Lebih dari 1 Juta Orang Indonesia Hidup dengan Epilepsi, Ternyata Bukan Penyakit Ayan

Ilustrasi penderita epilepsi.
Sumber :
  • Freepik.

 

Sering Makan Asin Beneran Bikin “Bodoh”? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Menanggapi tantangan diagnosis epilepsi, dokter Siti mengatakan, pemerintah telah mengambil beberapa langkah seperti membangun lebih banyak fasilitas kesehatan dan pengadaan alat EEG, namun keterbatasan jumlah dokter saraf masih menjadi hambatan utama. 

 

5 Alasan Resistensi Antimikroba Jadi Ancaman Serius, Minum Antibiotik Harus Dihabiskan!

“Karena untuk membaca hasil EEG, tetap dibutuhkan dokter spesialis,” ujarnya.

 

Mengapa Imunisasi Anak Tidak Boleh Ditunda? Fakta yang Wajib Diketahui

Akan tetapi, seiring perkembangan teknologi, hambatan ini mulai terjawab. Perluasan akses terhadap layanan kesehatan spesialistik menjadi semakin memungkinkan, termasuk di wilayah terpencil. Inovasi seperti Point of Care EEG (POC EEG) dapat menjadi solusi strategis, mendekatkan layanan diagnostik neurologis kepada masyarakat. Alat ini bersifat portabel, mudah dioperasikan oleh tenaga medis terlatih di puskesmas atau klinik, serta memungkinkan hasil pemeriksaan dikirim secara digital kepada dokter spesialis saraf di lokasi lain untuk dianalisis. 

 

Halaman Selanjutnya
img_title