Mengeal ARDS, Peradangan Paru-Paru Parah yang Bisa Mengancam Nyawa

Ilustrasi masalah pernapasan
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Bayangkan paru-paru kita seperti spons yang lentur dan ringan. Setiap kali kita bernapas, spons ini menyerap oksigen dan mengalirkannya ke seluruh tubuh. Tapi dalam kondisi tertentu, spons ini bisa berubah menjadi berat dan kaku karena dipenuhi cairan. Ini bukan sekadar flu atau sesak biasa, kondisi ini disebut Acute Respiratory Distress Syndrome atau ARDS

Perbandingan 5 Metode Berhenti Merokok, Mana yang Paling Ampuh?

ARDS adalah gangguan serius di paru-paru yang bisa terjadi tiba-tiba dan berkembang sangat cepat. Menurut spesialis paru dan perawatan intensif dari Mayo Clinic, Amerika Serikat, Dr. Gagan Singh, ARDS bukan sekadar infeksi biasa. Ini seperti badai di dalam paru-paru yang mengancam nyawa dalam hitungan jam.

ARDS atau Sindrom Gangguan Napas Akut adalah kondisi ketika paru-paru mengalami peradangan hebat dan terisi cairan, sehingga tidak mampu lagi menyerap oksigen dengan baik. Akibatnya, organ-organ penting seperti jantung, otak, dan ginjal bisa kekurangan oksigen.

Info Harga Tiket Masuk TMII untuk Liburan Akhir Pekan

Beberapa penyebab umum ARDS antara lain:

  • Infeksi berat seperti pneumonia (termasuk akibat COVID-19)
  • Sepsis (infeksi menyebar ke seluruh tubuh)
  • Cedera dada berat
  • Luka bakar luas
  • Keracunan atau transfusi darah besar-besaran

"Paru-paru pada pasien ARDS seperti spons basah penuh lumpur, mustahil oksigen bisa masuk dengan normal," kata Dr. Gagan menjelaskan.

Gejala ARDS: Lebih dari Sekadar Sesak Napas

Kenapa Hari Jumat Selalu Terasa Lebih Bahagia? Ini Penjelasan Psikologinya!

Gejala ARDS bisa muncul dalam beberapa jam atau hari setelah kondisi pencetus (infeksi, trauma, dll). Beberapa tanda yang perlu diwaspadai:

  • Napas cepat dan terasa sangat berat
  • Bibir dan kuku membiru
  • Tidak kuat berbicara karena kehabisan napas
  • Gelisah dan bingung karena kekurangan oksigen
  • Penurunan kesadaran

Biasanya, pasien akan segera menjalani pemeriksaan seperti X-ray dada (paru-paru tampak putih pekat), pemeriksaan gas darah, dan CT-scan untuk memastikan diagnosa. 

Kenapa ARDS Berbahaya?

ARDS bukan sekadar masalah sesak napas. Ketika paru-paru sudah terlalu rusak untuk bekerja sendiri, oksigen tidak bisa sampai ke organ tubuh. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa mengakibatkan kegagalan organ dan bahkan kematian.

Untuk itu, pasien ARDS biasanya dirawat di ruang ICU (Intensive Care Unit) dan dibantu dengan alat bantu pernapasan yang disebut ventilator. Tapi jangan bayangkan ventilator sebagai 'alat terakhir'. Ventilator adalah penjaga kehidupan sementara, yang memberi waktu bagi paru-paru untuk sembuh.

"Tanpa ventilator, pasien ARDS bisa ‘tenggelam’ dalam paru-parunya sendiri. Mesin ini memberi oksigen yang dibutuhkan sambil meringankan kerja paru-paru," kata Dr. Gagan. 

Apa Itu Ventilator dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Ventilator adalah alat medis yang membantu pasien bernapas, terutama saat paru-parunya tidak bisa bekerja dengan optimal. Dalam kasus ARDS, ventilator akan:

  • Memberikan oksigen dengan tekanan tertentu agar bisa masuk ke dalam paru-paru yang meradang
  • Mengeluarkan karbon dioksida dari tubuh
  • Mengontrol kecepatan dan volume napas agar paru-paru tidak kelelahan

Biasanya, pasien akan dipasang selang napas ke dalam tenggorokan (intubasi) dan disambungkan ke ventilator di ruang ICU.

Namun penting diingat, ventilator bukan menyembuhkan ARDS, melainkan memberi dukungan sementara sambil tubuh dan pengobatan bekerja mengatasi akar penyakitnya.

Bagaimana Penanganannya?

