Kebiasaan Sering Meniup Makanan Panas Bisa Sebabkan Masalah Kesehatan Serius

Ilustrasi makanan panas
Sumber :
  • Freepik

Meniup makanan panas dapat menyebabkan reaksi kimia antara karbon dioksida dari napas dan uap air dari makanan, menghasilkan asam karbonat. Konsumsi senyawa ini dapat mengganggu keseimbangan pH tubuh, berpotensi menyebabkan asidosis. Meskipun efek ini jarang terjadi, penting untuk menyadari potensi dampaknya.

Risiko Penyakit Menular

Menabung untuk Dana Darurat Keluarga? Ini Target Idealnya dan Cara Mencapainya

Meniup makanan dapat meningkatkan risiko penularan penyakit seperti flu, hepatitis, dan TBC. Penting untuk menghindari kebiasaan ini, terutama saat menyuapi anak atau orang lain. Penyakit menular dapat menyebar melalui droplet pernapasan, dan meniup makanan dapat menjadi salah satu cara penyebarannya.

Risiko Menyebarkan Karbon Dioksida ke Makanan

Saat meniup makanan, kita bukan hanya menghembuskan udara biasa, tetapi juga mengeluarkan karbon dioksida, air liur mikro dan uap panas dari paru-paru. Meski bukan zat beracun, karbon dioksida dalam jumlah kecil bisa bereaksi dengan cairan makanan tertentu dan menghasilkan asam karbonat. Asam karbonat adalah senyawa asam ringan yang bisa mengubah rasa dan pH makanan terutama yang bersifat netral atau basa. Efek ini memang tidak berbahaya secara langsung dalam sekali dua kali meniup. Namun dalam jangka panjang, jika dilakukan berulang dan dalam konteks makanan yang disimpan bisa menurunkan kualitas makanan.

Meniup Makanan Panas dalam Wadah Tertutup Bisa Berbahaya

4 Larangan Saat Wisata ke Baduy, Ini Resikonya Jika Dilanggar

Sering tanpa sadari kita meniup makanan panas dalam wadah seperti termos makanan atau lunch box dengan penutup sempit. Saat udara lembap dari mulut kita bertemu dengan makanan panas di ruang tertutup bisa terjadi kondensasi yang mempercepat pertumbuhan bakteri anaeron. Bakteri jenis ini tumbuh di lingkungan tanpa oksigen dan bisa merusak makanan atau menyebabkan gangguan pencernaan.

Halaman Selanjutnya
img_title