Begini Cara Rasulullah Menghadapi Anak Kecil, Gaya Parentingnya Bisa Ditiru!

Ilustrasi bicara dengan anak
Sumber :
  • freepik

LifestyleRasulullah SAW dikenal sebagai teladan sempurna dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam mendidik dan berinteraksi dengan anak-anak. Beliau menunjukkan pendekatan parenting yang penuh kasih sayang, sabar, dan bijaksana, yang tetap relevan untuk diterapkan dalam kehidupan modern. Dalam berbagai riwayat hadis, Rasulullah SAW digambarkan sebagai sosok yang lembut terhadap anak kecil, menghibur mereka, dan memahami kebutuhan emosional mereka. 

Anak Susah Lepas HP? Terapkan Konsep Hidup Sederhana ala Sunnah Nabi

Pendekatan beliau tidak hanya memperkuat ikatan emosional, tetapi juga menanamkan nilai-nilai akhlak mulia sejak dini. Artikel ini akan mengulas cara Rasulullah menghadapi anak kecil berdasarkan sumber-sumber autentik, seperti hadis dan sirah nabawiyah, serta bagaimana orang tua dapat meniru gaya parenting beliau untuk membentuk generasi yang saleh.

Menunjukkan Kasih Sayang secara Nyata

Rasulullah SAW selalu menunjukkan kasih sayang kepada anak-anak melalui sentuhan fisik dan perhatian. Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Anas bin Malik menceritakan bahwa Rasulullah sering mencium dan memeluk cucu-cucunya, Hasan dan Husain. Beliau juga pernah menggendong cucunya sambil memimpin salat, menunjukkan bahwa anak-anak tidak dianggap sebagai gangguan, melainkan sebagai anugerah. 

Perspektif Ulama dalam Parenting Modern, Mengapa Adab Harus Didahulukan Sebelum Ilmu?

Orang tua dapat meniru sikap ini dengan sering memeluk, mengelus kepala, atau memberikan pujian kepada anak. Tindakan sederhana ini membantu anak merasa dicintai dan membangun rasa percaya diri mereka, sekaligus mencerminkan sunnah Rasulullah dalam menyebarkan kasih sayang.

Bersabar terhadap Kenakalan Anak

Kesabaran adalah salah satu ciri utama Rasulullah SAW dalam menghadapi anak-anak. Dalam riwayat Sahih Muslim, diceritakan bahwa seorang anak kecil pernah kencing di pangkuan Rasulullah saat beliau sedang duduk bersama para sahabat. Alih-alih marah, Rasulullah hanya meminta air untuk membersihkan pakaiannya tanpa menegur anak tersebut. 

Tips Menjaga Akhlak dan Iman Anak di Tengah Distraksi Digital

Sikap ini mengajarkan bahwa kenakalan anak adalah bagian dari proses tumbuh kembang mereka. Orang tua dapat meneladani kesabaran ini dengan tidak langsung menghukum anak saat mereka berbuat salah, melainkan membimbing mereka dengan lembut untuk memahami konsekuensi perbuatan mereka. Pendekatan ini membantu anak belajar tanpa merasa takut atau tertekan.

Memberikan Perhatian Penuh kepada Anak

Rasulullah SAW selalu memberikan perhatian penuh kepada anak-anak, bahkan di tengah kesibukan beliau. Dalam sebuah hadis riwayat Abu Dawud, beliau pernah memanjangkan sujud dalam salat karena cucunya, Umamah, naik ke punggungnya. Beliau tidak buru-buru mengakhiri sujud, melainkan menunggu hingga anak tersebut turun dengan senang hati. Tindakan ini menunjukkan bahwa Rasulullah menghargai kebutuhan emosional anak. 

Orang tua dapat menerapkan hal ini dengan meluangkan waktu khusus untuk mendengarkan cerita anak, bermain bersama, atau sekadar mengobrol. Memberikan perhatian penuh membantu anak merasa dihargai dan memperkuat ikatan emosional dengan orang tua.

