9 Red Flag Pelamar Kerja Membuat HRD Langsung Ilfil, Jangan Lakukan!
- Freepik
Lifestyle – Melamar pekerjaan bukan hanya soal CV atau portofolio yang bagus, tetapi juga bagaimana cara seorang kandidat menunjukkan diri saat wawancara. Di momen inilah perusahaan benar-benar menilai apakah seseorang layak dipercaya, punya sikap profesional, dan mampu bekerja dalam tim.
Tidak jarang, keputusan diterima atau tidaknya seorang pelamar bisa ditentukan hanya dari kesan beberapa menit pertama. Sayangnya, pelamar kerja tanpa sadar menunjukkan tanda-tanda negatif (redflag) saat interview.
Bagi HRD atau atasan yang sudah berpengalaman, sejumlah sinyal yang diberikan menjadi alasan besar untuk menolak calon kandidat tersebut. Mengutip dari The Daily Overview, berikut sembilan red flags saat wawancara kerja yang sebaiknya dihindari agar peluangmu tetap terbuka lebar.
1. Datang Tanpa Persiapan
Pelamar yang terlihat tidak tahu produk utama perusahaan, visi misi, atau bagaimana keterampilannya bisa berkontribusi biasanya langsung meninggalkan kesan buruk. Minim persiapan memberi gambaran bahwa kandidat tidak serius dan bisa mengulang pola serupa saat diberi tanggung jawab.
2. Sikap Negatif
Seorang kandidat yang lebih banyak mengeluh tentang pekerjaan lama, menyoroti sisi buruk industri, atau menunjukkan pesimisme, sering kali dianggap tidak sehat untuk budaya kerja. Perusahaan lebih mencari individu yang mampu memberi energi positif dan solusi, bukan sekadar menambah masalah.
3. Riwayat Karier yang Tidak Konsisten
Loncat pekerjaan dalam waktu singkat atau ada celah panjang tanpa penjelasan bisa menimbulkan kecurigaan. Meski ada alasan yang sah, kandidat sebaiknya bisa memaparkan bagaimana pengalaman itu tetap memberi nilai tambah. Jika tidak, kesannya justru terlihat tidak berkomitmen.
4. Terlalu Fokus pada Gaji
Menanyakan kompensasi tentu wajar, tetapi bila sejak awal obrolan hanya menyinggung gaji, tunjangan, dan bonus, kesannya kandidat lebih peduli pada uang ketimbang tanggung jawab pekerjaan. Perusahaan lebih menghargai kandidat yang menyeimbangkan antara minat terhadap peran dan penghargaan finansial.
5. Komunikasi yang Buruk
Kandidat yang bertele-tele, sulit menjawab pertanyaan dengan jelas, atau memakai istilah teknis berlebihan justru menunjukkan kelemahan dalam komunikasi. Padahal kemampuan menyampaikan ide dengan lugas sangat penting untuk bekerja sama dalam tim maupun menghadapi klien.
6. Jawaban yang Kabur dan Menghindar
Ketika diminta menceritakan pengalaman spesifik, kandidat seharusnya mampu memberi contoh nyata. Jawaban yang terlalu umum atau menghindar sering dianggap tanda bahwa ia kurang pengalaman atau berusaha menutupi sesuatu. Transparansi adalah kunci kepercayaan.
7. Tidak Menunjukkan Antusiasme
Wawancara bukan hanya soal kemampuan, tetapi juga semangat. Kandidat yang terlihat datar, tidak tertarik, atau sekadar formalitas sering kali membuat pewawancara ragu. Sebaliknya, antusiasme menunjukkan motivasi dan keinginan besar untuk berkembang.
8. Menjelekkan Atasan atau Perusahaan Lama
Meskipun pengalaman kerja sebelumnya tidak selalu menyenangkan, mengumbar hal negatif tentang atasan atau rekan kerja adalah sinyal buruk. Perusahaan akan menilai kandidat sebagai pribadi yang kurang profesional dan berpotensi menimbulkan masalah serupa di tempat baru.
9. Pertanyaan yang Tidak Tepat
Mengajukan pertanyaan di akhir wawancara memang dianjurkan, tetapi topik yang terlalu pribadi atau langsung membicarakan fasilitas tanpa memahami peran bisa menurunkan poin. Pertanyaan yang cerdas justru menunjukkan ketertarikan mendalam dan kesiapan bergabung.
Wawancara kerja sejatinya adalah panggung untuk menunjukkan kualitas terbaik diri. Sayangnya, banyak pelamar tanpa sadar memperlihatkan sinyal negatif yang bisa langsung terbaca oleh HRD. Agar peluang diterima lebih besar, pastikan Anda tampil dengan energi positif, jawaban yang jelas, serta antusiasme tinggi terhadap posisi yang dilamar.