Tips Bereskan Rumah Berantakan Tanpa Bikin Isi Lemari Meledak

Ilustrasi pasangan
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Rumah kadang terlihat rapi dari luar, tapi begitu membuka lemari, laci, atau rak, langsung terasa seperti bom meledak di dalamnya. Barang menumpuk tanpa aturan, baju tercampur dengan aksesori, dan mencari sesuatu jadi memakan waktu lama.

6 Manfaat Urban Farming, Jadi Ladang Cuan Rumahan hingga Dorong Ketahanan Pangan

Fenomena ini terjadi karena tempat penyimpanan sering dijadikan ‘parkiran sementara’ barang-barang pribadi, yang akhirnya menjadi permanen. Menurut pakar organisasi rumah dan penulis buku It’s All Too Much, Peter Walsh , masalah utamanya bukan sekadar banyaknya barang, melainkan tidak adanya sistem.

"Berantakan itu artinya segala hal yang menghalangi kamu untuk mewujudkan hidup terbaik yang kamu inginkan,” kata dia.

5 Makanan Khas Perayaan Hari Kemerdekaan, Maknanya Dalam Banget!

Artinya, berantakan itu bukan hanya soal fisik, tapi juga bagaimana barang menghalangi tercapainya gaya hidup yang kita inginkan.

Kenapa Lemari, Laci, dan Rak Jadi Pusat Penumpukan?

Ada beberapa pola umum yang membuat area penyimpanan penuh dan sulit diatur:

  1. Penyimpanan “sementara” yang jadi permanen
    Barang dimasukkan asal dulu, niatnya untuk dibereskan nanti, tapi akhirnya dibiarkan.
  2. Kategori barang bercampur
    Pakaian harian bercampur dengan barang musiman, aksesori, bahkan dokumen.
  3. Lupa apa yang dimiliki
    Akibatnya membeli barang serupa berkali-kali karena merasa “tidak punya”.
Bukan Sekadar Lomba 17 Agustus, Ini 6 Manfaat Mewarnai untuk Anak

Peter Walsh menekankan bahwa akar masalahnya adalah ketiadaan kerangka pengaturan yang jelas. Ia menggunakan pendekatan V–F–Z–L: Vision, Function, Zones, Limits.

Prinsip V–F–Z–L ala Peter Walsh

  1. Vision (Visi)
    Bayangkan seperti apa ruang ideal yang kamu inginkan mulai dari  rapi, mudah diakses, dan tenang. Visi ini menjadi kompas dalam setiap keputusan menyimpan atau melepas barang.
  2. Function (Fungsi)
    Tentukan fungsi spesifik untuk setiap area. Lemari pakaian harus menyimpan pakaian, bukan dokumen atau mainan.
  3. Zones (Zona)
    Bagi ruang menjadi zona, rak atas untuk barang jarang digunakan, eye-level untuk barang harian, bawah untuk barang berat atau kotak besar.
  4. Limits (Batas)
    Gunakan batas fisik seperti kotak atau keranjang. Saat penuh, berarti waktunya kurasi dan mengurangi isi.

Langkah Praktis Menata Lemari, Laci, dan Rak

1. Kosongkan dan Reset Cepat

Keluarkan semua isi dari satu area sebelum menata ulang. Ini memberi pandangan utuh tentang jumlah barang.

2. Sortir 4 Kotak

Buat kotak atau kantong bertuliskan: Keep / Donate / Recycle / Trash. Batasi waktu sortir 30–45 menit per sesi agar tidak lelah.

3. Ukur dan Pilih Kontainer yang Tepat

Jangan beli kotak dulu sebelum mengukur rak atau laci. Kontainer harus mengikuti ukuran ruang, bukan sebaliknya.

4. Tetapkan Batas per Kategori

Misalnya, satu kotak khusus kaus olahraga. Kalau sudah penuh, pilih mana yang disimpan dan mana yang dilepas.

5. Label Jelas dan Terlihat

Tempel label di setiap kotak atau divider agar setiap orang di rumah tahu di mana barang harus dikembalikan.

6. Terapkan Aturan “One-In-One-Out”

Setiap ada barang baru masuk, keluarkan satu barang lama.

7. Uji Akses 10 Detik

Jika butuh lebih dari 10 detik untuk menemukan atau menyimpan barang, berarti sistem perlu disederhanakan.

8. Ritual 10 Menit/Minggu

Sisihkan waktu singkat untuk merapikan kembali isi kotak dan mengembalikan barang ke zona yang benar.

Taktik Spesifik per Area

A. Lemari Pakaian

  • Gunakan hanger seragam untuk kesan rapi.
  • Sediakan area “outfit besok” agar pagi lebih cepat.
  • Rotasi pakaian musiman ke box atas.
  • Batasi jumlah pakaian, misalnya 10 kaus harian.

B. Laci

  • Gunakan drawer dividers untuk memisahkan kategori kecil seperti pakaian dalam atau aksesoris.
  • Buat “daily carry hub” khusus dompet, kunci, dan barang harian.
  • Terapkan prinsip “First-Fit Wins”—kalau tidak pas, bukan tempatnya.

C. Rak Terbuka

  • Gunakan kotak transparan agar isi terlihat.
  • Terapkan max-fill line sebagai batas isi kotak.
  • Simpan tas atau pouch secara vertikal agar tidak bertumpuk.

Menghadapi Barang Sentimental

Barang kenangan sering jadi penyebab lemari penuh. Solusinya:

  • Gunakan memory box berukuran tetap untuk membatasi jumlah.
  • Foto barang sebelum melepasnya.
  • Tanyakan: “Apakah barang ini mendukung visi hidup saya?”

Alat Bantu yang Efektif

  • Kotak bening bertutup
  • Divider laci
  • Label tahan air
  • Riser rak untuk memaksimalkan ruang vertikal

Peter Walsh mengingatkan, alat bantu hanyalah penunjang. Sistem yang jelas harus dibuat lebih dulu.

Kesalahan Umum yang Perlu Dihindari

  • Menyimpan tanpa batas, atasi dengan Limits.
  • Belanja storage sebelum ukur ruang.
  • Mencampur kategori barang.
  • Tidak punya jadwal perawatan rutin.