1. Bantuan Pernapasan dengan Ventilator

Lantaran paru-paru tidak bisa bekerja maksimal, pasien akan dibantu bernapas dengan ventilator. Alat ini bekerja secara otomatis untuk memastikan oksigen tetap masuk dan menjaga tekanan di paru-paru agar tidak kolaps.

Beberapa teknik yang biasa digunakan:

  • Ventilasi protektif paru (menghindari tekanan berlebih)
  • Posisi tengkurap (proning) untuk memperbaiki distribusi udara
  • Pemberian oksigen murni untuk mendongkrak kadar saturasi

2. Mengatasi Penyebab Utama

Misalnya jika penyebabnya infeksi bakteri, pasien akan diberi antibiotik. Kalau penyebabnya luka atau trauma, maka luka itu akan ditangani secara medis. Tujuan utamanya yakni memberantas penyebab peradangan di paru-paru.

3. Perawatan Intensif di ICU

Pasien ARDS dipantau ketat di ICU oleh tim medis berpengalaman. Segala tekanan dalam tubuh, kadar oksigen, detak jantung, dan respons terhadap pengobatan akan diawasi 24 jam nonstop.

Proses Pemulihan: Tidak Instan, Tapi Bisa

Banyak pasien ARDS yang berhasil pulih, meski prosesnya tidak instan. Setelah kondisi stabil, pasien akan menjalani proses weaning, yaitu pelan-pelan dilepas dari ventilator saat paru-paru sudah cukup kuat bernapas sendiri.

Setelah lepas dari ventilator, pasien mungkin masih butuh:

  • Terapi pernapasan
  • Fisioterapi otot
  • Pemulihan psikis akibat pengalaman di ICU

"Menyelamatkan pasien ARDS bukan hanya tentang alat bantu napas, tapi juga kesabaran dan presisi medis yang tinggi," Dr. Gagan menjelaskan.

Peluang Sembuh dan Risiko Jangka Panjang

Tingkat kesembuhan pasien ARDS bisa mencapai 60–70 persen, tergantung kecepatan penanganan dan kondisi pasien secara umum. Namun, beberapa efek jangka panjang tetap bisa terjadi:

  • Kelelahan berkepanjangan
  • Gangguan kecemasan (PTSD ICU)
  • Jaringan paru yang kaku (fibrosis)

Dengan pemulihan bertahap dan dukungan keluarga, banyak pasien yang bisa kembali menjalani hidup normal.

Segera ke rumah sakit jika kamu atau orang di sekitarmu mengalami sesak napas berat, terutama jika disertai:

  • Bibir kebiruan
  • Tidak kuat bicara atau bergerak
  • Riwayat infeksi berat atau kecelakaan
  • Penurunan kesadaran mendadak

Deteksi dini sangat penting untuk mencegah kondisi menjadi kritis.

ARDS memang kondisi serius, tapi dengan penanganan yang tepat dan bantuan ventilator saat dibutuhkan, peluang untuk sembuh tetap terbuka lebar.

“ARDS adalah badai di paru-paru. Tapi dengan alat medis yang tepat dan tim ICU yang terlatih, badai itu bisa reda,” tutup Dr. Gagan Singh.

Semakin cepat kita mengenali gejalanya, semakin besar pula kemungkinan kita bisa keluar dari badai ini dengan selamat. Berkaitan dengan ventilator, Dräger Indonesia meluncurkan inovasi terbarunya, Savina 300 ID yaitu ventilator buatan Indonesia pada Kamis 19 Juni 2025.

Savina 300 ID adalah ventilator berbasis turbin yang menggunakan teknologi dari Jerman yang dapat memberikan terapi invasif dan non-invasif dalam satu perangkat, bisa digunakan di ruangan ICU, HCU, PICU dan atau bahkan bisa dipindah-pindahkan dengan mudah. Produk ini cocok digunakan di RS yang belum memiliki instalasi sentral gas udara tekan.

Produk ini memiliki beragam fitur dan aplikasi seperti, digunakan untuk pasien dengan berat mulai dari 5kg, memiliki baterai internal dan eksternal, memiliki indikator untuk pengukuran CO2, pilihan bahasa Indonesia untuk memudahkan pengoperasian, layar sentuh yang berwarna dengan interface sesuai standard Dräger secara global sehingga mudah dipelajari dan digunakan oleh tenaga kesehatan. Nantinya, alat ini akan didistribusikan ke rumah sakit tipe A, B, dan C di seluruh Indonesia. Produksi Savina 300 ID dilakukan di PT PHC Indonesia. 

"Semoga produk ini dapat diterima dengan baik dan mendukung layanan kesehatan di Indonesia," kata Managing director  Dräger Indonesia, Ratna Kurniawati.