Larangan Tak Tertulis di Jalur Pendakian Merapi, Inilah Mitos yang Masih Dipatuhi
- Pixabay
Mitos lain yang masih dipercaya adalah keberadaan Mbah Petruk, sosok gaib yang dianggap muncul saat aktivitas Merapi meningkat. Masyarakat lokal mempercayai bahwa Mbah Petruk adalah salah satu penunggu kerajaan gaib Merapi, bersama sosok lain seperti Kyai Sapujagad dan Nyai Gadung Melati.
Kepercayaan ini membuat pendaki dianjurkan untuk tidak mengenakan pakaian berwarna hijau atau merah, yang konon disukai makhluk gaib, serta menghindari membawa jimat yang dapat menarik perhatian entitas tersebut. Beberapa pendaki melaporkan pengalaman mistis, seperti mendengar suara atau melihat bayangan di jalur pendakian, yang dikaitkan dengan sosok-sosok ini.
Pentingnya Mematuhi Larangan dan Mitos
Mematuhi larangan tak tertulis dan menghormati mitos bukan hanya soal menjaga tradisi, tetapi juga demi keselamatan. Pelanggaran seperti pendakian ilegal ke puncak Merapi, seperti yang terjadi pada April dan Juni 2025, dapat berakibat fatal. Balai TNGM telah menerapkan sanksi tegas, seperti blacklist selama tiga tahun dan kerja sosial, untuk mencegah pendakian ilegal.
Selain itu, menghormati larangan tak tertulis mencerminkan sikap menghargai budaya lokal dan menjaga kelestarian alam Merapi, yang merupakan rumah bagi flora dan fauna langka seperti bunga edelweis dan burung elang Jawa.