6 Alasan Pinjaman Bank Ditolak Walaupun Punya Gaji Besar

Ilustrasi rekening bank
Sumber :
  • Istimewa

Lifestyle Gaji tinggi tidak selalu memudahkan dalam mengajukan pinjaman ke bank. Tidak sedikit nasabah dengan penghasilan besar justru mendapati pengajuan kreditnya ditolak. 

7 Pekerjaan Paling Membosankan di Dunia Ini Ternyata Bergaji Tinggi, Mau Coba?

 

Lembaga keuangan, seperti bank, tidak hanya menilai jumlah gaji bulanan saat nasabah melakukan pengajuan pinjaman. Ada berbagai faktor lain yang dipertimbangkan, mulai dari riwayat kredit hingga pola pengeluaran.

Tidur Dibayar Ratusan Juta, 6 Kerja Rebahan Ini Ternyata Benar-Benar Ada!

Indikator tersebut bertujuan guna memastikan calon debitur benar-benar mampu membayar kewajiban secara konsisten tanpa menimbulkan risiko gagal bayar. Oleh karena itu, memahami alasan penolakan pinjaman menjadi penting agar Anda bisa memperbaiki kondisi finansial dan meningkatkan peluang persetujuan di masa mendatang.

Berikut beberapa alasan pengajuan pinjaman ditolak bank meskipun punya gaji tinggi. 

Mau Ambil KPR? Pastikan Anda Pertimbangkan 7 Hal Ini

1. Riwayat Kredit Buruk

 

Salah satu alasan utama penolakan pinjaman adalah catatan kredit yang buruk. Bank biasanya memeriksa melalui Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK OJK) untuk melihat riwayat pinjaman sebelumnya. Jika Anda pernah menunggak cicilan kartu kredit, telat membayar angsuran, atau memiliki pinjaman macet, skor kredit otomatis rendah.

 

Meskipun gaji Anda besar, bank tetap menilai riwayat pembayaran sebagai tolok ukur kedisiplinan finansial. Penghasilan tinggi tidak akan ada artinya bila dianggap berisiko tidak disiplin membayar cicilan.

2. Rasio Utang Terlalu Tinggi

 

Bank juga menghitung Debt to Income Ratio (DTI) atau rasio utang terhadap penghasilan. Idealnya, cicilan total tidak boleh melebihi 30–40 persen dari gaji bulanan. Jika Anda sudah memiliki banyak cicilan, misalnya kredit mobil, kartu kredit, atau cicilan rumah, maka pinjaman baru berpotensi ditolak.

 

Hal ini karena bank melihat beban finansial Anda sudah terlalu berat. Besar gaji memang menambah kapasitas, tetapi jika sebagian besar sudah terpotong untuk cicilan lain, kemampuan bayar pinjaman baru menjadi diragukan.

 

3. Dokumen Tidak Lengkap atau Bermasalah

 

Kesalahan administratif sering dianggap sepele, padahal bisa menjadi penyebab utama ditolaknya pinjaman. Bank membutuhkan dokumen resmi seperti slip gaji, rekening koran, NPWP, hingga KTP yang valid. Jika ada dokumen yang tidak lengkap, salah, atau terindikasi tidak sah, bank tidak akan melanjutkan proses pengajuan.

 

Dokumen yang lengkap dan akurat menunjukkan keseriusan Anda dalam memenuhi syarat. Sebaliknya, kelalaian dalam melengkapi persyaratan bisa mengurangi kepercayaan bank terhadap Anda sebagai calon debitur.

 

4. Pekerjaan atau Penghasilan Tidak Stabil

 

Meskipun gaji Anda besar, stabilitas pekerjaan juga menjadi pertimbangan penting. Nasabah dengan status kontrak jangka pendek, sering berpindah pekerjaan, atau memiliki usaha tanpa laporan keuangan jelas bisa dianggap berisiko.

 

Bank cenderung lebih percaya kepada karyawan tetap dengan penghasilan konsisten. Tujuannya untuk memastikan adanya aliran dana tetap yang bisa digunakan membayar cicilan dalam jangka panjang.

 

5. Tujuan Pinjaman Tidak Jelas

 

Bank ingin tahu untuk apa pinjaman digunakan. Jika tujuan pinjaman tidak dijelaskan dengan baik, atau terlihat tidak produktif seperti hanya untuk konsumsi mewah tanpa perencanaan, bank bisa menolak pengajuan.

 

Pinjaman dengan tujuan produktif seperti membeli rumah, modal usaha, atau biaya pendidikan lebih mudah disetujui. Sebaliknya, jika tujuan tidak jelas, bank akan menilai pinjaman tersebut berisiko tinggi.

 

6. Skor Kredit Rendah Karena Aktivitas Finansial Lain

 

Tidak hanya pinjaman bermasalah, aktivitas keuangan lain juga memengaruhi skor kredit. Misalnya, sering melakukan penarikan tunai kartu kredit, terlalu banyak mengajukan pinjaman ke berbagai bank, atau sering menutup dan membuka rekening baru. Semua aktivitas ini bisa menurunkan skor kredit Anda.

 

Bank akan menilai kebiasaan tersebut sebagai tanda kurang stabil dalam mengelola keuangan. Akibatnya, meski gaji besar, Anda tetap dianggap calon debitur berisiko.

Memiliki gaji besar bukan jaminan mutlak bahwa pinjaman bank akan disetujui. Penolakan pinjaman bukan berarti jalan buntu, melainkan sinyal untuk memperbaiki kondisi finansial agar lebih sehat. Dengan mengelola keuangan secara disiplin dan transparan, peluang persetujuan pinjaman di masa depan akan jauh lebih besar.