Rahasia Membuat Rekan Kerja Culas Kapok dengan Cara Elegan!
- Freepik
Lifestyle – Di dunia kerja, tidak semua orang bermain bersih. Ada rekan yang culas mengambil kredit atas pekerjaan orang lain, memanipulasi fakta, atau bermain licik demi keuntungan pribadi. Tantangan terbesar bukan hanya menghadapi perilaku itu, tapi melakukannya tanpa kehilangan kendali emosi.
Pendekatan yang tepat bisa membuat mereka berhenti mengulang kelicikan dan sekaligus menjaga reputasi profesional Anda. Mari kita bahas bagaimana caranya.
Menghadapi rekan kerja culas dengan amarah cenderung kontraproduktif. Emosi berlebihan sering membuat pesan Anda diabaikan dan malah memberi mereka alasan untuk memutarbalikkan keadaan. Ketenangan justru membuat posisi Anda lebih kuat karena yang berbicara adalah fakta, bukan amarah.
Kunci Pendekatan Profesional
Strategi ini bertumpu pada tiga prinsip:
- Tetap tenang, jangan terpancing.
- Fokus pada perilaku, bukan menyerang karakter.
- Gunakan data dan bukti, bukan gosip atau asumsi.
Pakar etika perilaku organisasi dari Oregon State University, Dr. Keith Leavitt, menekankan pentingnya memisahkan penilaian karakter dari penilaian perilaku.
Dalam wawancaranya dengan Thrive Global, ia mengatakan bahwa meskipun perilaku tidak jujur itu bermasalah, seringkali perilaku tersebut dilakukan untuk membangun hubungan, menyesuaikan diri, atau melindungi martabat diri seseorang.
“Shaming bisa menghalangi perubahan; lebih efektif mengomentari tindakan, bukan karakter individu. Hal paling penting juga berikan kesempatan dan ekspektasi untuk perbaikan—tunjukkan bahwa Anda percaya mereka mampu berubah,” kata dia.
Artinya, pendekatan yang memberi ruang untuk perbaikan jauh lebih efektif dibanding menghukum atau mempermalukan.
Strategi Menghadapi Rekan Kerja Culas Tanpa Emosi
1. Dokumentasi Faktual
Catat semua kejadian secara rinci: tanggal, waktu, apa yang dikatakan/dilakukan, dan dampaknya. Hindari memasukkan opini atau emosi. Dokumentasi ini bisa menjadi “tameng” jika masalah harus dibawa ke HR atau atasan.
2. Bicara Spesifik, Fokus pada Perilaku
Alih-alih berkata: “Kamu orangnya licik,” gunakan pendekatan netral seperti:
“Saya melihat kamu menyampaikan ide yang saya tulis di laporan kemarin tanpa menyebutkan sumbernya. Boleh kita bahas alasannya?”
Kalimat seperti ini meminimalkan defensif dan membuka ruang diskusi.
3. Hindari Mempermalukan di Depan Orang
Mempermalukan orang culas di forum publik mungkin memuaskan ego, tapi justru memicu resistensi dan dendam. Leavitt menekankan: feedback harus depersonalized hanya tentang perilaku.
4. Mirroring Profesional
Tunjukkan standar integritas yang tinggi dalam pekerjaan Anda. Misalnya, ketika membahas proyek, selalu sebutkan kontribusi tim secara terbuka. Lama-lama, mereka akan sadar bahwa integritas itulah yang dihargai oleh lingkungan kerja.
5. Buat Aliansi Etis
Bangun hubungan baik dengan rekan atau atasan yang menjunjung tinggi etika. Kehadiran mata lain akan membuat rekan culas lebih berhati-hati dan mengurangi peluang mereka mengulang perilaku.
6. Tawarkan Kesempatan untuk Memperbaiki
Katakan secara langsung namun sopan bahwa Anda mengharapkan perilaku yang lebih baik, sambil menunjukkan kepercayaan bahwa mereka mampu. Ini membuat mereka sulit mencari alasan untuk terus culas.
7. Gunakan Metode “Gray Rock”
Jika perilaku culas mereka bertujuan memancing emosi atau drama, responsilah dengan datar dan singkat. Taktik ini membuat mereka kehilangan “bahan bakar” untuk manipulasi.
Dari semua strategi di atas, inti yang perlu dipegang adalah:
- Empati Strategis: memahami motif mereka tanpa membenarkannya.
- Bukti dan Komunikasi Objektif: fakta lebih tajam dari emosi.
- Modeling Integrity: menjadi contoh yang konsisten.
- Memberi Ruang untuk Berubah: pendekatan yang membangun, bukan menghancurkan.
Menghadapi rekan kerja culas tanpa emosi memang butuh disiplin diri. Tapi dengan pendekatan yang profesional, Anda tidak hanya melindungi diri, tapi juga menciptakan efek jera yang membuat mereka berpikir dua kali sebelum mengulanginya.
Ingat, kekuatan terbesar bukan pada siapa yang paling keras bersuara, tapi siapa yang paling tenang dan tepat sasaran.