Anak Diasuh Nenek Sejak Bayi, Begini Ikatan Emosionalnya Bisa Terbentuk

Ilustrasi keluarga
Sumber :
  • pexels

Menurut teori keterikatan (attachment theory), ikatan emosional berkembang melalui tahapan tertentu sesuai usia anak. Pada masa bayi (0-1 tahun), nenek yang responsif terhadap kebutuhan dasar seperti lapar atau kenyamanan membantu anak membangun rasa aman. Pada usia balita (1-3 tahun), interaksi yang konsisten membentuk kepercayaan dan keterikatan awal. Sementara itu, pada usia prasekolah (3-5 tahun), anak mulai belajar nilai-nilai sosial dan moral melalui pola asuh nenek, seperti cerita tentang kejujuran atau kerja sama.

Manfaat Ikatan Emosional dengan Nenek

Generasi Sandwich: Ketika Orang Tua Masih Mengandalkan Orang Tuanya Sendiri, Ini yang Terjadi!

Ikatan emosional yang kuat dengan nenek memberikan sejumlah manfaat signifikan bagi perkembangan anak. Pertama, anak merasa aman dan dicintai, yang menjadi fondasi stabilitas emosional. Dalam konteks parenting, rasa aman ini memungkinkan anak untuk mengeksplorasi dunia dengan percaya diri. Kedua, nenek sering kali menjadi sumber transmisi nilai budaya dan kearifan keluarga, seperti cerita rakyat atau tradisi lokal, yang memperkaya identitas anak. 

Penelitian menunjukkan bahwa anak yang diasuh oleh kakek-nenek cenderung memiliki keterampilan sosial yang lebih baik karena paparan interaksi yang penuh kasih dan sabar. Selain itu, ikatan ini dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mengelola emosi, yang penting untuk perkembangan psikologis jangka panjang. Contoh nyata, seperti anak yang belajar kesabaran dari nenek melalui kegiatan sederhana seperti berkebun, menunjukkan bagaimana pola asuh nenek berkontribusi pada pembentukan karakter.

Tantangan dalam Pengasuhan oleh Nenek

Anak Tinggal Bareng Kakek Nenek, Apa Dampaknya Terhadap Pola Asuh?

Meskipun memiliki banyak manfaat, pengasuhan oleh nenek juga menghadapi tantangan. Salah satunya adalah perbedaan generasi yang memengaruhi pola asuh. Nenek mungkin menerapkan pendekatan tradisional, seperti memberikan makanan tertentu atau aturan ketat, yang kadang bertentangan dengan prinsip parenting modern yang dianut orang tua. 

Selain itu, keterbatasan fisik atau energi nenek dapat menjadi hambatan, terutama saat mengasuh anak yang aktif. Konflik antara nenek dan orang tua juga mungkin muncul jika terdapat perbedaan pandangan tentang pola asuh, seperti penggunaan gadget atau disiplin. Untuk mengatasi tantangan ini, komunikasi terbuka antara nenek dan orang tua sangat penting. Orang tua dapat mendukung nenek dengan memberikan panduan yang jelas tentang kebutuhan anak, sementara nenek dapat diberi ruang untuk tetap berkontribusi dengan caranya sendiri.

Halaman Selanjutnya
img_title
5 Negara dengan Gaya Pola Asuh Terbaik, Indonesia Termasuk?