Bayi Ditaruh di Atas Embun Biar Cepat Jalan Hanya Sebuah Tradisi atau Ada Dasar Medisnya?
- Freepik
Lifestyle –Pernah melihat bayi dibawa ke halaman rumah saat pagi buta, lalu kakinya diletakkan di atas rumput yang basah karena embun? Tradisi ini masih dilakukan di berbagai daerah di Indonesia dengan harapan agar bayi cepat bisa berjalan. Mungkin kamu pun pernah mendengar petuah seperti 'Biar cepat bisa jalan, tapakkan kaki bayi ke embun pagi'.
Tapi, apakah benar menyentuh embun bisa mempercepat kemampuan berjalan bayi? Ataukah ini hanya kepercayaan turun-temurun yang belum terbukti? Kali ini kita akan bahas tuntas bersama penjelasan dari dokter anak asal Amerika Serikat yang juga penulis buku parenting populer Baby and Toddler Basics, Dr. Tanya Altmann.
Tradisi 'Tapak Embun' di Mata Masyarakat
Tradisi ini dikenal di berbagai wilayah terutama di Jawa, Bali, dan sebagian Sumatra. Biasanya dilakukan ketika bayi berusia 7–12 bulan, saat mulai belajar berdiri atau merambat.
Rumput yang basah oleh embun pagi dianggap bisa membawa energi alami ke tubuh bayi, menyegarkan otot, dan merangsang refleks kaki. Beberapa orang bahkan menyertakan ritual seperti doa atau pijatan ringan setelah proses embunan selesai.
Meski terdengar sepele, tradisi ini sering dijalankan dengan penuh keyakinan oleh para orang tua atau nenek-kakek. Namun, mari kita lihat fakta medisnya.
Penjelasan Medis: Cara Bayi Belajar Jalan
Menurut Tanya Altmann, proses bayi belajar berjalan bukan sekadar soal merangsang kaki. Ini adalah hasil dari perkembangan sistem tubuh secara menyeluruh, yang mencakup:
- Kekuatan otot dan stabilitas sendi
- Koordinasi antara otak dan tubuh (saraf motorik kasar)
- Keseimbangan dan refleks postural
- Kepercayaan diri dan keberanian bayi untuk mencoba bergerak
"Setiap bayi memiliki irama perkembangan yang berbeda. Tak ada cara instan untuk mempercepat proses berjalan selain menyediakan lingkungan yang aman dan penuh dukungan," jelas Altmann.
Jadi, bayi tidak serta-merta berjalan hanya karena kakinya menyentuh sesuatu yang dingin seperti embun. Hal yang dibutuhkan adalah waktu, latihan, dan stimulasi tepat.
Apakah Embun Punya Pengaruh?
Embun memang memberi rangsangan sensorik baru pada kaki bayi yakni dingin, basah, dan tekstur rumput. Sensasi ini bisa memperkenalkan bayi pada lingkungan dan merangsang respons refleks.
Namun, menurut Dr. Altmann, paparan embun tidak berkaitan langsung dengan proses belajar jalan. Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa embun bisa memperkuat otot atau mempercepat koordinasi motorik.
"Paparan embun tidak berbahaya jika dilakukan dengan aman. Tapi bukan itu yang membuat bayi cepat berjalan," ujarnya.
Waspadai Risiko 'Tapak Embun'
Walaupun tampak alami dan aman, kebiasaan ini tetap memiliki risiko kecil yang perlu diperhatikan:
1. Kedinginan
Suhu pagi yang rendah bisa menyebabkan bayi menggigil, terutama jika dilakukan terlalu lama atau saat udara sangat lembap.
2. Kontaminasi Tanah
Rumput yang terkena embun bisa saja menyimpan bakteri, jamur, atau sisa pupuk. Kaki bayi yang kulitnya masih sangat sensitif bisa terkena iritasi.
3. Tergelincir
Jika bayi sudah bisa berdiri, meletakkannya di atas rumput basah tanpa pegangan bisa meningkatkan risiko tergelincir dan cedera ringan.
Cara Medis yang Aman agar Bayi Cepat Jalan
Dr. Altmann menyarankan agar orang tua fokus pada stimulasi motorik kasar yang terbukti secara ilmiah, seperti:
1. Tummy Time
Latihan tengkurap sejak bayi lahir bisa memperkuat otot leher, lengan, dan punggung, fondasi penting untuk berjalan.
2. Latihan Berdiri dengan Bantuan
Pegang kedua tangan bayi dan bantu ia berdiri di permukaan datar. Biarkan ia mengayunkan kaki atau mencoba berdiri sendiri.
3. Rambatan Aman
Dorong bayi merambat di sofa, meja rendah, atau pagar bayi. Ini melatih keseimbangan dan keberanian.
4. Bertelanjang Kaki di Dalam Rumah
Berjalan tanpa sepatu membantu bayi merasakan permukaan dan menyesuaikan keseimbangannya. Pastikan lantai bersih dan tidak licin.
Dr. Altmann menyadari bahwa banyak orang tua ingin melihat anaknya cepat berjalan. Tapi terlalu fokus pada kecepatan bisa membuat kita lupa bahwa yang terpenting adalah kualitas perkembangan.
"Jika orang tua ingin tetap menjalankan tradisi seperti ‘tapak embun’, tidak masalah selama dilakukan sebentar, dalam kondisi aman, dan tidak dijadikan satu-satunya cara," jelasnya.
Tradisi bisa memperkuat ikatan keluarga dan menjadi momen penuh kasih sayang. Tapi tetap penting untuk menyeimbangkannya dengan pendekatan medis yang logis dan aman.