Tips Sehat Menaikkan Berat Badan Anak yang Picky Eater
- Pixabay
Misalnya, tambahkan satu sendok teh minyak zaitun ke sayuran kukus atau nasi untuk meningkatkan kalori tanpa menambah volume. Protein berkualitas, seperti telur atau daging tanpa lemak, mendukung pertumbuhan otot, sedangkan karbohidrat kompleks seperti oatmeal atau kentang memberikan energi berkelanjutan. Camilan seperti yogurt penuh lemak dengan potongan buah atau roti gandum dengan selai kacang dapat disajikan 2–3 kali sehari untuk menambah asupan kalori.
Memperkenalkan Makanan Baru Secara Bertahap
Anak picky eater sering menolak makanan baru karena rasa atau tekstur yang tidak familiar. Penelitian oleh Dr. Natalie Muth, ahli gizi anak, menunjukkan bahwa anak mungkin perlu mencoba makanan baru hingga 10–15 kali sebelum menerimanya. Untuk meminimalkan penolakan, sajikan makanan baru bersama makanan favorit anak. Misalnya, jika anak menyukai pasta, tambahkan sedikit brokoli cincang halus ke dalam saus untuk memperkenalkan sayuran secara bertahap.
Eksperimen dengan cara pengolahan juga membantu. Anak yang menolak sayuran rebus mungkin menyukai sayuran panggang yang renyah, seperti wortel panggang dengan sedikit minyak zaitun. Smoothie berbasis buah dengan tambahan sayuran seperti bayam juga Pragmatic Play dapat menjadi alternatif untuk anak yang sulit mengunyah sayuran utuh.
Menciptakan Lingkungan Makan yang Positif
Suasana makan yang menyenangkan dapat meningkatkan minat anak terhadap makanan. Hindari memaksa anak untuk makan, karena tekanan dapat memperburuk penolakan. Sebaliknya, ciptakan lingkungan yang santai dan menarik. Gunakan piring berwarna cerah atau berbentuk karakter favorit anak untuk menambah daya tarik.
Libatkan anak dalam proses makan, seperti memilih sayuran di pasar atau membantu menata meja, untuk meningkatkan rasa memiliki. Penelitian dalam Appetite Journal menunjukkan bahwa anak cenderung makan lebih banyak dalam suasana yang bebas stres. Tetapkan jadwal makan yang konsisten, misalnya tiga kali makan utama dan dua camilan, untuk membangun kebiasaan tanpa membuat anak merasa tertekan.