Anak Kurang Dekat dengan Ayah? Waspadai 5 Dampak Emosional Ini

Ilustrasi anak menangis
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Peran ayah dalam tumbuh kembang anak tak kalah penting dari ibu. Selain menjadi tulang punggung keluarga, sosok ayah juga memberikan pengaruh besar terhadap rasa aman, kepercayaan diri, dan stabilitas emosi anak. 

Ayah Absen dalam Pengasuhan? Ini Risiko Psikologis bagi Anak

 

Sayangnya, dalam kehidupan modern yang serba sibuk, keterlibatan ayah sering kali menjadi minim—baik karena alasan pekerjaan, jarak, maupun pola asuh yang belum seimbang.

Anak Ingin Jadi Gamer, Dukung atau Larang? Begini Peluang Karier di Dunia Gaming

 

Anak yang tumbuh dengan kasih sayang ayah yang cukup cenderung memiliki kepribadian yang lebih stabil secara emosional, mampu menjalin hubungan sosial yang sehat, dan memiliki rasa percaya diri yang kuat. 

Anak Sering Balikin Omongan Saat Dinasehati? Bisa Jadi Mereka Lagi Uji Batas, Bukan Nakal

 

Sebaliknya, kurangnya kehadiran emosional ayah bisa memicu berbagai dampak negatif yang terkadang tidak langsung terlihat. Berikut ini lima ciri anak yang kurang kasih sayang dari ayah dan bagaimana Anda bisa membantu mengatasinya:

 

1. Cenderung Menarik Diri dan Sulit Percaya Orang Lain

 

Anak yang kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari sosok ayah sering merasa tidak aman secara emosional. Mereka bisa tumbuh menjadi pribadi yang sulit terbuka, tidak mudah mempercayai orang lain, atau bahkan lebih nyaman menyendiri daripada berinteraksi.

 

Ayah perlu meluangkan waktu secara berkualitas, meski hanya sebentar setiap hari, untuk berbicara, bermain, atau sekadar mendengarkan cerita anak.

 

2. Mencari Perhatian dengan Cara Negatif

 

Kurangnya validasi dari figur ayah bisa membuat anak melakukan tindakan ekstrem demi mendapat perhatian. Misalnya, menjadi terlalu reaktif, suka membantah, atau bahkan melakukan hal-hal yang berisiko.

 

Alih-alih memarahi, ayah perlu memahami bahwa perilaku tersebut bisa jadi panggilan untuk diperhatikan. Pendekatan yang penuh empati akan lebih efektif.

 

3. Kurang Percaya Diri dan Takut Ambil Keputusan

 

Anak yang tumbuh tanpa peran ayah yang suportif cenderung merasa ragu terhadap kemampuan dirinya. Mereka takut gagal, enggan mencoba hal baru, dan merasa tidak cukup baik.

 

Pujian yang tulus, dukungan saat mereka mencoba hal baru, serta kehadiran ayah dalam momen-momen penting bisa menumbuhkan rasa percaya diri anak.

 

4. Kesulitan Mengatur Emosi

 

Tanpa sosok ayah yang hadir secara emosional, anak mungkin kesulitan mengidentifikasi, mengekspresikan, atau mengelola emosinya. Mereka bisa menjadi mudah marah, menangis berlebihan, atau bahkan menyimpan perasaan terlalu dalam.

 

Ayah bisa mulai mengenalkan cara-cara sederhana mengelola emosi, seperti bercerita sebelum tidur, berdiskusi saat anak sedang kesal, atau sekadar menjadi pendengar yang baik.

 

5. Cenderung Mencari Figur Ayah di Luar Rumah

 

Beberapa anak yang kehilangan kedekatan dengan ayahnya bisa mencari sosok pengganti di luar, baik itu guru, teman, bahkan tokoh publik. Hal ini bisa menjadi tidak sehat jika anak bergantung secara emosional pada orang yang belum tentu bisa memberikan arahan positif.

 

Membangun hubungan rutin, walau sederhana, seperti bermain bersama, melakukan aktivitas hobi, atau mengantar-jemput sekolah, bisa memperkuat kembali ikatan ayah dan anak.

 

Anak tidak hanya membutuhkan kehadiran fisik ayah, tetapi juga keterlibatan emosional yang hangat dan konsisten. Kurangnya kasih sayang dari sosok ayah bisa berdampak pada perilaku dan kondisi psikologis anak di masa depan. 

 

Jika Anda seorang ayah, jangan remehkan kekuatan pelukan, dukungan, dan obrolan singkat yang tulus. Karena bagi anak, hal sederhana itu bisa membentuk pondasi emosional yang kuat seumur hidup.