5 Tanda Kamu Terjebak dalam Financial Abuse, Jangan Sampai Keuangan Dikendalikan Orang Lain!

Ilustrasi stres finansial
Sumber :
  • Freepik

LifestyleKekerasan tidak hanya berbentuk fisik atau verbal saja. Ada satu bentuk kontrol berbahaya yang sering tidak disadari adalah financial abuse.

Bukan Sekadar Tren! Gaya Hidup Zero Waste Bisa Bikin Dompet Tebal, Kok Bisa?

Jenis kekerasan ini membuat seseorang kehilangan kendali atas keuangan mereka, baik melalui pasangan, keluarga, maupun orang terdekat. Meski tidak meninggalkan luka yang terlihat, dampaknya bisa sangat serius yang berujung pada kesulitan ekonomi hingga hilangnya kemandirian.

 

Tips Membangun Sumber Pendapatan Alternatif di Tengah Tren Penurunan Pendanaan Filantropi

Financial abuse biasanya terjadi secara halus dan bertahap. Pelaku sering menggunakan alasan "melindungi" atau "membantu mengatur" keuangan korban, padahal sebenarnya mereka ingin menguasai akses dan pengendalian.

Kondisi ini bisa membuat korban sulit keluar dari hubungan toksik karena merasa tidak memiliki kebebasan finansial. Agar lebih waspada, berikut lima tanda jelas Anda mungkin sudah terjebak dalam financial abuse.

Menabung Lebih Efektif dengan Reverse Budgeting, Apa Itu?

 

1. Tidak Diberi Akses ke Uang Sendiri

 

Salah satu tanda paling umum adalah ketika Anda tidak bisa mengakses uang hasil kerja keras sendiri. Misalnya, gaji ditransfer ke rekening pasangan tanpa izin Anda atau kartu ATM selalu dipegang pihak lain. Situasi ini membuat Anda harus meminta izin untuk menggunakan uang, bahkan untuk kebutuhan pribadi sekalipun. Jika hal ini terjadi, kendali finansial sepenuhnya ada di tangan orang lain, bukan Anda.

 

2. Setiap Pengeluaran Selalu Diawasi dan Dikritik

 

Wajar jika pasangan saling berdiskusi soal keuangan, tetapi jika setiap pengeluaran Anda diperiksa dengan detail hingga dikritik berlebihan, itu bisa jadi tanda financial abuse. Korban sering merasa takut menggunakan uang karena khawatir disalahkan. Kebebasan dalam mengatur pengeluaran pribadi seharusnya menjadi hak setiap orang, bukan sesuatu yang selalu diawasi dengan kontrol ketat.

 

3. Dilarang Bekerja atau Mencari Penghasilan Sendiri

 

Financial abuse juga sering muncul dalam bentuk larangan untuk bekerja atau mencari penghasilan. Pelaku biasanya beralasan agar korban fokus pada rumah tangga atau tidak "terlalu sibuk". Padahal, ini adalah strategi untuk membuat korban bergantung sepenuhnya secara finansial. Dengan tidak memiliki penghasilan, korban menjadi sulit keluar dari hubungan yang merugikan.

 

4. Selalu Dibebankan Utang Tanpa Persetujuan

 

Jika Anda sering mendapati diri terjerat utang atas nama pribadi tanpa pernah diberi tahu atau dimintai persetujuan, itu juga bagian dari financial abuse. Pelaku mungkin menggunakan data Anda untuk mengajukan pinjaman atau kartu kredit, lalu meninggalkan beban pembayaran kepada Anda. Kondisi ini bukan hanya merugikan secara finansial, tetapi juga bisa merusak reputasi dan skor kredit.

 

5. Diberi Uang dalam Jumlah Sangat Terbatas

 

Tanda lainnya adalah ketika Anda hanya diberi uang dalam jumlah kecil yang bahkan tidak cukup untuk kebutuhan dasar. Korban dipaksa mengatur segala sesuatu dengan dana terbatas, sementara pelaku memegang kendali penuh atas keuangan yang sebenarnya lebih besar. Dengan cara ini, korban dibuat selalu merasa bergantung dan tidak berdaya.

Financial abuse adalah bentuk kekerasan yang sering diabaikan, tetapi dampaknya bisa sangat menghancurkan. Jika Anda merasa mengalami salah satu dari tanda-tanda di atas, penting untuk menyadari bahwa situasi tersebut tidak sehat.

Mengambil langkah untuk kembali menguasai keuangan, mencari dukungan dari orang terpercaya, atau berkonsultasi dengan pihak profesional bisa menjadi jalan keluar. Ingat, memiliki kendali atas keuangan sendiri adalah hak dasar setiap individu. Jangan biarkan siapapun mengambilnya dari Anda.