Mengajarkan Nilai Keimanan dengan Cara Sederhana

Rasulullah SAW sering mengajarkan nilai-nilai keimanan kepada anak-anak dengan cara yang mudah dipahami. Dalam riwayat Sahih Bukhari, beliau mengajarkan doa-doa sederhana kepada anak-anak, seperti doa sebelum makan dan doa ketika bangun tidur. Beliau juga menggunakan cerita dan perumpamaan untuk menjelaskan kebesaran Allah SWT.

Orang tua dapat meniru pendekatan ini dengan mengajarkan doa-doa harian atau menceritakan kisah para nabi dengan bahasa yang sesuai usia anak. Misalnya, gunakan buku cerita Islami atau video animasi yang ramah anak untuk memperkenalkan nilai-nilai agama, sehingga anak dapat belajar dengan menyenangkan.

Menghibur dan Membuat Anak Gembira

Rasulullah SAW sering menghibur anak-anak untuk membuat mereka merasa bahagia. Dalam riwayat Tirmidzi, beliau pernah bercanda dengan seorang anak bernama Abu Umair, bertanya tentang burung peliharaannya dengan penuh keceriaan. Sikap ini menunjukkan bahwa Rasulullah memahami pentingnya kebahagiaan anak. 

Orang tua dapat meneladani hal ini dengan mengajak anak bermain, bercanda, atau melakukan aktivitas yang menyenangkan, seperti berkebun atau menggambar bersama. Kegiatan ini tidak hanya mengurangi ketergantungan anak pada gadget, tetapi juga mempererat hubungan keluarga dan menanamkan kenangan positif.

Menghormati Kepribadian Anak

Rasulullah SAW selalu menghormati kepribadian dan perasaan anak-anak. Dalam sebuah riwayat, beliau pernah memanggil seorang anak dengan nama yang disukainya, bukan dengan julukan yang mungkin membuat anak malu. Beliau juga tidak pernah memaksa anak untuk melakukan sesuatu di luar kemampuan mereka. 

Orang tua dapat menerapkan prinsip ini dengan mengenali minat dan bakat anak, serta menghindari perbandingan dengan anak lain. Misalnya, jika anak lebih suka menggambar daripada menghafal, dorong mereka untuk menggambar kisah-kisah Islami sebagai bentuk ekspresi keimanan. Dengan menghormati kepribadian anak, orang tua membantu mereka tumbuh dengan rasa percaya diri dan identitas yang kuat.

Melibatkan Anak dalam Kegiatan Keagamaan

Rasulullah SAW sering melibatkan anak-anak dalam kegiatan keagamaan untuk membiasakan mereka dengan nilai-nilai Islam. Dalam riwayat Ibnu Majah, beliau mengizinkan anak-anak untuk ikut menghadiri majlis ilmu atau salat berjamaah di masjid. 

Orang tua dapat meniru pendekatan ini dengan mengajak anak ke pengajian anak, salat berjamaah di rumah, atau kegiatan amal, seperti berbagi makanan dengan tetangga. Libatkan anak dalam kegiatan sederhana, seperti menyiapkan air wudu untuk salat atau membaca Al-Qur’an bersama. Dengan cara ini, anak akan merasa bahwa ibadah adalah bagian alami dari kehidupan mereka.

Mengajarkan Etika Sosial melalui Teladan

Rasulullah SAW mengajarkan etika sosial kepada anak-anak melalui teladan nyata. Beliau selalu mengucapkan salam, membantu yang membutuhkan, dan berbicara dengan sopan, yang menjadi contoh bagi anak-anak di sekitarnya. Dalam riwayat Bukhari, beliau pernah meminta seorang anak untuk memberikan tempat duduk kepada orang yang lebih tua, mengajarkan pentingnya menghormati. 

Orang tua dapat meneladani ini dengan menunjukkan sikap sopan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengucapkan terima kasih atau meminta maaf saat salah. Ajarkan anak untuk mengucapkan salam saat bertemu teman atau membantu teman yang kesulitan, sehingga mereka tumbuh dengan akhlak mulia.