Cara Bagi Peran Ayah dan Ibu di Rumah Tangga Gen Z, Bikin Harmonis atau Sebabkan Masalah?

Ilustrasi keluarga
Sumber :
  • Pixabay

Meski banyak manfaat, tidak semua pasangan Gen Z berhasil menerapkan sistem ini tanpa kendala. Salah satu tantangan utama adalah ketimpangan ekspektasi. Dalam beberapa kasus, pasangan memiliki pandangan berbeda mengenai seberapa banyak tanggung jawab yang harus diambil masing-masing pihak. Hal ini dapat memicu konflik jika tidak dikelola dengan komunikasi yang baik.

5 Prinsip Hidup Minimalis Ala Gen Z yang Bikin Gaji Lebih Tahan Lama dan Hemat

Selain itu, tekanan sosial dari lingkungan sekitar juga bisa memengaruhi. Di masyarakat yang masih memegang teguh nilai patriarkis, ayah yang terlalu aktif di rumah kadang dianggap “kurang laki-laki”, sementara ibu yang bekerja dianggap “tidak cukup mengurus anak”. Tekanan semacam ini bisa menimbulkan dilema psikologis bagi pasangan muda.

Masalah lain yang muncul adalah beban kerja rumah tangga yang tidak terlihat, atau dikenal sebagai mental load. Meskipun ayah mungkin turut membantu secara fisik, banyak ibu masih memikul beban perencanaan dan pengaturan yang bersifat mental dan emosional—dari mengingat jadwal imunisasi anak hingga menyiapkan keperluan sekolah.

7 Cara Gen Z Beralih dari FOMO ke JOMO demi Dompet Aman dan Mental Sehat

Keseimbangan adalah kunci. Tidak ada sistem yang berlaku universal karena setiap pasangan memiliki konteks dan tantangan unik. Yang terpenting adalah adanya kesadaran, keterbukaan, dan evaluasi bersama secara berkala agar rumah tangga tetap berjalan harmonis.