Hindari Kebiasaan Menidurkan Bayi Sambil Jalan-Jalan, Ini Dampaknya di Masa Depan

Ilustrasi anak tidur
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Menidurkan bayi sambil berjalan-jalan, baik dengan menggendong, menggunakan stroller, atau alat bantu seperti gendongan kain, sering menjadi solusi praktis bagi orang tua di Indonesia untuk menenangkan bayi yang rewel. Namun, kebiasaan ini, meskipun tampak efektif, dapat membawa dampak negatif pada perkembangan fisik, emosional, dan pola tidur bayi di masa depan. 

Tangisan Bayi Bukan Sekadar Rewel, Ini Cara Memahami Arti Tangisannya

Penelitian dari American Academy of Pediatrics menunjukkan bahwa lingkungan tidur yang tidak konsisten dapat mengganggu ritme sirkadian bayi dan meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). 

Berikut adalah dampak kebiasaan menidurkan bayi sambil jalan-jalan, risiko yang terkait, dan praktik tidur aman untuk mendukung kesehatan jangka panjang anak.

Dampak pada Perkembangan Fisik Bayi

Jangan Anggap Sepele, Masalah Gigi pada Ibu Hamil Berisiko Picu Kelahiran Prematur

Menidurkan bayi sambil berjalan-jalan, terutama dengan gerakan berulang seperti mengayun atau mendorong stroller, dapat memengaruhi perkembangan fisik. Ketika bayi tidur dalam posisi yang tidak stabil, seperti dalam gendongan tanpa penyangga kepala yang memadai, tekanan berlebih dapat terjadi pada leher atau tulang belakang yang masih rapuh. 

Menurut Journal of Pediatric Orthopaedics (2020), posisi tidur yang tidak ergonomis pada bayi di bawah usia 6 bulan dapat meningkatkan risiko gangguan postur, seperti plagiocephaly (kepala datar). Selain itu, tidur di stroller tanpa pengawasan meningkatkan risiko terjepit atau terguling, terutama jika bayi bergerak secara tiba-tiba.

Gangguan Pola Tidur dan Ritme Sirkadian

Bayi Ditaruh di Atas Embun Biar Cepat Jalan Hanya Sebuah Tradisi atau Ada Dasar Medisnya?

Pola tidur yang sehat sangat penting untuk perkembangan otak bayi. Menidurkan bayi sambil jalan-jalan sering kali membuat bayi terbiasa dengan stimulasi gerakan untuk tertidur, sehingga sulit tidur tanpa bantuan eksternal. 

Studi dari Sleep Medicine Reviews (2018) menunjukkan bahwa bayi yang terbiasa tidur dengan gerakan cenderung mengalami gangguan ritme sirkadian, yang dapat menyebabkan masalah tidur jangka panjang, seperti insomnia di masa kanak-kanak. Paparan lingkungan luar, seperti suara bising atau cahaya matahari saat jalan-jalan, juga dapat mengganggu siklus tidur REM, yang penting untuk perkembangan kognitif.

Risiko Keamanan dan Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SIDS)

Kebiasaan menidurkan bayi sambil jalan-jalan meningkatkan risiko SIDS, terutama jika dilakukan tanpa pengawasan ketat. American Academy of Pediatrics merekomendasikan bayi tidur di permukaan datar, seperti kasur dengan seprai ketat, tanpa bantal atau selimut longgar. Tidur di gendongan atau stroller sering kali tidak memenuhi standar ini, karena posisi kepala bayi bisa miring atau tertekuk, menghambat saluran napas. 

Data dari Pediatrics Journal (2021) menunjukkan bahwa risiko SIDS meningkat hingga 1,5 kali pada bayi yang tidur di lingkungan tidak aman, seperti di gendongan saat berjalan. Selain itu, paparan panas berlebih di iklim tropis Indonesia saat jalan-jalan dapat menyebabkan overheating, faktor risiko lain untuk SIDS.

Dampak Psikologis dan Keterikatan Emosional

Menidurkan bayi sambil jalan-jalan juga dapat memengaruhi keterikatan emosional. Meskipun menggendong memberikan kedekatan fisik, bayi yang terbiasa tidur dengan stimulasi gerakan mungkin kesulitan mengembangkan kemampuan self-soothing, yaitu kemampuan untuk menenangkan diri dan tidur mandiri. 

Menurut Child Development Journal (2019), bayi yang tidak belajar self-soothing cenderung lebih rewel dan bergantung pada orang tua untuk tidur hingga usia toddler. Hal ini dapat meningkatkan stres orang tua dan memengaruhi keseimbangan emosional keluarga dalam jangka panjang.

Praktik Tidur Aman untuk Bayi

Untuk mencegah dampak negatif, orang tua disarankan mengikuti pedoman tidur aman. Pertama, tidurkan bayi di tempat tidur khusus, seperti box bayi atau kasur dengan permukaan keras, dalam posisi telentang. Pastikan tidak ada benda longgar seperti selimut atau mainan di sekitar bayi. 

Kedua, ciptakan rutinitas tidur yang konsisten, seperti membaca cerita atau menyanyikan lagu pengantar tidur di ruangan yang tenang dengan pencahayaan redup. Ketiga, hindari penggunaan gendongan atau stroller untuk tidur rutin; gunakan hanya untuk menenangkan bayi sesekali, dengan pengawasan ketat. Keempat, perhatikan suhu tubuh bayi saat di luar ruangan, terutama di iklim tropis, dan gunakan pakaian berbahan katun yang menyerap keringat.

Tips Mengganti Kebiasaan Menidurkan Sambil Jalan-Jalan

Mengubah kebiasaan menidurkan bayi sambil jalan-jalan membutuhkan pendekatan bertahap. Mulailah dengan memperkenalkan rutinitas tidur di rumah, seperti menidurkan bayi di box setelah aktivitas menenangkan seperti menyusui. Gunakan white noise, seperti suara kipas atau alunan musik lembut, untuk membantu bayi rileks tanpa gerakan. 

Jika bayi terbiasa tidur di gendongan, kurangi durasi secara bertahap sambil memperkenalkan tidur di tempat tidur. Konsultasikan dengan dokter anak jika bayi menunjukkan tanda-tanda kesulitan tidur atau kerontokan rambut akibat posisi tidur yang salah, yang bisa jadi indikasi masalah seperti plagiocephaly. Pastikan juga orang tua mendapatkan dukungan, seperti berbagi tugas dengan pasangan, untuk mengurangi kelelahan yang mendorong kebiasaan menidurkan sambil jalan-jalan.