Dari Dapur Rumahan ke Panggung Dunia: Kisah Sukses Lina Marlina Bawa Manisan Terong Ungu Go Internasional

Ilustrasi Terong
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Dari dapur sederhana di sebuah rumah di Indonesia, lahirlah camilan manis yang kini melangkah menuju pasar internasional. Lina Marlina, seorang ibu rumah tangga sekaligus pengusaha binaan PT Permodalan Nasional Madani (PNM), sukses memperkenalkan manisan terong ungu ke ajang Malaysia International Halal Showcase (MIHAS) 2025.

Dorong UMKM Terapkan Kewirausahaan Sosial, Arsjad Rasjid: Pengusaha Harus BAIK

MIHAS 2025 mempertemukan ribuan pelaku usaha halal dari berbagai belahan dunia dengan investor, distributor, hingga konsumen global. Di tengah riuhnya pameran, manisan terong ungu tampil sebagai produk unik yang mencuri perhatian.

Bagi Lina, perjalanan ini tidaklah singkat. Berawal dari kreativitas memanfaatkan hasil panen terong ungu di sekitar rumahnya, ia mencoba mengolahnya menjadi manisan dengan rasa khas yang jarang ditemui. Perlahan, produknya mulai dikenal oleh tetangga dan masyarakat sekitar. Dukungan PNM melalui program Mekaar kemudian menjadi titik balik. 

Bisakah Pendidikan Internasional Berkualitas Tinggi Harganya Lebih Terjangkau di Indonesia?

Tidak hanya membantu dari sisi permodalan, Lina juga mendapatkan pelatihan, pendampingan, hingga fasilitasi sertifikasi halal. Partisipasi Lina di MIHAS 2025 merupakan bentuk dukungan dari PNM untuk memperkenalkan makanan unik khas Indonesia ke luar negeri sekaligus studi banding bagi Lina.

“Senang sekali ini pertama kalinya saya ke luar negeri diajak PNM dan bisa memperkenalkan produk buatan saya. Kesempatan ini juga membuat saya belajar dari pengusaha UMKM negara lain yang bagus-bagus,” ujar Lina dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 18 September 2025.

3 Modal Bisnis yang Bikin UMKM Naik Kelas

Partisipasi Lina di pameran halal terbesar dunia yang berlangsung di Kuala Lumpur menjadi bukti bahwa produk ultra mikro tidak lagi sekadar berputar di pasar lokal. Dengan dukungan korporasi, seperti PNM, makanan tradisional bisa naik kelas hingga etalase global.

Sekretaris Perusahaan PNM, L. Dodot Patria Ary, menegaskan bahwa langkah membawa nasabah ultra mikro ke kancah internasional bukan sekadar seremonial. Ia menegaskan, optimisme perusahaan bahwa produk halal Indonesia memiliki potensi besar untuk mendunia.

“Melalui program pemberdayaan dan pendampingan, kami ingin memastikan nasabah PNM Mekaar dapat bersaing di pasar global. Apalagi 74 persen pembiayaan PNM sudah berbasis syariah, sehingga ini selaras dengan ekosistem halal yang kami bangun,” jelas Dodot.

 

Lina Marlina Pengusaha Manisan Terong Ungu

Photo :
  • -

 

Kehadiran Lina di MIHAS 2025 bukan hanya soal produk, melainkan simbol transformasi. Dari usaha kecil di dapur rumah, kini karyanya melangkah ke panggung internasional. Lebih dari itu, cerita Lina menjadi inspirasi bagi ribuan pelaku usaha ultra mikro lain bahwa keterbatasan bukan halangan untuk bermimpi besar.

PNM melalui program #PNMuntukUMKM dan #PNMPemberdayaanUMKM berkomitmen terus mendukung perjalanan ini. Ajang MIHAS 2025 pun menjadi bukti nyata bagaimana sinergi antara pendampingan, pembiayaan, dan peluang pasar dapat melahirkan kisah sukses yang membanggakan.

Bagi Lina, mimpi belum selesai. Ia berharap manisan terong ungu bisa benar-benar menjadi oleh-oleh khas yang dikenal luas, bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di mancanegara.

“Saya ingin produk ini bisa lebih berkembang dan diterima banyak orang. Semoga bisa jadi jalan rezeki untuk keluarga dan membuka lapangan kerja bagi orang lain,” ungkapnya penuh harap.

Kisah Lina Marlina adalah cermin bagaimana usaha ultra mikro mampu naik kelas. Dari dapur sederhana menuju panggung dunia, dari camilan rumahan menjadi ikon kebanggaan halal Indonesia. Sebuah langkah kecil yang membuka jalan besar bagi produk lokal untuk mendunia.