Profesi Petani Kembali Diminati di 2025, Kok Bisa? Ini 7 Alasannya

Ilustrasi petani muda
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan urbanisasi, banyak orang mungkin berpikir bahwa profesi petani akan semakin ditinggalkan. Namun kenyataannya, di tahun 2025 sektor pertanian justru kembali mendapat sorotan. 

Siapa Sangka, 13 Profesi Kuno Ini Justru Bakal Dicari Banyak Orang di 2030

 

Perubahan iklim, krisis pangan, dan meningkatnya kesadaran akan pentingnya ketahanan pangan membuat profesi ini naik daun. Berbagai laporan internasional menegaskan bahwa dunia sangat membutuhkan generasi baru petani, bukan hanya untuk memastikan pasokan pangan yang stabil, tetapi juga untuk menggerakkan ekonomi hijau yang berkelanjutan.

Kripto vs Investasi Hijau, Mana yang Lebih Cuan?

 

Tidak hanya sebatas bercocok tanam tradisional, profesi petani kini bertransformasi. Kehadiran teknologi pertanian modern, seperti Internet of Things (IoT), pertanian vertikal, hingga praktik pertanian regeneratif, membuka peluang besar bagi generasi muda untuk terjun ke dunia ini. 

Investasi Hijau Bisa Jadi Jalan Kaya Masa Depan? Begini Faktanya!

 

Organisasi internasional seperti World Economic Forum (WEF) bahkan mencatat bahwa profesi pekerja pertanian termasuk yang diproyeksikan tumbuh pesat hingga 2030. Laporan OECD–FAO Agricultural Outlook 2025–2034 juga menyebutkan bahwa sektor ini semakin strategis, seiring meningkatnya permintaan komoditas pangan dan pergeseran ke arah metode produksi yang ramah lingkungan.

 

Berikut adalah sejumlah alasan mengapa profesi petani menjadi primadona, sebagaimana dirangkum dari Agriculture Dive, Minggu, 14 September 2025.

 

1. Permintaan Pangan Global Terus Meningkat

 

Pertumbuhan populasi dunia dan gaya hidup yang semakin beragam membuat kebutuhan pangan meningkat drastis. Hal ini secara langsung berdampak pada permintaan tenaga kerja di sektor pertanian. Data internasional menunjukkan jutaan lapangan kerja baru di bidang pertanian diproyeksikan terbuka hingga akhir dekade ini.

 

2. Transformasi Teknologi Pertanian

 

Pertanian tidak lagi identik dengan pekerjaan berat di sawah. Kini, teknologi modern seperti sensor pintar, drone pemantau tanaman, hingga kecerdasan buatan digunakan untuk meningkatkan produktivitas. Kehadiran agri-tech menjadikan profesi petani lebih menarik bagi generasi muda yang akrab dengan teknologi.

 

3. Pertanian Berkelanjutan Jadi Tren Global

 

Kesadaran akan pentingnya lingkungan membuat praktik pertanian regeneratif dan berkelanjutan semakin diminati. Metode ini tidak hanya menjaga kesuburan tanah, tetapi juga mendukung pengurangan emisi karbon. Petani yang mampu mengadopsi sistem ini memiliki nilai tambah di mata konsumen maupun pasar internasional.

 

4. Dukungan dari Lembaga Internasional dan Pemerintah

 

Laporan OECD dan FAO menyoroti bagaimana kebijakan pangan dunia mulai mengarahkan lebih banyak investasi ke sektor pertanian. Subsidi, pelatihan, hingga pendanaan startup agri-tech semakin digencarkan untuk menarik minat generasi baru menjadi petani.

 

5. Kekurangan Tenaga Kerja Pertanian di Banyak Negara

 

Fakta menarik lain adalah banyak negara maju, seperti Inggris dan Amerika Serikat, justru mengalami kekurangan tenaga kerja pertanian. Hal ini membuka peluang besar bagi siapa saja yang bersedia menekuni profesi ini. Dengan semakin menua usia petani konvensional, kebutuhan akan petani baru menjadi semakin mendesak.

 

6. Potensi Ekonomi yang Menggiurkan

 

Menjadi petani kini bukan hanya soal menanam padi atau jagung. Dengan adanya diversifikasi usaha, mulai dari agritourism, urban farming, hingga rantai pasok digital, potensi ekonomi dari profesi ini semakin luas. Tidak heran jika sektor pertanian kini dilihat sebagai peluang bisnis yang menjanjikan.

 

7. Perubahan Paradigma Generasi Muda

 

Generasi muda yang dulu enggan terjun ke sektor pertanian kini mulai melihatnya sebagai profesi bergengsi. Dengan dukungan teknologi dan peluang inovasi, banyak anak muda tertarik membangun usaha pertanian modern yang bisa bersaing di kancah global.

 

Melihat tren tersebut, jelas bahwa profesi petani bukan lagi pekerjaan yang dianggap ketinggalan zaman. Justru, di 2025 petani berada di garis depan dalam menjawab tantangan krisis pangan global dan perubahan iklim.