Ketahui Waktu Terlarang untuk Mendaki Gunung Agung Bali, Hindari Hal Ini!
- Pixabay/ignartonosbg
Lifestyle –Gunung Agung, gunung tertinggi di Bali dengan ketinggian 3.142 meter, bukan hanya destinasi wisata pendakian yang menawarkan pemandangan alam spektakuler, tetapi juga pusat spiritual umat Hindu Bali yang sarat dengan mitos dan misteri. Sebagai gunung suci, Gunung Agung memiliki aturan ketat terkait waktu dan perilaku pendakian untuk menghormati nilai spiritual dan menjaga keselamatan. Cerita mistis tentang kehadiran dewa dan roh leluhur menambah aura horor yang memikat bagi para pendaki.
Artikel ini akan mengulas profil Gunung Agung, waktu-waktu terlarang untuk mendaki, pantangan yang harus dihindari, mitos yang melekat, daya tarik wisata, serta panduan praktis untuk pendakian yang aman dan hormat.
Profil Gunung Agung
Gunung Agung, terletak di Kabupaten Karangasem, Bali, adalah gunung berapi aktif yang dianggap sebagai titik pusat spiritual dalam kepercayaan Hindu Bali. Gunung ini dihormati sebagai tempat tinggal dewa-dewa dan simbol keseimbangan alam, terkait erat dengan Pura Besakih, pura terbesar di Bali yang berada di lerengnya. Sejarah mencatat erupsi besar pada tahun 1963 yang memperkuat status sakral gunung ini.
Sebagai destinasi wisata, Gunung Agung menarik pendaki lokal dan internasional dengan pemandangan matahari terbit yang memukau dan pengalaman spiritual yang mendalam. Jalur pendakiannya menantang, namun keindahan alam dan aura mistis menjadikannya salah satu destinasi wisata horor dan spiritual terpopuler di Bali.
Waktu Terlarang untuk Mendaki
Dalam tradisi Hindu Bali, ada waktu-waktu tertentu yang dianggap terlarang untuk mendaki Gunung Agung karena bersifat suci atau berpotensi membawa risiko spiritual. Hari-hari seperti Sabtu Kliwon, Rabu Wage, dan Selasa Kliwon dianggap sebagai waktu ketika gunung menjadi tempat peristirahatan dewa, sehingga pendakian dilarang untuk menghormati kesucian tersebut.