Gestur Saat Bicara Bisa Mengungkap Siapa Kamu Sebenarnya, Ini Penjelasan Ahli Psikologi!
- Freepik
Lifestyle –Pernahkah kamu merasa langsung bisa menilai seseorang hanya dari cara mereka berbicara dan bergerak? Ternyata, gestur saat berbicara bukan hanya pelengkap komunikasi, tapi juga jendela ke kepribadian dan emosi seseorang.
Dari kontak mata hingga postur tubuh, semua punya makna psikologis yang mendalam. Menurut pakar komunikasi nonverbal, Dr. Carol Kinsey Goman, bahasa tubuh berkontribusi besar terhadap bagaimana seseorang dipersepsikan. Dalam bukunya “The Silent Language of Leaders”, ia menekankan bahwa gestur dan ekspresi wajah berbicara lebih cepat dan lebih keras daripada kata-kata.
Bahasa tubuh adalah bagian penting dari komunikasi. Bahkan dalam banyak penelitian, komunikasi nonverbal dipercaya menyumbang hingga 55% dari keseluruhan pesan yang kita sampaikan. Ini berarti apa yang terlihat bisa lebih meyakinkan daripada apa yang terdengar.
Dr. Goman menjelaskan bahwa tubuh kita mencerminkan kondisi psikologis secara tidak sadar. Misalnya, ketika seseorang gugup, mereka mungkin menyilangkan tangan atau menghindari kontak mata gestur yang langsung terbaca oleh lawan bicara, meskipun tidak diucapkan.
Kontak Mata: Percaya Diri atau Menghindar?
Salah satu elemen paling kuat dari komunikasi nonverbal adalah kontak mata. Dalam budaya Barat maupun banyak budaya Asia, kontak mata sering diasosiasikan dengan kejujuran dan kepercayaan diri.
Namun, menurut Dr. Goman, terlalu banyak atau terlalu sedikit kontak mata bisa menjadi sinyal bahaya. Kontak mata yang terlalu intens bisa terasa agresif, sedangkan terlalu sedikit bisa diartikan sebagai tanda ketidaknyamanan atau kurang percaya diri.
Dalam konteks wawancara kerja atau presentasi, orang yang menjaga kontak mata sekitar 60–70% dari waktu bicara dianggap lebih kompeten dan persuasif.
Gerakan Tangan: Ekspresif atau Menutupi Sesuatu?
Gerakan tangan saat berbicara bisa memperkuat pesan verbal, namun juga bisa menunjukkan ketidakkonsistenan. Orang yang gesturnya alami dan sesuai dengan kata-kata yang diucapkan biasanya lebih dipercaya.
Dr. Goman menyebut ini sebagai gesture congruence keselarasan antara ucapan dan gerakan tubuh. “Ketika tangan berbicara seiring dengan kata-kata, otak pendengar lebih mudah memahami dan menerima informasi,” ujarnya.
Sebaliknya, gestur yang tidak wajar, seperti menyentuh wajah terus-menerus, memainkan cincin, atau menggenggam tangan erat, bisa diartikan sebagai tanda stres atau kecemasan.
Postur Tubuh: Pemimpin atau Penurut?
Postur tubuh juga mengirimkan sinyal tentang dominasi, ketenangan, dan keterbukaan. Orang dengan postur tegap, bahu terbuka, dan kepala sejajar cenderung dipersepsikan sebagai pemimpin. Istilah power posing yang dipopulerkan oleh psikolog Amy Cuddy juga didukung oleh Dr. Goman.
Ia menjelaskan bahwa postur tubuh tidak hanya memengaruhi bagaimana orang lain melihat kita, tetapi juga bagaimana kita melihat diri kita sendiri. Misalnya, berdiri dengan dada terbuka dan tangan di pinggang selama dua menit dapat meningkatkan perasaan percaya diri.
Sebaliknya, membungkuk, menyilangkan tangan, atau duduk sambil meringkuk menunjukkan perasaan terancam atau ingin menyembunyikan diri.
Ekspresi Wajah: Yang Tersirat Lebih Kuat dari Yang Tersurat
Ekspresi wajah adalah bahasa emosi yang paling instan. Senyum, anggukan, kerutan alis, semuanya menyampaikan pesan yang kuat.
Bahkan ketika seseorang berusaha menyembunyikan perasaannya, wajah mereka bisa berbohong dalam hitungan detik. Menurut Dr. Goman, ekspresi wajah seringkali menjadi indikator paling awal dari perubahan mood atau reaksi terhadap lawan bicara.
“Wajah bisa memberi tahu kita lebih dulu sebelum mulut berbicara,” jelasnya.
Misalnya, senyum yang asli dikenal sebagai Duchenne smile ditandai dengan kerutan di sudut mata, sementara senyum palsu hanya menggerakkan mulut. Detil kecil ini sering kali menjadi pembeda antara ketulusan dan kepura-puraan.
Gestur yang Harus Diwaspadai
Tidak semua gestur bersifat positif. Beberapa gestur bisa menunjukkan sinyal negatif atau bahkan defensif:
- Menyilangkan tangan atau kaki, tanda perlindungan diri, tidak terbuka
- Mengetuk-ngetuk meja, tanda tidak sabar atau cemas
- Menggaruk kepala atau menyentuh leher, bisa menunjukkan kebingungan atau kebohongan
Dr. Goman mengingatkan bahwa bahasa tubuh bukan hanya tentang melihat apa yang dilakukan seseorang, tetapi juga konteks di baliknya. Satu gerakan tidak cukup untuk menilai, namun pola gestur bisa menunjukkan karakter atau emosi yang berulang.
Apa Kata Kepribadianmu dari Gesturmu?
Gestur juga berkaitan erat dengan kepribadian. Orang yang ekstrover biasanya lebih ekspresif dengan gerakan tangan dan mimik wajah yang kaya. Sebaliknya, introver cenderung hemat gestur, namun tetap bisa menunjukkan ketulusan melalui kontak mata dan postur terbuka.
Psikolog sosial juga menyebut bahwa kejujuran dalam komunikasi nonverbal bukan soal banyaknya gerakan, tetapi konsistensinya. Orang yang tulus akan menunjukkan keselarasan antara kata, nada suara, dan bahasa tubuh.