Kisah Tragis di Balik Indahnya Laut Raja Ampat, Ada Kapal Perang Dunia II yang Terlupakan
- Wonderful Indonesia
Selain itu, ada indikasi adanya bangkai kapal lain, termasuk kemungkinan kapal Sekutu, di perairan sekitar, meski informasi detailnya masih minim. Penemuan lain, seperti bangkai pesawat P47 Thunderbolt “Santa Maria” di dekat Jerief Island, juga memperkaya sejarah bawah laut Raja Ampat, terletak pada kedalaman 25–35 meter.
Signifikansi Bangkai Kapal bagi Wisata Sejarah
Bangkai kapal seperti Cross Wreck menawarkan pengalaman diving yang unik, menggabungkan sejarah Perang Dunia II dengan keindahan wisata alam Raja Ampat. Kapal-kapal ini, kini diselimuti karang dan menjadi rumah bagi biota laut seperti lionfish, mantis shrimp, dan octopus, menciptakan ekosistem bawah laut yang menakjubkan. Penyelaman di situs ini memberikan wawasan tentang konflik Pasifik, di mana ribuan nyawa hilang dalam pertempuran laut.
Keberadaan bangkai kapal ini memperkaya narasi sejarah Raja Ampat, menjadikannya destinasi yang menarik bagi penyelam dan penggemar sejarah. Kondisi kapal yang terpelihara dengan baik, ditambah kehidupan laut yang berkembang di sekitarnya, membuat diving di Raja Ampat pengalaman yang tak terlupakan.
Aktivitas Wisata Terkait Bangkai Kapal
Diving di Cross Wreck adalah aktivitas utama bagi penyelam berpengalaman, dengan kedalaman yang menantang membutuhkan sertifikasi seperti PADI Advanced Open Water. Tur berpemandu oleh operator lokal, seperti Papua Diving, menawarkan penjelasan tentang sejarah kapal dan panduan aman untuk menjelajahi bangkai.
Wisatawan juga dapat menggabungkan diving dengan snorkeling atau diving di spot terkenal seperti Pulau Kri atau Misool, yang kaya akan terumbu karang. Selain itu, trekking di Pulau Wayag atau Pianemo melengkapi pengalaman wisata alam dengan panorama karst yang epik. Tur sejarah laut, yang mencakup cerita Perang Dunia II dari pemandu lokal, semakin memperkaya kunjungan ke Raja Ampat.