Studi: Jadi Kakek-Nenek Ternyata Mahal Banget!

Ilustrasi kakek dan cucu
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Membesarkan anak sudah diakui sebagai perjalanan finansial yang mahal. Laporan terbaru tentang biaya membesarkan anak pada tahun 2024 menjadi pengingat yang serius akan besarnya dampak pengasuhan anak terhadap kantong orang tua. Namun, ada satu kelompok yang kontribusi finansialnya sering terabaikan namun dampaknya sangat signifikan: kakek dan nenek.

Orang Tua Wajib Tahu, 7 Ucapan Ini Bisa Bikin Anak Jadi Lebih Percaya Diri

Mereka adalah sosok yang identik dengan hadiah manis, makanan yang dibayarkan, atau bantuan untuk dana pendidikan. Di balik citra kemurahan hati yang penuh kasih ini, tersembunyi sebuah beban finansial yang substansial. Survei terbaru menunjukkan bahwa peran kakek-nenek sebagai pilar pendukung keluarga modern jauh lebih mahal daripada yang dibayangkan, bahkan ketika anak-anak mereka sendiri sudah mandiri. Dukungan finansial yang mereka berikan bukan sekadar 'memanjakan' cucu, tetapi telah menjadi bagian fundamental dari operasi ekonomi keluarga.

Nilai Pengorbanan Finansial Kakek-Nenek

Sebuah survei yang dilakukan oleh The Senior List baru-baru ini menyajikan data yang benar-benar mengejutkan mengenai besaran uang yang dikeluarkan kakek-nenek untuk membantu membesarkan generasi berikutnya. 

Tanpa Sadar, Orang Tua Bisa Wariskan Trauma ke Anak, Begini Caranya!

Studi yang melibatkan 1.200 kakek-nenek tersebut mengungkapkan bahwa, rata-rata, mereka menghabiskan hampir $4.000 (sekitar Rp65 juta) untuk cucu mereka setiap tahun. 

Angka ini merupakan total dari berbagai jenis kontribusi, mulai dari biaya sehari-hari hingga kontribusi dana pendidikan. Bahkan, sekitar 10% dari responden menyatakan bahwa mereka menyumbang $10.000 (sekitar Rp163 juta) atau lebih setiap tahunnya.

Ingin Teriak ke Anak? Coba 5 Cara Mendisiplinkan yang Lebih Efektif

Statistik ini menegaskan bahwa menjadi kakek-nenek bukanlah fase hidup bebas finansial setelah anak-anak dewasa. Sebaliknya, peran ini menuntut komitmen finansial yang besar.

Pengorbanan demi Kesejahteraan Cucu

Komitmen ini sering kali berujung pada pengorbanan pribadi yang serius. Menurut survei yang sama:

  • 63% kakek-nenek mengaku melakukan pengorbanan moneter demi kebahagiaan cucu mereka.
  • 26% memilih untuk hidup lebih hemat atau konservatif agar dapat terus memberikan dukungan finansial kepada cucu.

Data ini menggarisbawahi realitas bahwa banyak lansia menempatkan kebutuhan finansial keluarga di atas stabilitas mereka sendiri. Bahkan, ada statistik yang lebih mencengangkan: 10% kakek-nenek terpaksa berutang atau menunda masa pensiun mereka untuk memastikan kontribusi mereka tetap berjalan.

Selain itu, satu dari lima kakek-nenek yang memberikan dukungan finansial mengakui bahwa mereka merasa tertekan untuk memberi lebih banyak uang daripada yang sebenarnya mereka mampu. Tekanan ini menunjukkan adanya ekspektasi sosial atau internal yang tinggi dalam peran sebagai pendukung generasi muda.

Kontribusi yang Menyeluruh dan Berkelanjutan

Dukungan finansial dari kakek-nenek ini tidak hanya mencakup sektor kecil dari populasi senior. Secara mengejutkan, 96% kakek-nenek menyatakan bahwa mereka berkontribusi secara finansial kepada cucu mereka dalam berbagai cara, meliputi:

  1. Pembayaran biaya sehari-hari dan kebutuhan pokok (makanan, bahan makanan).
  2. Pembelian pakaian dan sepatu.
  3. Biaya perjalanan atau liburan keluarga.
  4. Dukungan pendidikan (dana kuliah, uang sekolah, les).
  5. Bantuan biaya perawatan kesehatan.

Selain bantuan moneter, aspek pengasuhan juga membebani biaya. Diketahui bahwa 16% kakek-nenek memiliki setidaknya satu cucu yang tinggal di rumah mereka, sebuah realitas yang secara langsung meningkatkan biaya rumah tangga dan tanggung jawab pengasuhan primer.

Faktor yang mendukung tingkat dukungan ini adalah fakta bahwa kakek-nenek saat ini memegang sebagian besar kekayaan di Amerika Serikat. Meskipun ini memberi mereka kemampuan untuk membantu, ini juga menempatkan mereka pada posisi sebagai penyedia dukungan finansial utama bagi anak dan cucu mereka.

Tren Kenaikan Biaya dan Peran yang Berkembang

Dukungan finansial dari kakek-nenek sejatinya bukan fenomena baru. Patty David, Vice President of Consumer Insights untuk AARP, mencatat bahwa pada studi kakek-nenek tahun 2018, rata-rata pengeluaran tahunan berada di sekitar $2.600. Kenaikan angka menjadi $4.000 enam tahun kemudian dianggap sebagai perkembangan yang wajar dan sesuai dengan eskalasi biaya hidup.

David juga menyoroti tantangan lain: lebih dari setengah kakek-nenek memiliki setidaknya satu cucu yang tinggal lebih dari 200 mil jauhnya. Jarak ini berarti bahwa biaya untuk berkunjung saja sering kali menjadi beban finansial tersendiri, menambah total pengeluaran tahunan.

Namun, penting untuk ditekankan bahwa kontribusi kakek-nenek jauh melampaui nilai uang. David mengingatkan bahwa jika masalah keuangan menjadi kendala, ada banyak cara lain bagi kakek-nenek untuk memberikan nilai kepada kehidupan cucu mereka.

"Yang diinginkan kakek-nenek lebih dari segalanya adalah memiliki hubungan dan menghabiskan waktu bersama cucu-cucu mereka," ujarnya. Peran kakek-nenek modern mencakup:

  1. Sumber Kebijaksanaan
  2. Penyampai Warisan Keluarga
  3. Seorang Teman
  4. Pendongeng dan Guru
  5. Mentor dan Pengasuh

Kontribusi non-finansial ini adalah esensi dari ikatan kakek-nenek-cucu yang tidak ternilai harganya. Meskipun demikian, data dari survei ini secara tegas menunjukkan bahwa peran kakek-nenek di era modern telah berkembang menjadi jaring pengaman ekonomi yang vital bagi keluarga, menjadikannya salah satu pos pengeluaran terbesar yang tidak terduga dalam tahap kehidupan senior.