Simak Perbedaan Odading dan Donat, Ini Fakta Menarik yang Jarang Diketahui

Ilustrasi Odading dan Donat
Sumber :
  • Mama Suka / Freepik

LifestyleOdading dan donat merupakan camilan manis yang cukup populer. Keduanya terlihat serupa namun memiliki identitas dan karakteristik yang sangat berbeda.

Rahasia Kulit Glowing ala K-Beauty: 5 Langkah Sederhana yang Bisa Kamu Coba di Rumah

Keduanya sama-sama adonan yang digoreng hingga mengembang, berwarna keemasan, dan kerap menjadi camilan favorit. Di balik kemiripan visual itu, tersimpan cerita, tradisi, dan kekhasan yang membuat keduanya unik dan tak bisa disamakan begitu saja. 

Dari meja sarapan di Bandung hingga kedai kopi modern di New York, odading dan donat sama-sama menyihir lidah dengan pesona renyah di luar dan empuk di dalam. Namun, perjalanan rasa dan sejarah keduanya terpisah jauh. 

Asal-usul dan Sejarah Penamaan

Farm Girl Summer Jadi Tren Baru di Kalangan Gen Z, Ajak Slow Living dan Hidup Hemat Ala Pedesaan

Perbedaan pertama yang paling mencolok terletak pada asal-usul dan penamaannya. Odading adalah jajanan tradisional yang sangat populer di Indonesia, khususnya di Jawa Barat. Namanya sendiri menyimpan anekdot menarik. 

Konon, nama Odading  berasal dari celetukan spontan seorang ibu Belanda, "O, dat ding!" yang berarti "Oh, benda itu!" ketika melihat kue ini. Di berbagai daerah di Indonesia, odading juga dikenal dengan nama lain seperti roti bantal di beberapa wilayah Jawa Barat karena bentuknya yang menyerupai bantal kecil.

6 Inspirasi Nail Art Korea yang Lagi Hits, Tampil Cute dan Stunning

Sementara di Jawa Tengah, odading populer disebut bolang-baling. Penamaan yang beragam ini menunjukkan betapa odading telah menyatu dengan kearifan lokal di berbagai penjuru nusantara.

Sebaliknya, donat memiliki sejarah yang lebih mendunia, berakar dari tradisi kuliner Belanda yang kemudian menyebar dan sangat populer di Amerika Serikat. Nama doughnut dalam bahasa Inggris secara harfiah berarti kacang adonan yang merujuk pada bentuk awalnya yang kecil-kecil menyerupai kacang.

Seiring waktu, donat berevolusi menjadi bentuk bulat dengan lubang di tengah yang kita kenal sekarang. Camilan manis ini bahkan ikon global yang digemari dari kedai pinggir jalan hingga restoran gourmet.

Bentuk dan Tekstur

Perbedaan selanjutnya terletak pada bentuk dan teksturnya. Secara visual, odading umumnya memiliki bentuk yang lebih sederhana, yaitu persegi atau kotak meskipun ada juga yang lonjong atau bulat. Odading tidak memiliki lubang di bagian tengahnya. 

Teksturnya cenderung lebih padat dan kenyal di bagian dalam, dengan permukaan luar yang sedikit renyah atau garing karena digoreng hingga matang. Ketika disobek, odading seringkali memperlihatkan rongga udara yang lebih besar di dalamnya, memberikan sensasi gigitan yang memuaskan.

Sementara itu, donat identik dengan bentuk bulat dengan lubang di bagian tengahnya. Bentuk cincin ini bukan hanya estetika, tetapi juga membantu adonan matang merata saat digoreng. Meskipun ada juga varian donat tanpa lubang seperti bomboloni atau doughnut holes.

Tekstur donat umumnya lebih empuk, fluffy, dan ringan. Hal ini karena adonan donat seringkali diperkaya dengan tambahan seperti mentega, susu, bahkan kentang atau labu, yang berkontribusi pada kelembutan adonan. Rongga udara di dalam donat cenderung lebih halus dan merata.

Bahan Pengembang dan Rasa

Perbedaan mendasar lainnya dapat ditemukan pada bahan pengembang dan profil rasanya. Odading lebih sering menggunakan soda kue atau ragi dengan proses fermentasi yang cenderung menghasilkan adonan lebih padat dan chewy. Rasa odading cenderung netral, gurih, dan sedikit manis, tanpa banyak tambahan topping. 

Kebanyakan odading hanya ditaburi wijen di bagian atas, memberikan sedikit aroma dan tekstur tambahan. Kesederhanaan rasanya inilah yang membuat odading cocok disantap kapan saja, baik sebagai teman minum teh atau kopi.

Di sisi lain, donat hampir selalu menggunakan ragi sebagai agen pengembang utama, dengan proses proofing (pengembangan adonan) untuk mencapai tekstur fluffy yang diinginkan. Rasa donat cenderung manis dan lebih beragam dibandingkan odading. 

Dari gula halus klasik, cokelat meses, glaze gula, hingga topping kekinian seperti matcha, red velvet, atau taburan biskuit, donat menawarkan spektrum rasa yang lebih luas dan variatif, menjadikannya camilan manis yang sangat populer.

Meski sama-sama bersaudara dalam kategori jajanan goreng,  Odading dan donat, memiliki identitas yang sangat berbeda. Odading mewakili kesederhanaan dan kekayaan kuliner tradisional Indonesia yang gurih dan otentik. 

Sementara itu, donat telah menjelma menjadi fenomena global dengan kelembutan tekstur dan keragaman rasa manis yang tak terbatas. Namun, keduanya memiliki tempat istimewa di hati para penikmat kuliner.