Heboh 'Red Uncle' di China Nyamar Jadi Perempuan dan Kencani Ribuan Pria Picu Kekhawatiran Kesehatan Masyarakat
- SCMP
Praktik ini juga memicu kekhawatiran akan penyebaran penyakit menular seksual, keretakan rumah tangga, dan kehancuran reputasi pribadi para pria yang direkam tanpa sepengetahuan mereka.
Bukan Tentang Orientasi Seksual, Tapi Tentang Privasi dan Kejahatan Digital
Penting untuk dicatat bahwa hubungan sesama jenis tidak ilegal di Tiongkok. Namun, menyebarkan foto atau video seksual, apalagi yang diambil di ruang privat tanpa izin, merupakan pelanggaran serius terhadap hukum perlindungan privasi.
Dalam pernyataan resmi, kepolisian Tiongkok mengonfirmasi bahwa tindakan Jiao dapat dijerat dengan pasal pidana, terutama yang berkaitan dengan penyebaran konten seksual dan pelanggaran hak individu.
Menurut hukum pidana Tiongkok, merekam aktivitas seksual tanpa izin dan menyebarkannya bisa dikenai hukuman penjara, denda, atau keduanya. Terlebih lagi, tindakan ini menjadi makin rumit karena sebagian besar pria dalam video kemungkinan besar tidak mengetahui bahwa mereka sedang direkam, apalagi kontennya disebarluaskan.
Netizen Menyebar Wajah Para Korban: Kekhawatiran Bergeser ke Pelanggaran Privasi
Ironisnya, kekhawatiran atas pelanggaran privasi yang dilakukan Jiao justru berkembang menjadi pelanggaran baru. Setelah berita ini meledak, sejumlah akun di media sosial mulai menyebarkan montase foto dari hampir 100 pria yang diduga menjadi korban Jiao. Tujuannya, menurut mereka, agar para perempuan bisa memeriksa apakah pasangan atau suami mereka termasuk di antara pria dalam video.