Bingung Tak Paham Materi Saat Mengajarkan Anak Belajar? Ini yang Harus Dilakukan Orang Tua
- Freepik
Lifestyle –Banyak orang tua merasa kewalahan saat mendampingi anak belajar di rumah. Bukan hanya karena tugas sekolah yang semakin menumpuk, tetapi juga karena materi pelajaran yang berbeda jauh dari zaman mereka sekolah dulu.
Perubahan kurikulum dan metode belajar yang lebih kompleks membuat sebagian orang tua merasa tidak percaya diri, bahkan frustrasi, ketika harus membantu anak menyelesaikan pekerjaan rumah.
Namun, mendampingi anak belajar tidak selalu berarti orang tua harus paham seluruh materi pelajaran. Peran utama orang tua justru adalah mendukung anak agar tetap semangat dan mampu menemukan cara belajar yang efektif.
Artikel ini akan membahas mengapa banyak orang tua tidak paham materi belajar anak, dampak jika orang tua memaksakan diri mengajar, serta strategi mendampingi anak dengan bijak berdasarkan pandangan pakar.
Kenapa Banyak Orang Tua Tidak Paham Materi Anak?
Ada beberapa alasan mengapa orang tua sering kali kesulitan memahami materi pelajaran anak. Pertama, kurikulum sekolah terus berkembang. Metode mengajar matematika, sains, bahkan bahasa kini banyak yang menggunakan pendekatan baru yang berbeda dari yang diajarkan beberapa tahun lalu.
Selain itu, ada kesenjangan generasi. Banyak orang tua yang merasa asing dengan istilah atau cara mengerjakan soal yang tidak pernah mereka pelajari sebelumnya. Ditambah lagi, sebagian orang tua memiliki waktu terbatas karena kesibukan bekerja sehingga sulit mempelajari ulang materi.
Situasi ini wajar dan dialami banyak keluarga, yang perlu diingat adalah bahwa kebingungan ini bukan tanda kegagalan sebagai orang tua.
Dampak Jika Orang Tua Memaksakan Diri Mengajar
Memaksakan diri mengajar anak padahal tidak memahami materi justru bisa berdampak negatif. Anak mungkin kehilangan motivasi belajar karena merasa ditekan. Alih-alih merasa terbantu, mereka justru cenderung frustrasi dan malas mengerjakan PR.
Selain itu, orang tua yang terlalu memaksakan diri bisa tanpa sadar memberikan jawaban yang salah atau mengajarkan cara yang tidak sesuai. Ini dapat membingungkan anak dan merusak kepercayaan diri mereka dalam belajar. Dalam jangka panjang, hubungan antara orang tua dan anak bisa menjadi tegang setiap kali harus belajar bersama.
Profesor psikologi perkembangan di Harvard Graduate School of Education, Nancy E. Hill, menekankan bahwa keterlibatan orang tua yang efektif tidak selalu berarti menguasai materi pelajaran anak.
Dalam penelitiannya bersama Diana Tyson, Hill menemukan bahwa yang lebih penting adalah academic socialization, yaitu membimbing anak dengan cara yang mendukung tujuan akademis, mengajarkan strategi belajar, dan menumbuhkan keyakinan bahwa mereka mampu.
“Keterlibatan orang tua yang tepat justru membantu anak menjadi lebih mandiri dalam belajar,” jelas Hill.
Dalam meta-analisis yang melibatkan lebih dari 50.000 siswa, Hill dan Tyson menemukan bahwa ketika orang tua terlalu fokus pada memberikan jawaban, hasil belajar anak cenderung stagnan. Sebaliknya, jika orang tua menciptakan lingkungan belajar yang positif, prestasi akademis anak meningkat signifikan.
Strategi Bijak untuk Orang Tua yang Tidak Paham Materi
Jika kamu merasa tidak paham materi pelajaran anak, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar tetap dapat mendampingi mereka belajar:
1. Fokus pada kualitas dukungan
Bantuan orang tua tidak harus berupa penjelasan materi yang detail. Dukungan emosional dan membangun struktur belajar yang konsisten jauh lebih penting. Pastikan anak merasa nyaman dan percaya diri untuk belajar di rumah.
2. Terapkan prinsip scaffolding
Scaffolding berarti memberikan bimbingan bertahap. Ajukan pertanyaan terbuka untuk memancing anak berpikir, bantu mereka memecah soal menjadi langkah-langkah kecil, dan biarkan mereka menemukan jawabannya sendiri. Cara ini terbukti lebih efektif daripada langsung memberikan jawaban.
3. Ciptakan lingkungan belajar kondusif
Siapkan ruang belajar yang tenang, bebas gangguan, dan gunakan waktu belajar yang konsisten. Suasana yang positif akan membuat anak lebih fokus dan nyaman belajar.
4. Jadilah fasilitator, bukan guru
Peran orang tua adalah mendampingi, bukan menggantikan guru. Dorong anak untuk mencari sumber belajar tambahan seperti buku referensi, video edukasi, atau aplikasi belajar yang sesuai dengan kurikulum.
5. Manfaatkan teknologi
Kini banyak aplikasi belajar dan video tutorial yang bisa membantu anak memahami materi. Orang tua dapat memandu anak memilih sumber yang tepat lalu belajar bersama mereka.
6. Komunikasi dengan guru
Jika materi terlalu sulit, jangan ragu untuk berdiskusi dengan guru. Tanyakan ringkasan materi, tips belajar, atau bahan tambahan yang bisa digunakan di rumah.
Contoh Praktik Mendampingi Anak Tanpa Harus Paham Materinya
Misalnya, saat anak kesulitan mengerjakan soal matematika, orang tua bisa bertanya, “Menurut kamu, apa yang perlu dicari dulu dari soal ini?” atau “Langkah pertama apa yang bisa kamu coba?” Dengan begitu, anak belajar berpikir logis tanpa merasa ditekan.
Contoh lain, jika anak kesulitan memahami teks bahasa Inggris, orang tua bisa mengajaknya mencari arti kata bersama-sama menggunakan kamus atau aplikasi terjemahan. Ini mengajarkan anak bahwa mencari jawaban itu proses yang wajar dan bisa dipelajari.
Belajar bersama lewat video edukasi di YouTube atau platform belajar daring juga bisa menjadi alternatif. Anak tetap mendapatkan pemahaman yang benar sementara orang tua bisa ikut belajar.
Tips Tambahan untuk Orang Tua
Jaga emosi dan kesabaran. Jangan tunjukkan frustrasi ketika anak kesulitan.
Rayakan usaha anak, bukan hanya jawaban benar. Pujian atas proses belajar bisa meningkatkan motivasi.
Pantau perkembangan anak secara rutin, bukan hanya fokus pada nilai ujian.
Atur jadwal belajar rutin, tetapi fleksibel sesuai kondisi anak dan orang tua.
Bila diperlukan, ikutkan anak ke les tambahan atau kelompok belajar untuk mendapatkan bimbingan lebih mendalam.